Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi

Forever Welcome

2024 becomes a new chapter for almost everyone who chooses to stand tall amongst the sorrows, the tears, the loath, the love, the joy, the cheers, the sacrifices, the sincerity, the tranquility, and not forget to mention the commitment over losing and winning. Minutes become hours, and hours turn into days, weeks, and months, which means there will always be new experiences.  It's still in the second week of March, and people come and go. There are oodles things to learn to support the growth and minimize the fear. Every step is watched and every move is made. And I am still here, to be grateful for my Dad's latest health condition that shows improvement, and for the return of my beloved man to Jakarta from his country. Both of them were battling one of their most uneasy fights. Little did I know of their struggles for I was not in that arena yet. But as a woman who genuinely values their efforts, I learned to not give up, put myself together, and allow the sun to rise in my ey...

Singkatnya, Aku Pulang

Kepada K. Aku mencitaimu sepanjang sinar bulan yang membulat sampai ke bumi tanpa dipantulkan ulang cahayanya. Air menggenang di tanah tapi hujan tertampung di kaca jendela. Langit berawan, namun bintang mengerdip, begitu genit berkelindan di balik matamu. Aku ingin mendaki ke atas bulan, memanjatkan hal-hal mustahil sambil memegang erat pergelangan tanganmu. Bawa saja aku, bahkan ketika kau sedang bermimpi, menghidupkan ulang harapan yang terpotong menjadi tersambung, satu-persatu, juga begitu pelan. Di perjalanan yang tidak begitu singkat, kita berkelana, mengarungi banyak kelok, jatuh dan tergelincir, menyasar hingga menemukan petunjuk dengan mengikuti kemana garis tanganmu menyebar. Tatkala garis itu terpotong, kita bergegas dengan menukik ke arah tebing yang masih hijau. Ucapmu, "Udara menjadi segar begitu kita senantiasa bersama." Maka kuikat kedua lenganku di pundakmu. Aku berdoa sejenak, bahwa meski bencana melanda, kita masih bisa berenang dan berpegangan lebih erat ...

Berlayar Kapal Brooklyn

Tulisan ini merupakan sajak Whitman, yang saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia, berjudul Crossing Brooklyn Ferry. Selamat membaca ya! Berlayar Kapal Brooklyn Ia tak mengarungi waktu, tak juga ruang, begitu pun jarak Aku bersama kalian, wahai sekelompok orang yang berlayar, atau bahkan berjumlah lebih banyak lagi dari yang ada di sini, Aku meraba apa yang kalian raba saat memandangi sungai dan langit, Seperti kalian, aku satu di antara kerumunan yang padat itu, Aku terhibur sebagaimana kalian terhibur oleh kedamaian sungai dan linangannya yang mengilap, Meski melaju diiringi arus yang kencang, seperti kalian, aku diam dan bertumpu pada jeruji, Aku menyaksikan sebagaimana kalian menyaksikan barisan tiang layar dan cerobong asap kapal nan tebal. *** Crossing Brooklyn Ferry It avails not, time nor place-- distance avails not, I am with you, you men and women of a generation, or ever so many generations hence, Just as you feel when you look on the river and sky, so I felt, Just as any of...

Unspool the String

 Sebab di sanalah aku kerap menguntit mencuri kutipan-kutipan yang dengan mudah kuingat Sebab akan repot jika mesti kubawa kemana-mana: akan penuh jika dimasukkan ke dalam tas apalagi jika disimpan dalam ponsel, gampang sekali terhapus Makanya aku gemar menguntit  Menjahili setiap posting-an yang kau muat mingguan Tak apa, aku masih sanggup menunggu bahkan jika tersesat saat meng-input kata sandi sebuah email Kalau pun ya, aku tinggal membuat yang baru Semua hal tergantikan, tahukah kau? Bahkan seseorang yang pernah tidur di sebelahmu seseorang yang paling kau rindukan  atau seseorang yang kepadanya  kau kirimkan parsel paling manis di hari ulang tahunnya akan digantikan oleh seseorang yang lain bahkan oleh mesin sekali pun Di bawah kecemasan dan bayang-bayang ketakutan  aku menggarisbawahi caramu bernapas pagi ini sebelum matahari menyambungputuskan yang dekat dan jauh yang gelap dan terang yang dingin dan terik Di taman yang rimbun pohon-pohon tidak sabar meny...

DOG DAYS

aku pulang Musim panas katamu Adalah musim panen pagi hari Saat matahari berhenti menjadi pongah Diangkatnya hari-hari yang berat Saat kemarin Ketika masa lampau berhenti bekerja Berhenti mengenang khidmat namamu Berhenti berjalan ke tepian Mengikuti kemana ia menggiring matamu Membawanya pada tujuan yang asing Dan rindu pulang Ketika yang kau dapati bahwasanya dirimu telah hilang Kau ingin kembali diam-diam Seandainya ak berjalan Tanpa mengingat kemana larinya sunyi Kemudian meletup kecil di telinga Merambat menuju rumah siput dan saraf yang teratur Melingkar dan tidak bergerak Meraih semua pandangan di hadapanku Mengubahnya menjadi sinyal putus dan padam Malam pun hablur Ke dalam nyala kota yang bising Polis yang bias Sejarah-sejarah yang keliru Palsu dan gampang beredar Lalu di hadapanku Di ujung jalan pulang yang terpisah dan sangah jauh Kau bawa seribu tahun cahaya Melesat bagai mimpi ajaib Aku terkenang kisah or...

PULANG

I rumah saya di sini, tepat di runcing alismu rumah saya di sini, tepat di kedalaman bola matamu rumah saya di sini, tepat di rongga mulutmu  rumah saya di sini, tepat di lipatan lehermu rumah saya di sini, tepat di keluasan pundakmu rumah saya di sini, menukik tajam di punggungmu rumah saya di sini, menetap di urat pinggulmu rumah saya di sini, tepat di lingkar pusarmu rumah saya di sini, dimana semua kehidupan berawal mulanya hanya ikan berenang-renang di sepanjang kancing bajumu mendekam  dan menggeliat di sekujur tubuhmu II seseorang ingin pulang ke rumahnya. berdiri di muara pintu dan menunggu seseorang yang lain membukanya. seseorang itu membiarkan waktu memilikinya sementara, merebut fantasi-fantasi di kamar tidurnya.   Jakarta, 2016

MENGHADAP JENDELA

  Kadang kau kecup jendela ketika hujan Mulanya hanya gerimis, jatuh perlahan di tengadah tanganmu 2016

PIANO

Smoke is another name of black and white Sebuah palindrom sayang, siapa yang meletakkan bajunya di atas pohon berhantu? Pohon berhantu telah lama menyingsing sebuah cerita angker tentang petruk, anatomi yang disusun dari masa ke singgah waktu dimana gedung-gedung menghimpit jalan pulang. Tak ada gunung yang menyusui ketika debu meloloskan ibu jarinya ke salah satu lubang rumah siput. Aku mendengar canting yang dibakar. Liliput bernyanyi tentang semak yang terbakar oleh ingatan. Perang-perang dijatuhkan lewat hologram. Dan aku mendengar sebuah gelang perak yang kita gosokkan ke almari. Minggu ini, dimana baju berganti nama dan kita mesti melupa satu per satu. Ada yang mengupas mangga dan menanam kulitnya di jari manis kita. Kukecup lading berdarah. Pada hujan di langit percuma, seorang anak pria yang berdiri menantang perahu kayu, menyaksikan ikan-ikan telanjang, insang yang lunak, nafas yang mendengar suara jangkrik, ... 2013

MEMBIARKAN ATAU TIDAK MEMBIARKAN

Pesanmu berjalan jauh. Ketika yang kau tutup rapat cuma pintu, aku mesti menangis pada hujan yang turun menggumpal, mesti mematok pisau pada trali jendela yang baru terkelupas. Aku ingin bagaimana jika caramu mengunci rapat, adalah mengunci yang tidak baik, yang luput dari sebotol pil diare . Aku ingin kau mengunci pintu rapat dengan setan-setan golok yang memenuhi kepalamu. Rumah ini lebih ringan dari segala dosa yang kita coba hapus tadi malam. Waktu tidak pernah terlambat memasukkan kosa kata baru ke dalam tubuh anginnya, ke wajah bintangnya Dan kepala yang dituntun merapat ke wajah pintu, barangkali cuma tembok yang memantulkan silau pagi, air yang menggenang di ujung mata, udara yang disadap oleh tanganmu. Aku bayangkan lima menit lalu semenjak jantungku melepaskan uratnya satu persatu, aku bayangkan ubin-ubin di depan yang kau tinggalkan bagai nyeri yang terus sakit - menjelaskan ombak seperti perahu yang tenggelam di kilang cuaca,  dan aku belajar menikmatinya ...

