Alkisah menghitung hari
Di taman kanak-kanak
Kelinci putih hendak berlari
Menyeret layang-layang hijaunya
ditimpa angin yang sedikit lebih berisik
Ia bergegas, berlarian tanpa henti
Menerobos ranting yang patah
Daun yang menguning
Embun yang berseliweran, membikin kabut
Ia menyebutnya awal mula kehidupan
Sebab ketika matahari yang belum juga panas muncul
mencium keningnya dan berucap: Pergilah!
Tak ada yang menantikanmu pulang
Kecuali keberangkatan
Lalu diterbangkannya layang-layang itu
Dibiarkannya meninggi
Bumi nampak semakin jauh
Seekor kelinci pun sendiri
Namun ia teringat selembar kertas origami
Terkapar di atas bangku
Sisa kemarin, atau beberapa hari yang lalu
Dan ranting patah yang terbentur ke tanah
Daun yang mulai gompel dan koyak
Begitu pun embun perlahan menipis
Diambilnya semua
Dibungkuskan ke selembar kertas
Begitu pun mimpi-mimpinya
Tak satu pun tersisa
Kelinci putih pun melipat tubuh kertas
Satu persatu makin rapat, meruncing, dan seimbang
Dalam hitungan ke tiga, dibuangnya pesawat kertas itu
Membawa jiwanya, mengembara
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin