Pulang saja katamu
Tapi aku lebih suka mendengarkan suara bising yang berseliweran di sini
Kota Lama yang menyala-nyala
Lampu jalanan dan gedung-gedung perkantoran sengaja menabrakkan diri
Bersekongkol menarik perhatian kita yang selalu tertuju pada jembatan layang
Dan anak tangganya
Kerap memergoki kita
Pejalan kaki yang ringkih, memimpikan jalur paling cepat untuk sampai ke tempat yang asing
Sebab aku memandangi bulan
Senyumnya yang magis menempel di wajahmu
Warna-warna yang dominan kuning, seperti candu, sesekali dapat kita pesan di tengah malam
Di pintu masuk sebuah bar katamu
Aku mengigau bulan sabit, joki cakram, dentum musik, dan sedikit pekikan dibalut minuman keras
Tapi berhati-hatilah sayang
Kita tak pernah benar-benar aman bercerita di sini
Sebab cinta dan rindu terlampau gaduh
Jekardah, June 2019
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin