Om Chef : ga beli martabak?
Saya : ohya! (Sambil bergegas nyamperin si abang martabak).
. . .
Saya : bang martabaknya 10 (menyerahkan uang 12k500 rupiah - anyway martabak di sini beli 5k dapat 4. Walaupun murah tapi Om Chef pun mengakui rasanya enak).
Si abang : OK! Campur? (Maksudnya si abang tanya saya mau beli keempat varian apa tidak. Ada cokelat, cokelat kacang, keju, dan ketan hitam).
Saya : ya campur aja (sampai di sini I was pickled pink ketika liat antrean tidak panjang).
Lima menit kemudian si abang bungkusin martabaknya. Tapi kok rasa-rasanya yang dibungkusin jumlahnya ga sampai 10. Dalam hati cuma bilang, ah mungkin saya salah hitung. Setelah pulang dan menghitung jumlah martabak, benar ternyata cuma ada delapan martabak. Aduh, sedih juga ya. Mau balik lagi dan minta kurangnya tapi kok rasanya ga enak).
. . .
Saya : Mas, kamu off lagi minggu depan. Kamu ga kasian liat aku? Masih lama banget!
Om Chef : (balik menatap dan mengangguk).
Saya. : tega ih!
. . .
:(
Saya : ohya! (Sambil bergegas nyamperin si abang martabak).
. . .
Saya : bang martabaknya 10 (menyerahkan uang 12k500 rupiah - anyway martabak di sini beli 5k dapat 4. Walaupun murah tapi Om Chef pun mengakui rasanya enak).
Si abang : OK! Campur? (Maksudnya si abang tanya saya mau beli keempat varian apa tidak. Ada cokelat, cokelat kacang, keju, dan ketan hitam).
Saya : ya campur aja (sampai di sini I was pickled pink ketika liat antrean tidak panjang).
Lima menit kemudian si abang bungkusin martabaknya. Tapi kok rasa-rasanya yang dibungkusin jumlahnya ga sampai 10. Dalam hati cuma bilang, ah mungkin saya salah hitung. Setelah pulang dan menghitung jumlah martabak, benar ternyata cuma ada delapan martabak. Aduh, sedih juga ya. Mau balik lagi dan minta kurangnya tapi kok rasanya ga enak).
. . .
Saya : Mas, kamu off lagi minggu depan. Kamu ga kasian liat aku? Masih lama banget!
Om Chef : (balik menatap dan mengangguk).
Saya. : tega ih!
. . .
:(
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin