Apa yang ingin kau pugar, tapi tidak meninggalkan ciri khas sebelumnya, sehingga ketika kau menoleh, kau masih bisa merasakan hangatnya, bahwa memori indah telah merangkulmu, menjadikanmu manusia penuh ambisi, tapi senantiasa bersuka cita dengan berbagai kegagalan dan keberhasilan yang tidak seberapa?
Apa yang ingin kau kenakan, ketika musim hujan mengguyur basah halte-halte bus, sedikit memaksa pengendara roda dua yang bersikeras menerobos jarak pandang yang pendek untuk minggir, bahkan kekasihmu, yang menjadi sedikit mencemaskan kepulanganmu?
Apa yang akan kau masak di dini hari, ketika kompor tidak menyala, api menghianatimu, kabel tabung gas tersumbat, tak ada panas, sayuran mentah, bumbu kuning belum juga tertumis, minyak pun tak mendidih, amarahmu lesu dan mendingin?
Dimana kau hendak tidur menghabiskan malam yang kejam selepas pukul satu, sedangkan rumah makin sulit membuka pintunya bahkan bagimu yang bukan orang asing, atau ketika definisi rumah, tetaplah rumah meski di sana kehadiranmu dipertanyakan? Apakah kau akan pulang tepat waktu, memberi salam pada orang-orang di rumah, merapikan sepatu dan menyimpannya di rak, bergegas membersihkan diri dengan air hangat, usapan licin sabun mandi, juga kedua tangan kekasihmu yang siap memijat punggungmu yang terasa hampir terbakar oleh penat yang menumpuk, lampu kamar mandi tidak pernah redup, bercahaya putih, tapi tak cukup menyilaukan kedua matamu, ketika memandang wajah kekasihmu, ia bagai kitab suci, memintamu mengikat sendiri kedua tanganmu yang kotor ketika hendak menjamahnya?
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin