Saya percaya bahwa berdialog dengan diri dapat meningkatkan keintiman dengan diri sendiri. Biasanya, saya memulai dengan mempersiapkan satu atau dua pertanyaan, lalu dalam keheningan membiarkan diri sendiri secara luwes menjawabnya satu-persatu. Atau bisa saja bukan jawaban yang diperoleh, melainkan pertanyaan-pertanyaan baru yang lebih rumit dari sebelumnya. Tapi tidak mengapa, yang demikian itu membuat saya belajar untuk paham bahwasanya diri ini, terkadang bertingkah layaknya anak kecil yang ingin tahu banyak hal. Ia akan mengutarakan banyak pertanyaan pada siapa pun. Bukan semata untuk memuaskan keingintahuan, tapi juga untuk menyadari betapa saya tidak mengetahui apa-apa kecuali mulai melatih diri untuk lebih banyak bersukur, mengurangi intensitas mengeluh, tetap fokus dan melakukan yang terbaik pada hari ini, bila terjadi guncangan gunakan momen itu untuk berbenah dan tetap tenang, serta membiasakan diri untuk percaya pada diri sendiri untuk menyembuhkan luka-luka. Prosesnya tentu panjang, bahkan ada saatnya jungkir balik. Walaupun begitu, tetaplah yakin akan satu hal, saya akan bangkit. Mengenai kesedihan, saya tetap biarkan datang. Tapi fasenya diganti. Kapasitas saat ini adalah mengamati tanpa dininabobokkan dan ikut larut perkepanjangan. Kartini pernah bilang ini, habis gelap terbitlah terang.
'Wahai diriku, maaf jika selama ini aku gemar bertindak dan bereaksi secara berlebihan. Mari menjadi pribadi yang kuat. Jika suatu hari tumbang, tidak apa-apa. Itu artinya ada hal-hal di luar kendali, dan tetaplah legowo menjalaninya.
Tabik.
-Jekardah, June 2019
'Wahai diriku, maaf jika selama ini aku gemar bertindak dan bereaksi secara berlebihan. Mari menjadi pribadi yang kuat. Jika suatu hari tumbang, tidak apa-apa. Itu artinya ada hal-hal di luar kendali, dan tetaplah legowo menjalaninya.
Tabik.
-Jekardah, June 2019
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin