Quiet Meditation An acrylic painting by Chris Hobel |
: ykko
Seperti memimpikan mendung yang terlahir sungsang dari wajahmu
Matahari yang pongah meninggi perlahan
Menggantung di atas harapan dan penantian panjang
Tentang malam-malam dan luka yang gerimis
Aku tertahan di muara matamu
Mengecup yang tidak pasti
Sambil sesekali berbenah dan menceburkan diri sedalam-dalamnya
Di laut yang luas
Adalah doa menjadi ladang bagiku untuk menabur benih
Kerinduan yang tak habis, percakapan yang putus menyambung
Tapi percayakah kau satu hal
Di dadaku masih meluap debar yang begitu deras
Berkali-kali ingin menancapkan yang runcing
Semisal lading*, kau ikatkan di pinggulmu
Lalu kau tebas ilalang yang panjang, menyisakan tangis dan bunga-bunga yang mekar seratus tahun sekali
Bunga-bunga yang kuncup dan memutih
Lalu ketika menyerah, aku bentangkan selebar-lebarnya tubuhku
Menghadap perahu cadik yang melaju, meninggalkan tanah yang kering
Sambil menunggu hujan
Aku masih kerap menulis
Mengkhawatirkan cuaca menahanmu
Perjalanan katamu, adalah batu-batu yang bernapas
Dan pohon-pohon, sayup-sayup berjalan, mendedah yang begitu dingin, tersimpan di urat nadiku.
*masyarakat Palembang mengenal lading sebagai pisau
Jekardah, June 2019
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin