Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Reflektif di Akhir Pekan

  Semalam saat hendak tidur, saya berencana bangun lebih siang.  Betul saja, mata baru benar-benar melek sekitar jam 10 lewat. Seperti biasa, sebelum melakukan aktivitas berat, saya minum segelas air dan merebus sayuran kesukaan saya untuk dimakan saat sarapan. Sambil sesekali mengecek ponsel untuk membaca 1 chapter manga Bleach. Baru satu minggu ini saya mulai lagi mengurangi konsumsi karbohidrat. Sejak wfh, gerak fisik pun terbatas, jadi tidak heran kalau berat badan pun naik beberapa kilo. Berbekal jargon 'aku menyayangi tubuhku' saya tidak begitu memedulikan perubahan fisik pada tubuh karena yang menjadi prioritas saya adalah pekerjaan.  Sebetulnya beberapa kali saya sempat mencoba untuk mengonsumsi makanan lebih sehat dan olahraga teratur, hanya saja saya kesulitan mengatur ritmenya bersama rutinitas harian saya, dimulai dari jam kerja dan jam tidur yang berubah. Dapat dikatakan hidup saya jauh dari kata teratur. Lalu saya harus mulai dari mana? Ok, jawabannya mulail...

2020, Terima Kasih

 Covid19 mengajarkan banyak hal, setidaknya kepada saya. Bukan hanya mengajarkan untuk lebih sadar pentingnya kesehatan dan kebersihan, tapi juga mengajarkan untuk berdamai dengan diri sendiri, dengan orang-orang terdekat, dengan masyarakat dalam komunitas, dan dengan sistem-sistem baru seperti PSBB yang memaksa kegiatan di luar menjadi terbatas.  Di tengah-tengah situasi ini, saya diingatkan dengan berbagai kebetulan, bahwa dalam kondisi yang sulit pun, saya dituntut untuk terus aktif belajar, bukan hanya untuk mengembangkan kemampuan baru atau memperbaiki hal-hal yang telah saya lakukan, tapi juga dituntut untuk menyadari bahwa saya masih punya banyak kekurangan, saya tidak lebih seorang medioker yang menganggap diri saya seorang ahli, padahal belum. Dibutuhkan jam terbang yang banyak, belajar lebih keras, komitmen dan dedikasi yang tinggi pada bidang yang saya tekuni. Terutama karena sejak SMA, saya sudah mengantongi izin dari orang tua untuk bersekolah di luar kota. Mening...

The Uncertainty

When we're upset, disappointed, and in troublesome as well, we came to think that God has a bigger plan than what we'd planned, God is creating a surprise, and firmly we kept reassuring ourselves that this too shall pass.  What if the plot twists? What if this misery is merely the best thing since sliced bread to begin something new and unpredictable? What if this sorrow and this darkness indicate a genesis, a harmony of a big explosion and we mistake it for a destruction? If God is preparing a gift with the most beautiful wrapped paper, more or less, let's think otherwise. What if this happiness is just a figment of our imagination, another great unhappiness? Everything seems uncertain, and the uncertainty is the only certainty that shall never quit to rise.

Tanyakan Pada Dirimu

Apa yang ingin kau pugar, tapi tidak meninggalkan ciri khas sebelumnya, sehingga ketika kau menoleh, kau masih bisa merasakan hangatnya, bahwa memori indah telah merangkulmu, menjadikanmu manusia penuh ambisi, tapi senantiasa bersuka cita dengan berbagai kegagalan dan keberhasilan yang tidak seberapa? Apa yang ingin kau kenakan, ketika musim hujan mengguyur basah halte-halte bus, sedikit memaksa pengendara roda dua yang bersikeras menerobos jarak pandang yang pendek untuk minggir, bahkan kekasihmu, yang menjadi sedikit mencemaskan kepulanganmu? Apa yang akan kau masak di dini hari, ketika kompor tidak menyala, api menghianatimu, kabel tabung gas tersumbat, tak ada panas, sayuran mentah, bumbu kuning belum juga tertumis, minyak pun tak mendidih, amarahmu lesu dan mendingin? Dimana kau hendak tidur menghabiskan malam yang kejam selepas pukul satu, sedangkan rumah makin sulit membuka pintunya bahkan bagimu yang bukan orang asing, atau ketika definisi rumah, tetaplah rumah meski di sana ke...

November

 It's nearly 11 pm and I still cannot function well. Not to get people's attention, I'm going to say when I get mad with someone, I rarely will feel better soon in a blink of an eye. It takes me like hours, even days, to calm myself down. Getting upset and angry at the same time is valid, and we're all allowed to express it no matter what. I have some tasks that needs to be done today before running for office tomorrow morning. As you know, I keep doing nothing, sitting in front of my laptop and trying my hardest to buckle down. It's a nightmare, I don't even manage to complete all of them. All I want to do is create the mess, let myself punch the wall thousands times, scream as loud as I can, cry like a baby. That's it! Is it ok my fellow friends to let myself sink in the deep blue sea and never come back? I second the notion everybody is beyond my control, but will they ever be all ears?!  When I get mad, I feel like I turn invincible, the minority that th...

Well-spent Sunday

The not-so-sunny-day it was, a well-spent Sunday it was. Bukan karena saya dan Omchef menghabiskan hari Minggu di tempat yang fancy. Saya bersyukur sebab masih dapat menikmati rutinitas yang padat bersama dengan Omchef. Selain sama-sama menyiapkan hal-hal yang akan dikerjakan besok, kami menyempatkan diri untuk sejenak menyusuri beberapa sudut di sekitar tempat tinggal kami. Meskipun cuaca kadang panas dan kadang mendung, kami tetap lanjut jalan.  Di sepanjang perjalanan, Omchef membalada riang, dan sebagai pendengar yang baik, saya tak henti-hentinya cekikikan mendengar lirik lagu itu. Kemudian beberapa menit setelah semua pekerjaan selesai, saya putuskan untuk menonton film yang rilis di tahun 70'an, sambil ditemani Omchef. Tidak lama, kami teringat menyimpan alpukat di kulkas dan memutuskan membuat jus alpukat dengan menambahkan es, susu full cream vanilla, dan sirup gula, kemudian di-blend. Bagi saya, rasanya tentu enak. Tak jarang saya berseloroh, bahwa di tangan Omchef, bahka...

The Simplest Things

The very simple me time I can get nowadays is having an eight solid hours of sleeping without the sleeping pills. I should also underline that before going to bed, I'll make sure I'm mentally well, without burdens stuck on my shoulders. I should always bathe my body with lukewarm waters to let shits away. Amen, have a nice dream you all!

Tanda Tanya

Kapan terakhir kali kamu ingat untuk mengapresiasi pasanganmu untuk tidak berisik saat kamu sedang bekerja, alih-alih hanya menegurnya seperti seorang anak kecil yang nampak bodoh di hadapan seorang individu yang merasa punya kapasitas untuk mengatur dan membuat anak itu menuruti keinginanmu, tanpa diberi kesempatan untuk berkomunikasi secara sehat? 

Malheureusement

I do believe it is unpleasant to treat others bad, and will be troublesome to deal with someone with difficult personality as well. Rather than just let ourselves consumed by anger and the 'urge of killing somebody', we better contemplate and do self reflection. Are we really that worth to be treated like a doormat? If so, what is the reason behind the event? Should we move a step back or stay away from someone who did this to us, or maybe try to comprehend his/ her situation in which he/she might be exhausted by the daily routine. And we never know this person might has a hard time as well before. I may look terribly sad today, but I shall not play victim and blame others to be responsible for my bad luck. 

Grinned From Ear to Ear

Hari ini sama seperti kemarin, hujan deras tanpa henti sampai malam. Saya bertandang ke rumah Omchef, sambil menyiapkan persiapan untuk tes di Rabu dan Kamis siang. Lumayan degdegan, bukan karena persiapan saya kurang matang, melainkan terlalu banyak pikiran aneh yang berloncatan dari kepala.  Sambil menyusun rencana menu baru, saya dan Omchef terpikir untuk membuka gerai makanan baru secara online. Berbekal konsep PSBB dan harga yang masuk akal, kami mencoba mengukur kelebihan dan kekurangannya. Ternyata tidak gampang dan tidak sulit untuk menentukan konsep seperti apa menu yang akan kami pasarkan, lalu juga mengenai persiapan untuk membeli bahan-bahan mentah yang segar di pasar, serta mencocokkan jadwal antara saya dan Omchef. Sehingga setelah resmi dibuka nanti, hal-hal yang terjadi di luar dugaan dapat diminimalisir. Ah tadi saat menyiapkan hal-hal untuk tes besok, saya minta Omchef main keyboard. Tidak ada alasan khusus, tapi bukankah akan menjadi sesuatu yang romantis kalau d...

Mucho

 Ay, semoga kita tetap bergandeng tangan, berpelukan erat, saling merindu, saling memahami - mengapresiasi - memaafkan - memperbaiki diri, senantiasa menjadi sejoli yang bersahaja. Tantangan di waktu yang akan datang pasti lebih berat dari hari ini dan kemarin, namun mudah-mudahan tidak menyurutkan semangat kita. Kita menyadari ada banyak ketakutan yang membuat kita bergidik, tapi justru makin menguatkan kita satu sama lain. Semoga hari-hari senantiasa cerah dan menjadi gelap secara bergantian. Mari mencintai ketidakseimbangan dengan lapang, sekali seumur hidup, begitu yang disampaikan oleh Poirot.  Oh aku sangat mencintai laki-laki ini, begitupun dengan Ayah dan Alex. Ti amo, mucho.

Hampir Tengah Malam

Beban pekerjaan adalah yang paling banyak menguras waktu, tenaga, pikiran, dan rasa.  Saya teringat dengan ucapan seorang bijak, apabila hendak meminta tolong, tolonglah dulu dirimu. Maka orang lain akan berdatangan satu-persatu. Terlepas dari benar atau salah, memang siapa lagi yang akan membantu kalau bukan diri sendiri. Saya iri pada orang-orang yang memiliki kekuatan untuk menolak, atau sekadar bilang keberatan. Sudah hampir tengah malam, dan saya belum juga merebahkan punggung di atas tempat tidur. 

Rindu Rumah

 Sebentar lagi PSBB, dan ini membikin saya makin sedih beberapa hari ini. Terbayang-bayang suasana hangat di rumah, meski kadang saya merasa tidak betah jika mesti berlama-lama di rumah. Saya juga rindu Ayah. Kalau weekend, pagi-pagi sekali setelah jalan santai, biasanya saya langsung ke ruang baca (well tidak ada yang spesial di ruang baca ini, hanya buku, lemari, meja dan kursi baca, radio, DVD player dan speaker, beserta satu matras berukuran single, maklum saya biasanya akan menghabiskan waktu dari siang sampai malam di sana).  Hal pertama yang saya lakukan adalah menyetel radio dan mendengarkan oldies mancanegara, alih-alih duduk santai dan membaca buku. Lalu dilanjutkan dengan sarapan, ngobrol ringan bersama keluarga saya, beres-beres, dan menyetel koleksi Josh Groban di DVD player.  Pada lagu berjudul My Confession dan Per Te, Ayah biasanya akan duduk di samping saya sambil membuka contekan lirik lagu, dan mengajak saya bernyanyi bersama. Kami bukan penyanyi yang b...

Terus Bangkit

Siapa sih di antara kita yang akan tahan saat sedang cemas? Tapi, apa ya kalau terburu-buru lari dari kecemasan akan membuat masalah teratasi? Bagaimana dengan menikmatinya sejenak alih-alih hanya menggeluti cara cepat menjauhi kecemasan? Semakin bertambah usia, saya cenderung bereaksi cemas ketika hendak menghadapi suatu hal yang baru. Mengapa? Karena itu membuat saya tidak nyaman. Namun ada sisi lain yang barangkali belum terjamah mengenai kecemasan, salah satunya adalah dampak cemas terhadap diri saya. Cemas artinya saya tidak siap dengan perubahan, padahal perubahan tidak selalu berarti negatif. Cemas dapat menjadi indikator bahwa ada yang mesti saya upgrade dari dalam diri saya. Tidak hanya untuk menjawab tuntutan zaman, tapi juga untuk kebaikan diri sendiri, bahwasanya saya saya harus berkembang menjadi lebih baik lagi.  Lalu apa yang saya rasakan atau bagaimana reaksi saya ketika sedang cemas? Ada beberapa hal yang saya rasakan, paling tidak ini cukup membuat saya kewalahan....

Berlayar Kapal Feri Brooklyn

Tulisan ini merupakan sajak Walt Whitman, yang saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia, berjudul  Crossing Brooklyn Ferry.  Selamat membaca ya! Berlayar Kapal Feri Brooklyn 1 Air pasang menggenang di dasar kakiku! Aku melihat kalian berhadap-hadapan! Angin dari Barat -- matahari hampir terbenam -- aku menyaksikan kalian juga berhadap-hadapan! Tuan dan Puan yang mengenakan pakaian sewajarnya, betapa kalian menyita perhatianku! Di atas kapal feri beratus-ratus yang berlayar, yang kembali pulang, membuatku terpegun dari yang kalian bayangkan, Dan kalian yang akan berlayar dari pesisir ke pesisir bertahun-tahun kemudian adalah segalanya bagiku, bagi samadi-samadiku, lebih dari yang kalian perkirakan. 2 Tercukupinya aku secara spiritual dari hal-hal di sekelilingku sepanjang waktu, Kerangka yang sederhana, ringkas, dan tersusun dengan matang, sekali pun diriku tercerai-berai, bahkan siapa pun yang luluh-lanta juga bagian dari kerangka itu, Begitu pun antara yang silam dan yang akan...

Berlayar Kapal Brooklyn

Tulisan ini merupakan sajak Whitman, yang saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia, berjudul Crossing Brooklyn Ferry. Selamat membaca ya! Berlayar Kapal Brooklyn Ia tak mengarungi waktu, tak juga ruang, begitu pun jarak Aku bersama kalian, wahai sekelompok orang yang berlayar, atau bahkan berjumlah lebih banyak lagi dari yang ada di sini, Aku meraba apa yang kalian raba saat memandangi sungai dan langit, Seperti kalian, aku satu di antara kerumunan yang padat itu, Aku terhibur sebagaimana kalian terhibur oleh kedamaian sungai dan linangannya yang mengilap, Meski melaju diiringi arus yang kencang, seperti kalian, aku diam dan bertumpu pada jeruji, Aku menyaksikan sebagaimana kalian menyaksikan barisan tiang layar dan cerobong asap kapal nan tebal. *** Crossing Brooklyn Ferry It avails not, time nor place-- distance avails not, I am with you, you men and women of a generation, or ever so many generations hence, Just as you feel when you look on the river and sky, so I felt, Just as any of...

Unspool the String

 Sebab di sanalah aku kerap menguntit mencuri kutipan-kutipan yang dengan mudah kuingat Sebab akan repot jika mesti kubawa kemana-mana: akan penuh jika dimasukkan ke dalam tas apalagi jika disimpan dalam ponsel, gampang sekali terhapus Makanya aku gemar menguntit  Menjahili setiap posting-an yang kau muat mingguan Tak apa, aku masih sanggup menunggu bahkan jika tersesat saat meng-input kata sandi sebuah email Kalau pun ya, aku tinggal membuat yang baru Semua hal tergantikan, tahukah kau? Bahkan seseorang yang pernah tidur di sebelahmu seseorang yang paling kau rindukan  atau seseorang yang kepadanya  kau kirimkan parsel paling manis di hari ulang tahunnya akan digantikan oleh seseorang yang lain bahkan oleh mesin sekali pun Di bawah kecemasan dan bayang-bayang ketakutan  aku menggarisbawahi caramu bernapas pagi ini sebelum matahari menyambungputuskan yang dekat dan jauh yang gelap dan terang yang dingin dan terik Di taman yang rimbun pohon-pohon tidak sabar meny...

Artisan Pasta

Hari ini saya mau berbagi cerita mengenai kegiatan di dapur. So, selama kurang lebih tiga bulan ini, Omchef merencanakan beberapa hal, salah satunya adalah membuat artisan pasta. Yang pertama dilakukan Omchef adalah membeli spaghetti and fettuccine roller. Sambil menyiapkan racikan saos yang pas melalui berbagai eksperimen yang melelahkan, akhirnya saos yang enak pun jadi. Saat roller itu tiba di rumah pun, saya sebetulnya bersikeras minta dibuatkan sekaligus diajarkan membuat ravioli. Frankly saying, ini merupakan pasta kesukaan saya setelah fettuccine, tagliatelle, dan angel hair. Seperti biasa, sambil mengelus pundak saya, Omchef mencoba meyakinkan saya untuk lebih bersabar selama membuat artisan pasta yang beragam. Saya kira paham maksud dari Omchef untuk fokus mengerjakan satu hal terlebih dahulu. Setelah benar-benar dikuasai, barulah membuat artisan pasta lainnya. Sore tadi, Omchef mengundang saya ke rumah untuk mencicipi angel hair and fettuccine Aglio e Olio (tanpa tambah...

Yang Fana Abadi

: Pak Benny Hoed, Pak Sapardi Seperti daun yang bernapas di ranting Saat sore dan hujan pun telah lewat Sejak bulan Juni, udara terasa berat dan kering Lalu bisakah kita menghirup oksigen yang sama dan membagi karbon dioksidanya pada pohon yang tak pernah mengeluh telah hidup begitu lama mencatat berbagai peristiwa ganjil dengan bijak, penemuan paling mutakhir, uji coba senjata perang, pergolakan ekonomi saat krisis global, pembunuhan seorang aktivis kemanusiaan, penjarahan toko-toko sepanjang '98, demo besar-besaran di Hongkong, impor rempah dari Vietnam dan Thailand ke dunia barat, hingga pandemik yang belum tentu berakhir di akhir tahun ini? 2020, daun-daun yang hijau segar itu mencoba menipu kita Sebab tidak mesti menunggu layu dan menguning Ia pun fana, yang fana abadi Semarang, 2020

H A I

Tiga belas jam yang lalu Kau lewati jalanan sempit itu Hujan yang tipis pun turun Lampu di balkon sedang mati dan anak tangga nampak licin Derit terdengar ngilu ketika kau tarik engsel pintu Kunci yang mulai karatan kau biarkan tergantung di luar kamar Lantas siapa hendak menerobos masuk dan menginjak lantai dengan kaki basah kuyup? Tiktok terdengar nyaring Tapi aku masih ingin memeluk lenganmu Menghembuskan kecemasan yang menguap  Beradu dengan suhu pendingin ruangan Ah ketika kuselimuti tubuhku Hangatnya akan lain Sebab aku tak berbagi sentuhan atau kecupan kecil pada luka di ruas jarimu Mulai kering, kau bilang terkena pisau Dan aku masih ingat saat itu kau terdengar gugup bicara di telpon Menceritakan kejadian di Kitchen "Hai! Sudah tidur rupanya."

P E L U K

Biasanya tak banyak yang ingin saya sampaikan. Meskipun sudah seharian ini mempunyai quality time dengan Om Chef, masih saja terasa kurang. Jika rindu adalah laut, maka ia meluap-luap, pasang, ombaknya tinggi hingga menghempas pesisir dan pantai. Ah, barangkali seperti biasa, saya terlalu mendramatis pengalaman pribadi ini. Jika sekarang banyak hal dicatat melalui gambar, maka saya bersikeras akan mengabadikan beberapa foto kami, atau cukup dirimu, (Ayang). Peluk

Kenormalan di Rumah

Rumah telah menjadi semacam dunia baru bagiku Tidak dalam pengertian bundar sungguhan  seperti bola pingpong, ringan dan gampang digelindingkan  terkurung ketika terperosok ke lubang berdiameter kecil namun dalam Bagiku, rumah menyediakan arena permainan Tiada habis konflik dan perseteruan  Aku kerap bersitegang dengan diriku sendiri Di depan cermin rias, sesekali aku menodongkan moncong pistol di kepala Dalam hati aku menghitung satu sampai sepuluh sebelum menarik pelatuk Dan membiarkan besi panas melubangi kening Tapi tak jarang kuurungkan niat menghabisi sisa petualangan sebab masih banyak sudut dalam rumahku yang belum terjamah Misalnya saja di dapur, di dalam rak penyimpanan alat memasak Aku teringat menyimpan berbagai pisau, serbet, sumpit, sendok takar dalam sebuah toples besar Serbet itu kugunakan untuk menutupi mata pisau yang kelewat tajam Lalu kubayangkan pelan-pelan, apa mungkin pisau, serbet, sumpit, dan sendok takar berkel...

P E T U A L A N G

Apa yang tak dapat kau kenali dalam dirimu? Lipatan pertama pada bibir adonan gyoza yang terlampau tebal, sentuhan yang tak disengaja, pada gagang wajan yang panas saat menggoreng, lalu membakar kulitmu, paparan uap dari dalam pinggan yang menanak hari-hari, juga kenangan biar tidak basi, atau peluh yang menetes dari wajahmu sebagai isyarat esok pun terasa asin dan getir, meski tanpa garam kau tabur? Jakarta memanjang ribuan kilometer Pengecut dan maling berseliweran Namun kau, masih gemar menyendiri menghilang dalam ingatan Hutan yang lebat adalah kesadaran yang terbius dalam kata-kata, pencarian yang sia-sia, kepulangan yang tertunda Barangkali ketika kau bertualang lebih dalam di hutan itu Kematian semakin jauh kehilangan jejakmu Lalu menunggu dengan tabah di sepanjang musim penghujan dan bulan Juni yang gugur begitu pelan Jekardah, Juni 2020

Sensitif

Anyway, gue merasa ga nyaman dengan pesan yang dimuat di paper bag ini. Operasi plastik, tidak seperti namanya, bedah ini tidak melibatkan bahan-bahan plastik. Plastik dalam istilah itu merujuk pada Plastikos, dalam Bahasa Yunani berarti untuk memberi bentuk. Di lain pihak, penggunaan plastik juga merupakan salah satu perilaku konsumtif. Konotasi yang muncul di kepala gue, berkenaan dengan operasi plastik dan perilaku konsumtif berkeitan erat dengan kaum perempuan. Konotasi ini dapat berupa positif maupun negatif. Tapi bagi gue, ntah kenapa cenderung menjadi konotasi negatif. Perempuan seolah dilabeli sebagai makhluk konsumtif sekaligus korban objektivikasi. Foto ke dua, buat gue juga menarik dengan menampilkan gambar paus pembunuh, atau Orca. Sebagai predator puncak lautan, paus ini menjadi simbol superioritas. Selain itu juga terdapat penggunaan kata "his" yang mengandalkan kepemilikan laki-laki. Artinya dapat gue katakan bahwa laki-laki seolah dilekatkan dengan s...

MERINDU

: Alexander Kampung halamanku lahir seiring usiaku hampir memasuki seperempat abad Di kampung halaman aku menginjakkan pijakan pertama  ketika bulan terpantul berulang kali oleh angin  Sebelum mencapai tanah, ia membeku bersikeras menjadi dingin  Di hadapan ranjangku aku kembali teringat kampung halaman Ia tak pernah sekali-kali beranjak dari kepala Bahkan ketika aku sedang sendiri dan tak melakukan apa-apa Kampung halamanku adalah tanah kering dan basah dalam tangis dan tengadah doa Di sana aku ingin sesekali pulang membawa setumpuk koper dan cerita yang belum disebar di media sosial sekali pun Di kampung halaman yang menjadi esok pun pasti gugur dan hablur  Jekardah, May 2020

Fly Me To The Moon

Well it took 2 hours long riding on a motorcycle, dari rumah ke antah berantah. Sekadar menikmati malam lebaran bersama pasangan. Dari dalam hati saya terus-menerus menyanyikan Fly Me To The Moon. Niatnya untuk mencari angin segar, sebab seharian ini kami puas beristirahat. Bagi sebagian orang, dapat dikatakan ini hari libur. Tidak bagi saya, semalam sekitar pukul 23.00, tugas baru berdatangan di kotak masuk email. Berhubung mata kelewat mengantuk, saya kerjakan di pagi hari setelah berdandan à la Idul Fitri, yakni serba putih. Kebetulan itu warna kesukaan saya. Ah anw, saya mau cerita. Satu minggu saya melipir ke official online store, berburu dress untuk dipakai pada saat lebaran. Ketika barang sampai, seperti biasa kebiasaan yang saya lakukan adalah mencuci dan menyetrikanya. Kesalahan terbesar saya adalah tidak mencoba memakai dress itu terlebih dahulu.  Berbekal percaya diri yang tinggi, langsung saja disimpan dalam lemari. Datanglah saat yang ditunggu. Pagi-pagi saat sa...

Welcome to Club 26

Welcome to club 26 Miss Mut. Ah anyway mau tahu apa yang disampaikan Ibu saya pagi ini melalui pesan singkat? Seperti ini isinya, "Usiamu berkurang satu tahun."  Ucapan itu tidak hanya disampaikan hari ini, tapi juga pada tahun-tahun sebelumnya. Mungkin pengingat jika durasi ntuk hidup jadi semakin singkat. Yah tak apa. Bahkan bertambah lama pun tidak akan berubah jadi hal yang istimewa.  Bon anniversaire Chérie, merci tout simplement d'être ici pour moi même. Une tonne de bisous virtuels! 

Mintaraga

Kususuri rambutmu dan jalanan yang mulai sepi sebelum malam Tiap helainya bergetar dan ikal Di atas dadaku Kedua matamu terbenam Kau bertanya padaku, "Apa yang lebih dingin dari tembok di kamar yang kerap kita pukuli ketika kesal kemudian bersandar di salah satu sisinya, sambil membayangkan jalanan ramai kembali dipenuhi keringat dan pejalan kaki, kemacetan juga puisi?" Seperti sebuah pesta Di dalamnya orang menari, berteriak, meminum minuman yang tak dijual secara bebas bahkan berciuman Lalu apa yang dapat kubeli ketika sudah gelap? rum yang menyengat dari dalam kulkas atau pengalaman puitis yang berhamburan di hadapan ketika cahaya ilahiah merambat pelan sambil menyodorkan keindahan karya seni? "Datanglah sayang! Bersamaku menghitung berapa potong sosis yang tersisa di tengah meja makan lalu memungut dan menjualnya untuk beberapa potong sosis yang lain dan seliter susu campuran sebagai manifestasi pesakitan" Jekardah, Ma...

Friday Night

Saat menulis ini, saya sedang duduk santai menikmati segelas teh hangat dengan daun mint. Setiap tegukan yang lolos ke tenggorokan berhasil membuat saya lebih tenang. Jadi teringat saat-saat masih kuliah, ketika sedang kelewat penat, selain olahraga, saya akan menyeduh teh hangat dengan daun mint, atau susu putih hangat dengan kayu manis, lalu pisang sebanyak dua atau tiga buah sebagai camilan. Sederhana bukan. Ah sebenarnya ada satu lagi yang saya lakukan selain beberapa hal di atas, yakni berselancar di online shop. Yup, kebiasaan ini bagi saya mampu merontokkan segala macam kepenatan dan yang lainnya yang berkenaan dengan uneg-uneg. Meskipun barang yang dibeli bukan terkategori kebutuhan, lebih untuk memenuhi keinginan, kalau secara fisik menarik (dan lupakan fungsi), akan saya beli. Saya akui ini bukan kebiasaan yang baik. Bagaimana dengan teman-teman, adakah ritual yang kerap dilakukan apabila sedang penat? Menurut saya, apa pun caranya, mudah-mudahan kita cukup bertanggung ...

Peluk Diri

Belakangan saya gampang banget merasa panik, termasuk untuk hal-hal yang sebetulnya belum tentu akan terjadi. Tapi dengan begini, saya mencoba memahami diri sendiri, sebut saja peluk diri. Barangkali ini bukan pertama kali saya merasa jatuh cinta pada diri sendiri setelah melewati berbagai perjalanan yang tidak mudah, mungkin akan mudah bagi beberapa orang, setidaknya bagi saya tentu tidak mudah. Saya teringat dengan beberapa hal yang dulu rutin saya lakukan untuk membantu diri, atau lebih tepatnya memulihkan diri. Salah satunya olahraga. Jujur baru di tahun 2015 saya mulai mau rutin berolahraga. Dimulai dari hal yang paling simple, yakni lari pagi setiap hari. Kebetulan apartemen saya dulunya sangat dekat dengan area kampus, tinggal menyeberang jalan dan stasiun. Sekarang tinggal mengumpulkan energi dan kemauan yang lebih besar, karena tidak mudah memulai sebuah rutinitas yang hampir setahun ini mulai saya tinggalkan, apalagi kalau bukan alasan pekerjaan. Malam ini sebelum tidur...

Jealousy

Kutipan dari jurnal "Jealousy in close relationships: Personal, relational, and situational variables" Two things that triggered two types of jealousy (both emotional and sexual jealousy) are apathetic communication and behaviour that indicates a relationship has been formed with a third person. Anyway jealousy is functional, normal  (maybe that's how I deal with jealousy), and complex phenomenon, and an emotion regarded as serving to man's adaptation to life, emerged as a defense against being abandoned or cheated on.

Hey!

You better off encourage other people to love themselves instead of you: yourself. And "Hey" simply makes me sound like a horse. Oh I'm craving for doing nothing (with you).

Alkisah Menghitung Hari

Menunggumu, seperti hujan yang tak turun berhari-hari Mengendap di atas sana Hanya sesekali mendung dan gerimis tipis Lalu panas terik, menerjang pipi kiri dan kananku Serupa hujan, di kota ini yang dingin dan sejuk telah raib Menguap dan terangkat Namun menunggumu Bukan juga menyoal waktu atau rumus matematika Lima menit terasa lama dan mematikan Sepersekian detik aku terpejam berkali-kali Menghitung yang hilang dan berlalu begitu saja Tapi tidak denyut nadiku, debar yang semakin kencang, sebab di situ di dadamu "Aku menemukan yang tidak kutemukan dalam filsafat" -2020

P E S A W A T K U

Alkisah menghitung hari Di taman kanak-kanak Kelinci putih hendak berlari Menyeret layang-layang hijaunya ditimpa angin yang sedikit lebih berisik Ia bergegas, berlarian tanpa henti Menerobos ranting yang patah  Daun yang menguning Embun yang berseliweran, membikin kabut Ia menyebutnya awal mula kehidupan Sebab ketika matahari yang belum juga panas muncul mencium keningnya dan berucap: Pergilah! Tak ada yang menantikanmu pulang Kecuali keberangkatan Lalu diterbangkannya layang-layang itu Dibiarkannya meninggi Bumi nampak semakin jauh  Seekor kelinci pun sendiri Namun ia teringat selembar kertas origami Terkapar di atas bangku Sisa kemarin, atau beberapa hari yang lalu Dan ranting patah yang terbentur ke tanah Daun yang mulai gompel dan koyak Begitu pun embun perlahan menipis Diambilnya semua Dibungkuskan ke selembar kertas Begitu pun mimpi-mimpinya Tak satu pun tersisa Kelinci putih pun melipat tubuh kertas  ...

Day 9 of Work From Home

We and all these things are here for a reason to become, wether by design or by default, by errata or afterthought. We trust our timing, when the time is right, it will come. Hari ini, saya masih mengeluhkan tagar DiRumahAja. Seperti biasa, dalam hati ingin sekali teriak kapan situasi semacam ini berakhir. Selain keinginan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar semakin membesar, saya juga menginginkan untuk kembali aktif di sekolah bersama anak-anak. Saya masih ingat detik-detik menuju Outside Time, ketika kami berjalan menaiki anak tanggal satu-persatu, nenuju outdoor playground. Kami dimandikan dengan hangatnya cahaya matahari. Setelah berkeringat, angin sesekali lewat, membelai kulit, dan mrndinginkan sisa keringat. Situasi work from home tidak begitu menguntungkan bagi saya, terutama karena saya menyukai aktivitas yang menggerakkan seluruh anggota tubuh, bukan duduk-duduk di depan monitor dari pagi hingga petang. Pertemuan dengan anak-anak melalui screen time hari ini b...

Day 8 of Work From Home

Hari Senin, seperti biasa saya bangun lebih pagi ketimbang hari-hari bekerja normal sebelumnya. Usai minum segelas air putih dan naik turun tangga sebanyak delapan kali, saya duduk-duduk di teras paling atas. Di bawah nampak lebih ramai dari pada kemarin. Finally, Monday feels much better than Sunday. Sayangnya langit kelihatan mendung. Mungkin saja satu atau dua jam lagi akan turun hujan. Kira-kira lima belas menit berjemur, saya kembali ke kamar. Agenda pertama hari ini merapikan tumpukan buku yang mulai berserakan. Barangkali saya membutuhkan satu atau dua rak yang baru. Tugas pertama mesti dikerjakan kurang lebih satu jam, mengingat sebentar lagi saya akan bekerja (dari kamar). Debunya tidak terlalu tebal, sebab tiga minggu yang lalu saya sempat melakukan deep cleaning. Ah, bukan saya. Untungnya ada jasa deep cleaning. Tinggal tunggu tiga puluh menit, kamar bersih dan rapih lagi. Beberapa menit sebelum pukul sembilan, saya buru-buru membuka laptop dan lain sebagainya. Saat di...

Day 7 of Work From Home

Saya memang tidak mempunyai privilese untuk tinggal di rumah (orang tua) saat situasi pandemi seperti sekarang. Meskipun belum bisa pulang, setidaknya kamar yang saya tempati cukup aman untuk membuat saya merasa tenang dari hingar-bingar pemberitaan ganasnya Covid19. Hal ini tidak saja menyadarkan saya bahwa badai pasti berlalu, tetapi juga memperingatkan saya untuk lebih siap menghadapi saat-saat tersulit nanti sampai pada akhirnya matahari pagi menerobos melewati lubang jendela. Di hari ke tujuh menjalani isolasi diri, jujur saya menemui banyak ketakutan. Saya menemui berbagai bentuk kesepian, karena merasa terkurung oleh tembok dari dunia luar yang nyata. Hari ini saya bangun lebih pagi. Tapi tidak banyak yang saya kerjakan setelahnya. Beberapa jam terpaku di atas tempat tidur, sambil sesekali mengintip keluar. Jalanan lebih sepi dari biasanya.  Tidak banyak lalu lalang. Hanya segelintir orang yang berjalan mondar-mandir sambil mengenakan masker menutupi sebagian wajah merek...

K I T A Berdua Saja

Apa rencanamu saat malam minggu? Bila pertanyaan ini diutarakan pada Ombucin, tentu akan dijawab dengan banyolan, "Hidup itu ga perlu rencana. Besok ya besok, hari ini ya hari ini." Sambil terkekeh geli, sesekali Ombucin menggodai saya, mungkin karena saya terkadang bersikap agak rumit, kadang-kadang tegang. Kalau sudah seperti ini Ombucin akan lebih sigap membantu menenangkan. Saya akui terkadang mendapati kesulitan dalam mengontrol diri, mengendalikan ketakutan, dan apapun yang berkenaan dengan suasana hati.  Tapi semalam, di malam minggu, saya dan Ombucin, berdua saja. Meskipun berdiam diri, ritual berbagi pasti tiada henti. Menyenangkan sekali, tapi bukan berarti saat sendiri tidak menyenangkan. Tidak juga.  Ketika sedang sendiri, saya cenderung disibukkan dengan paperwork tiada henti, tanpa mengenal jam istirahat.  Makanya jika ada waktu kurang lebih lima menit hingga tiga puluh menit, saya maksimalkan untuk memeluk diri, mengapresiasi diri telah bekerja keras...

S T A L K I N G

Stalking disadari atau tidak menjadi bagian dari kegiatan atau selingan ketika bersosial media. Anggap saja ini konsekuensi dari yang mestinya sudah dipahami saat kita mengiyakan untuk bersedia terekspos atau mengekspos diri meskipun tujuan awalnya hanya ingin berbagi. Ya tentu saja membagi sebagian hidupmu untuk dinikmati oleh orang terdekat maupun orang asing. Hal ini juga sejalan dengan menyadari bahwa stalking (yang dilakukan orang lain) di luar kontrol kita secara pribadi. Kita cukup paham bahwasanya yang dibagikan di sosial media pun tidak sebenar-benarnya diri kita. We put a spell on it, sehingga yang terlihat, katakanlah sisi baiknya saja. Jika tidak ingin di-stalking, well, sebaiknya puasa atau bahkan berhenti menjadi pengguna dari salah satu sosial media. Di era ini, kebutuhan primer kita adalah sekuritas. Jangankan sosial media, dengan mempunyai perangkat berkamera saja artinya gerak gerik kita terpantau. Lebih dari itu, toh sebenarnya kita pun menikmati stalking, karena ise...

Literasi, Dimulai Sejak Kapan?

Literasi, dimulai sejak kapan ya? Ini pertanyaan menarik bukan, mengingat banyak sekali ahli yang mengemukakan simpulan analisis yang juga berbeda. Ada yang mengatakan literasi dimulai sejak seorang anak melihat huruf dan dan angka. Ada juga yang mengatakan bahwa literasi dimulai sejak anak menyentuh tiga dimensi huruf dan angka. Kita diingatkan kembali bahwasanya ada elemen yang lebih kecil dari huruf dan angka. Apa itu? Bunyi. Bunyi ini tidak hanya berupa vokal dan konsonan, tapi juga suara yang dihasilkan dari objek-objek yang kita dengar. Saat bayi, indera yang pertama kali bekerja adalah pendengaran. Berdasarkan hal inilah, lalu disimpulkan literasi dimulai saat kita mendengarkan bunyi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa seorang bayi yang baru dilahirkan akan mampu mengenali dari mana datangnya suara ayah atau ibu mereka. ... Bagaimana dengan menulis? Bagaimana dengan bicara? Bagaimana dengan memahami bahasa? Kita 'share' lagi nanti ya... Tabik

'Privilege' yang Tak Disadari

Setelah membaca sekilas mengenai garis besar seperti apa jellyfish parenting, dolphin parenting, tiger parenting, bahkan hellicopter parenting, benang merahnya adalah apakah kita cukup aman dan nyaman dengan bentuk kasih sayang tiada duanya dari kedua orang tua kita? Pertanyaan ini kemudian membawa kembali memori masa kecil. Untuk mendapatkan kasih sayang dari Ibu terutama, saya harus bekerja keras terlebih dahulu. Segala tindak tanduk saya diukur melalui skala keberhasilan, semakin tinggi nilainya, semakin sayang Ibu pada saya. Sebaliknya, semakin kecil angkanya, well jangan berharap banyak. Akhirnya ini mempengaruhi sikap yang mesti saya putuskan jika dihadapkan pada dua pilihan. Pilihan ini harus membuat orang tua tetap sayang pada saya. Memang terdengar picik dan sangat menghakimi, seolah yang diupayakan orang tua adalah semata hal buruk. Tentu tidak. Justru dengan begitu saya belajar untuk lebih tegas dalam beberapa situasi. Jika tidak suka, katakan tidak. Jika suka, katakan suk...

Moonlight Sonata

In the midst of Coronavirus pandemic, mass hysteria, and panic buying, I suddenly found a man played Moonlight Sonata to an old elephant, Mongkol, on a YouTube channel. As if the logarithm knows what's best to keep me calm while struggling to balance work life and private life. Anyway, Mongkol is one of many elephants that was released after years in captivity. A brutal logging practice injured him. He lost his right eye and tusk. Mongkol was rescued to Elephant World to spend the rest of his days peacefully by the River Kwai. Working From Home, for several reasons, isn't a 100% solution for interactive learning activities since active learning and positive interactions should be done in a real face to face. All sweat, stress, and tears are worth it. Day one was the hardest. Hopefully it will go more smoothly the following days. Oh I miss the days when I was at school, greeted parents, caregivers, and absolutely my beloved students. We were having fun until go home time a...

Tagar 'DiRumahAja'

So far, ini hari pertama saya benar-benar menerapkan 'social distancing'. Meskipun pemerintah khususnya Jakarta mengimbau hal ini satu minggu yang lalu, saya masih harus tetap hadir bekerja tidak dari rumah, karena memang pekerjaan ini menuntut kehadiran seratus persen. Awalnya di hari Senin malam, saya diantar pulang Ombucyin. Sedikit memaksa memang, karena kondisinya waktu itu sedang hujan. Sejujurnya saya terlebih dahulu menghabiskan waktu liburan yang singkat di rumah Ombucyin, dan ternyata menyenangkan. Terutama saat bisa bantu Mommy Ombucyin menyiapkan sarapan dan makan siang. Saya juga diajarkan eberapa hal, misalnya mencincang bumbu dasar sebelum ditumis. Meskipun saya dan Mama Ombucyin masih terlihat canggung saat berbincang, tapi saya menikmati satu persatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama. Sebetulnya satu minggu sebelum ke rumah Ombucyin, tenggorokan saya agak kurang baik karena sedang panas dalam. Setibanya di rumah Ombucyin, ajaib tenggorokan saya sembuh. M...

Preschool dan Kebijakan Pemerintah untuk Belajar di Rumah

Sebagai seorang fasilitator pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan anak usia dini, cukup was-was dengan bertambahnya jumlah 'suspect' Corona. Salah satunya adalah anak berusia tiga tahun. Mengingat anak usia dini yang belum genap lima tahun rentan sakit karena sistem imun yang belum kuat. Artinya, harus ada pengawasan ekstra dari orang-orang terdekat untuk melindungi si kecil. Kebijakan untuk mengontrol angka penderita Corona yang semakin hari semakin bertambah dengan mengganti kegiatan belajar dan mengajar di sekolah menjadi di rumah, menurut hemat saya adalah langkah preventif yang baik. Mengutip penyataan dari Bung Anies, upaya yang dilakukan haruslah proporsional dan optimal. Dengan melihat kejadian yang dialami negara tetangga, Indonesia, khususnya Jakarta dan sekitarnya dapat melakukan self-quarantine lebih dini dan secara sukarela. Lalu bagaimana dengan sekolah-sekolah anak usia dini yang mengusung kurikulum yang menitikberatkan pada cara belajar 'Direct L...

Hidden Gem

Kemarin Jumat, sesuai janji Ombucin menyempatkan diri menjenguk saya. Lagi-lagi di luar jadwal off. Kebayang kan gimana capeknya pulang kerja, di jalan macet-macetan, belum lagi mendengarkan saya berjam-jam. Ya saya memang tipikal yang suka cerita banyak hal. Apa saja. Bisa soal keluh kesah selama mengajar, mengutuki orang yang tidak dikenal, rasa was-was saat Alex sedang tidak enak badan, jam lembur bahkan saat akhir pekan, dan lain sebagainya. Ntah apakah hal yang saya sebutkan sebatas berbagi cerita atau malah keluhan. Dalam konteks berbagi cerita, hal-hal yang ingin disampaikan akan diutarakan secara bergantian. Kalau sudah begini, alat komunikasi hanya akan sesekali dicek untuk urusan penting. Tujuannya agar kami saling fokus berbagi dan mendengarkan. Jujur saja, beberapa teman dekat saya mengeluhkan mengapa sulit sekali menghubungi saya saat sedang bersama Ombucin. Jawabannya sederhana, saya dan Ombucin sebisa mungkin memaksimalkan waktu bertemu yang terbilang sangat singkat....

Positivity and Maturity

When one endures anxiety, one should recognize himself to gain courage of self maturity. Kecemasan membuat kita menderita dan takut pada hal yang tidak semestinya ditakuti. Ketakutan semacam itu sifatnya tidak sungguhan dan artifisial. Semakin banyak terpapar ketakutan dan kecemasan, artinya kita siap untuk menuju kualitas yang lebih tinggi dari standar yang lebih rendah sebelumnya. Ini adalah proses yang positif, proses yang mestinya tidak dihindari atau bahkan dirampungkan lewat pil. Kita tumbuh menjadi dewasa, siap berkembang tidak 'potentially' melainkan 'partially'. Tidak apa-apa jika merasa menderita dan didera bertubi-tubi, toh kecemasan menjadi sebuah indikator peningkatan dari hidup yang biasa-biasa saja dan membosankan. Bad eyes and empty stomach are what make one loses.

Before You Say, Listen and Think

Hal yang menarik sebenarnya dapat dijumpai dimana saja, kapan saja, dan melalui apa saja. Lalu tiba-tiba saya menemukan sebuah pesan singkat yang apik. Menurut saya pesan ini patut disampaikan ulang minimal pada diri sendiri sebagai pengingat yang baik, begitu pun untuk orang-orang terdekat. Berikut ini kutipannya: Before you assume, learn. Before you judge, understand. Before you hurt, feel. Before you say, think. Ada banyak pertimbangan sebelum saya (dan kita semua) melakukan suatu tindakan. Tujuannya tentu tidak untuk menyenangkan orang lain. Secara pribadi, ini adalah salah satu bentuk mencintai, mencintai diri maupun di luar diri kita. Saya ingin menambahkan sedikit pada kalimat terakhir menjadi "Before you say, listen and think." Jelas ini menambah tugas. Tapi seyogyanya mendengarkan bukan saja berarti membuka lebar daun telinga dan menjaga kontak mata. Bagi saya, mendengarkan artinya saya siap dan may terbuka dengan hal-hal yang hendak disampaikan pada saya, suka...

N O T A

Satu hal yang menyulut di ujung sendok dan gagangnya yang bengkok meski katamu itu misteri atau simbol-simbol yang bertukar maksud saling mengirim sinyal pasang surut perihal yang tak terperi : jalan-jalan yang menikung di tiap pertigaan menuju kamar tidurmu suara bising kereta yang melaju dari arah berlawanan Angin menabrakkan dirinya dalam kebisuan yang hening Di dalam saku celana, aku menggenggam tanganku Mengepali penanda musim hujan yang membabi buta Maret pun bias, tidak seperti tahun lalu Jekardah, March 2020

P I J A R

: Onyo Yang sembunyi dalam tidurmu malam ini Tak ada yang lain kecuali sajak-sajak yang kau rapal sendiri Di kepalamu, udara malam, mega mendung --sudah tak ada bintang Semuanya berpusing, menjarah ruas langit yang masih kosong dan gelap Sementara dirimu Sejak dulu terlanjur mencita-citakan untuk menjadi komet Berekor dan terbakar Lalu mengurai yang beku dan usang Jekardah, February 2020

Ne Perds Pas Confiance

Pertanyaan sederhana yang muncul dalam benak saya adalah "mengapa selama ini banyak terkungkung dalam linguistik?" Setelah dilihat-lihat, ternyata saya cenderung lebih menikmati kajian gender. Berangkat dari niat saya yang ingin menulis jurnal tapi clueless mau mengangkat apa, akhirnya menemukan satu hal menarik, yakni stereotip gender dalam kartun Prancis. Awalnya itu bukan fokus saya, sebab sebelumnya saya masih bersikeras ingin mengulik majalah khusus perempuan Prancis yang memandang perempuan sebagai objek. Mengapa majalah, sederhananya saya masih belum bisa move on dari linguistik. Lalu bagaimana dengan kartun? Jujur penelitian mengenai stereotip gender dalam kartun tidak sebanyak dalam iklan. Selain itu, kartun mulai menjadi pilihan tontonan anak sejak usia 18 bulan dan 2 tahun. Artinya stereotip gender sudah disodorkan pada kita sejak dini. Ditambah pembahasan anak juga menjadi bagian dari pekerjaan saya sekarang. Dalam hati, rasanya ingin sekali memeluk semesta yang...

Dari Miss Bucyin Untuk Om Chef

Singkat cerita Om Chef telat masuk kitchen hari ini karena semalaman hujan deras Dan sekitaran kami yang turut banjir. Memang belakangan kalau sedang hujan, turunnya bisa berjam-jam, dari malam hingga pagi, dan disertai angin kencang. Sekitar pukul enam pagi kami turun ke bawah memeriksa kedalaman air, ternyata sebatas lutut orang dewasa. Dapat disimpulkan jika Om Chef memaksa jalan, air akan masuk ke mesin. Akhirnya kami putuskan untuk menunggu beberapa waktu sampai air mulai surut. Sampai pukul sembilan, ternyata keadaan belum berubah. Dalam posisi perut lapar, kami putuskan untuk jalan sebentar menerobos banjir untuk mencari kedai bakmi yang mau buka saat darurat. Seratus meter pertama semua toko dan kedai makanan tutup. Bahkan pemiliknya ikut memantau kondisi air agar tidak masuk ke dalam rumah. Lalu kami putuskan berjalan lagi, barangkali akan menemukan satu atau dua kedai makanan yang menjual sarapan. Dua ratus meter lebih kami berjalan kaki akhirnya menemukan satu warung tegal...

Dadidu

Mungkin saya satu di antara ribuan manusia yang clueless, ketika punya beberapa hal mendesak yang mesti diselesaikan dalam waktu bersamaan, mendapatkan suntikan energies yang datangnya ntah dari mana. Kalau diingat-ingat, rasanya sulit menghadapi satu jam ke depan, menghadapi besok pagi, atau bahkan satu minggu ke depan. Bukan saja menyoal waktu, mungkin lebih tepatnya mengenai daya tahan diri, seberapa lama kuat memikul beberapa hal itu (sendiri). Lantas ada yang komentar, mengapa tidak dibagikan dengan yang lain? Well, yang saya rasakan pribadi ketika bercerita adalah belum tentu yang mendengarkan menerimanya dengan Baik. Tetapi itu bukan salah mereka, jelas bukan. Artinya mereka di luar kontrol saya. Alangkah enaknya duduk "bengong" tanpa melakukan apa-apa, kecuali hanya duduk, lalu pura-pura tidur sampai tertidur sungguhan. Menyerupai seekor kucing pemalas atau tokoh kartun Sinchan yang tengah berbaring di meja penghangat sambil menggaruk pantat-- terdengar menjadi opsi p...

Begitu Dekat

: Onyo Hujan pun turun Orang seperti kita yang terhitung jamak dan nampak kecil dari atas sini perlahan memegang engsel pintu, membukanya sedikit lebih lebar dari beberapa hari yang sudah lewat Selain angin, kabar burung mengenai hal-hal yang membawa sial dan aroma menyengat kaporit dari dasar kolam renang ikut terangkat bercampur dingin AC, juga panggilan-panggilan yang tak terjawab Kira-kira di bulan kedua, selepas menyaksikan tahun baru juga lentik api Menyerupai kembang-kembang mekar cahaya berkilat dari kaca jendela Kita mengintip, dari balik jaring-jaring gorden Terompet dan nada dering ponsel meletup bersamaan Di kaca jendela yang dingin pertengkaran kecil dari sebuah DVD film bajakan terpantul "Kita begitu dekat mencengkeram leher dan punggung, menggigit daun telinga, mengecup kelopak mata yang didera kantuk" Aku bangkit menuju kulkas, meraih botol kosong dan berembun Kau menanak air hingga mendidih Lalu menumpahkan seba...