Langsung ke konten utama

Women's corner dan Men's Zone

Kemarin siang di perjalanan menuju Office 8, saya melewati sebuah 'cafe' dan tidak sengaja mendapati papan bertuliskan women's corner and men's zone. Benar saja ini menarik perhatian saya. Mengapa harus ada pembeda antara area untuk perempuan dan laki-laki? Sebelum berpendapat lebih jauh, sejenak saya mengulik apa saja yang berkenaan dengan women's corner dan men's zone. 

Pada mesin pencari, women's corner meliputi semua aspek yang berkenaan dengan perempuan, dimulai dari dapur, make-up, online shop, hal-hal seputar kesuburan - kehamilan - 'breastfeeding' seluk-beluk mengenai si kecil, dan lain sebagainya. Begitu pun dengan men's zone, membahas mengenai hobi dan gaya hidup terkini, yang mencakup otomotif yang disertai dengan figur perempuan mengenakan pakaian minim, 'hair cut' yang lebih menitikberatkan pada maskulinitas, olahraga, serba-serbi dunia malam, dan sebagainya. Dari hasil pencarian ini saya menyimpulkan bahwa dalam masyarakat, stereotip mengenai perempuan dan laki-laki masih menjamur dimana-mana. Sosok perempuan digambarkan lemah lembut, keibuan, konsumtif, menyukai keindahan berbanding terbalik dengan penggambaran sosok laki-laki yang gagah, pemberabi, seorang pemenang dan penakluk, serta menggunakan figur perempuan sebagai media pemenuh hasrat kesenangan. 

Dalam semantik, meminjam definisi dari Kamus Oxford, 'corner' berarti pertemuan antardua sisi, sesuatu yang terletak di area terpencil dan jauh, memaksa seseorang masuk dalam situasi yang sulit sehingga menjadi tidak mungkin untuk melarikan diri, dan mendominasi - mengontrol - dan memonopoli. Kemudian 'zone' didefinisikan sebagai area yang mempunyai karakteristik tertentu, tujuan, dan terbatas, serta terbagi menjadi. Melihat definition itu, nampak kontardiktif dengan hasil pencarian sebelumnya yang cenderung melihat laki-laki sebagai pihak yang superior dan perempuan sebagai pihak yang minor. 

Lantas apa yang membuat perempuan menjadi pihak kedua adalah masyarakat. Masyarakatlah yang mengukuhkannya. Relasi kuasa ada di tangan masyarakat dengan memposisikan perempuan sebagai gender kedua. Hal semacam ini laku keras. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

To Our 2nd Anniversary

The night has fall, curled around, and settled In silence and peace, the moon flickered courageously and stars blinked naughty It was a rectangled room with a hanging rattan bulb where the cold took hold A wave of joyful energy gathered and helped me chanted, "this day came, we're filled with love and pleasure." We have shared sunrises and sunsets Conquering all fears, expressing the passage of time, enduring love, and tumbling in joy. I dove beneath the quilt Drifted into dreams  "Before two, I was one celebrating the innocence, the unsolved questions about why I was one, not two.  I was a foreigner, wandered with a self-made map In the North I would see the frosting winter, magical skies with ribbons of light In the East, I would see new days filled with promise, flashing out warm greetings In the South, days stretch long, bread freshly baked, and conversations about clumsy feet strolling through the field never ends In the West, trees trembled the rustling leaves....

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...