DUNIA

DUNIA Pada sebuah pantai hijau Dan langit kuning sebelum kicau burung Menengah di ujung rambutmu Pada sebuah pantai hijau Dan ombak-ombak datang kepada angin Sepasang embun kering dipindahkan ke matamu Sebuah pantai lengang di pikiranmu Dibasahi hujan-hujan api Tuhan berkata lewat gemuruh Dan anak-anak pohon itu tumbuh Menggeliat dekat bulu kakimu Aku terbangun menghadap tembok Asap-asap dari jendela berhamburan Sepasang embunkah itu? Kau menutup pintu Mengunci segala jalan berkekasih Sebuah bus jurusan pantai hijau dalam mimpi Mengerdil dalam pikiranmu yang jinak setelah awan, matahari, mendekat dalam rahim yang mulus 2013

GUNANYA PERTUNJUKAN MALAM NANTI

suatu malam aku merindukan seorang kekasih dari kepongahan yang diciptakan sendiri ketika aku cemas dalam gelisah yang memungut tahun-tahun menjadi drama singkat di atas panggung yang mencinta seorang pemain mesti keluar dari sana dalam gemas percakapan itu aku menulis catatan-catatan ditambah bulan kecil yang mengail wajahku melekat pada sebuah pertanyaan lantas seorang pemain yang lihai menggoda seorang wanita yang diam-diam ingin bersama waktu dan kegosongan kejujuran yang paling utama hingga yang lain beserta tik tok keringat dan perayaan yang dicemburui dan seorang wanita yang sibuk saat menanti mesti dipertaruhkan semut-semut pada wajahku memerah sari wajah-wajah dalam naskah telah habis dan percakapan yang memantul dari seorang pemain dan panggung yang sigap dalam sendiri akan bermain pada tahun-tahunnya yang panjang

MENANGIS DALAM KAMAR MANDI

: piyu Inilah kenangan pada jinjit anak-anak menarikan sebuah pagi dengan kerutan luka di keningmu. Aku ingin membuang kertas foto dan tasbih meretak pada doa kita dengan pengabulan paling sakral kali ini. Dewi langit dengan kebaikan nafas dan senja yang menguning di timur matamu, kapan kami akan pulang bersemedi dalam gairah waktu dan sepasang kekasih yang sedang membangun kuburnya dengan nama? 2013

TENGAH MALAM

dodo arumdono dan abangnya Mari saling mencari Jika masih kita tetap berdiri Saling membaca jalan yang membelah dua Antara jarak kita yang mengarah jauh Menohok hujan yang polos Menggaris cahaya Menusuk tubuh dengan gerimis yang membikin kita semakin laut dan tenggelam

BUKAN UNTUK SIAPA-SIAPA

ada semacam dada dengan penyakit di punggungnya satu tahun tumbuh penyakit punggung satu tahun lagi tumbuh penyakit ganas dengan warna merah dan putih maka jadilah merah muda penyakit itu entah bagaimana aku mesti mengatakan bahwa penyakit adalah wujud kesepian dan semesta dengan tubuhnya yang tambun aku membayangkan penyakit cepat tumbuh dalam keadaan sedih lalu penyakit itu mulai membikin rumahnya sendiri dengan pelabuhan yang tak sepi dari kapalnya lantas penyakit itu mulai menjadi nama dan simbol kehidupan tanpa penyakit kesedihan bukan apa-apa

ALIH-ALIH

setelah kembali pada kamar siang itu ketika telpon kita baru saja terputus aku melihat sebuah punggung terbelah sebuah sungai bening dan bukit dengan kehidupan aneh lalu perahu-perahu yang berlayar menjauh aku mereka itu manusia dari tuhan yang lain aku mengambil kamera yang tergeletak suntuk di atas meja selepas tombol dinyalakan aku menangkap sebuah gambar hitam yang melengkug di ujung sana aku kembali mencari gambar dengan posisi yang lain aku setengah berjingkat dari ubin-ubin mereka satu-persatu jatuh ke bawah mereka membikin kepala yang runcing sebelum membentur dasar aku menemukan hitam dalam bentuk yang sama hitam dengan wajah yang hancur dan berdarah dari kasat lubang matanya hitam yang lain mengalir hitam yang hanyut mendekati perahu-perahu yang hendak pergi menemukan tuhan yang baru lantas di sana aku mengira ada sebuah anak panah yang menunjukkan jalan pulang bagi perahu-perahu yang hilang aku memandang ke arah me...

SEBUAH HARMONISASI

fatin, eca, camilla, epot, neno, dan il divo Jujur saja kekasih Aku ingin mencintaimu dengan segenap harapan Ketika pagi-pagi sekali Kita gelisah dan kadang mengantuk Sebab semalam kita sibuk berdiskusi Akan dibawa kemana pagi esoknya Harapan itu Terkadang bernyanyi di pikiran kita Ia menggambar sebentuk lukisan Dengan warna-warni sepasang kekasih Sehabis hujan Mereka duduk di kursi taman Tumbuhan dan bunga-bungaan menjadikan sebuah kehidupan Yang menyala-nyala di mata mereka Serumpun musik hujan Saat itu baru saja mereda Tik tok jantung Dan kegelisahan memenuhi dada mereka yang tidak lagi lapang Menampung pagi-pagi yang seandainya mesti datang kembali Membawa harapan Sepertinya telah menggenapkan kisah cinta kita yang akan abadi

PERIHAL SARAJEVO DAN PERCINTAAN

oka rusmini aku menganggap tubuhnya seksi subur ditumbuhi oleh rambut-rambut halus dan hitam matanya menjerat rindu mana pun rindu yang sangsai pada debu kamar dengan huruf-huruf yang menggantung dan gampang terbakar aku membayangkan seratus biji kopi ditanam di tubuhnya seribu musim dengan salju dan lautan yang meleleh dan beraroma keringat biji-biji kopi yang menjadi kehidupan baru menjadi semesta yang tumbuh dengan usia yang mengerucut akan menuai seribu tangkai dan seribu daun gugur yang memeluk erat tengkuknya yang baru saja sembuh dari rasa sakit aku sepakat menyebutnya kedinginan seribu hari ia lupa menyalakan api ditubuhnya seribu hari ia menyalakan cuaca yang sangat lain dan begitu suntuk cahaya itu ia bagi menjadi jari dan mulutnya dengan seribu hari dan musim-musim yang lebih awet "Yu, aku minta sajak-sajak sarajevo yang pernah kamu ketik waktu itu saat pertama kali kita menikahi asap yang abadi kamu pasti tahu dan tidak lupa. aku masi...

KARENA SESUNGGUHNYA WANITA DAN AKU

sarah kay aku mendengar suaramu tadi malam ketika pertama kali memasuki rumah dengan cahaya kuning dan asap kebiru-biruan lantas aku terburu-buru mengikuti pintu mana saja aku teringat dengan sebatang cerutu yang dipesan dan diantarkan tadi malam seseorang yang sedang memerhatikanku dari belakang ia melihat dengan pandangan aneh dengan mata pertama lalu kemudian dibukanya mata kedua persis seperti ketika kita membuka mata selepas berciuman dengan bibir angin yang baru saja melahirkan tabir-tabir baru selepas tadi selepas ketika kamu baru saja mengirimkan paket tanpa nama apakah demikian setelah seseorang yang mengantarkan cerutu dan seseorang lainnya yang memandang kita dengan tikaman yang memunculkan rahasia pada masing-masing matanya merupakan cara untuk menguji kesabaran seorang wanita di sini ia tidak bisa tidur karena angin cemas begitu kencang ia tidak mengerjakan apa yang ditugaskan oleh gurunya minggu lalu ia lupa mencuci tanga...

SELEPAS SABIT MALAM INI

bli jengki letih matamu adalah letih bulan sabit dalam kemarau panjang kemarau dalam pelukan kita yang terlampau jarang aku merindukan batas tubuhmu yang ditumbuhi para belukar sebab selongsong angin yang tidak lagi berpacu melupakan kelam-kelam sabit dalam sebotol air mineral