Stalking disadari atau tidak menjadi bagian dari kegiatan atau selingan ketika bersosial media. Anggap saja ini konsekuensi dari yang mestinya sudah dipahami saat kita mengiyakan untuk bersedia terekspos atau mengekspos diri meskipun tujuan awalnya hanya ingin berbagi. Ya tentu saja membagi sebagian hidupmu untuk dinikmati oleh orang terdekat maupun orang asing. Hal ini juga sejalan dengan menyadari bahwa stalking (yang dilakukan orang lain) di luar kontrol kita secara pribadi. Kita cukup paham bahwasanya yang dibagikan di sosial media pun tidak sebenar-benarnya diri kita. We put a spell on it, sehingga yang terlihat, katakanlah sisi baiknya saja. Jika tidak ingin di-stalking, well, sebaiknya puasa atau bahkan berhenti menjadi pengguna dari salah satu sosial media. Di era ini, kebutuhan primer kita adalah sekuritas. Jangankan sosial media, dengan mempunyai perangkat berkamera saja artinya gerak gerik kita terpantau. Lebih dari itu, toh sebenarnya kita pun menikmati stalking, karena iseng atau karena ingin membandingkan kitalah yang superior di antara yang minor. Yang suka stalking, yuk, mari berdialog dengan cara yang lebih sehat. Ohya di antara sesama penikmat stalking, barangkali berminat mengunjungi akun untuk koleksi pre-loved saya. Sila mampir ke @prelovedkedai. Jangan malu dan dan sungkan, jika berminat segera hubungi saya.
Tabik :P
Tabik :P
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin