Beban pekerjaan adalah yang paling banyak menguras waktu, tenaga, pikiran, dan rasa. Saya teringat dengan ucapan seorang bijak, apabila hendak meminta tolong, tolonglah dulu dirimu. Maka orang lain akan berdatangan satu-persatu. Terlepas dari benar atau salah, memang siapa lagi yang akan membantu kalau bukan diri sendiri. Saya iri pada orang-orang yang memiliki kekuatan untuk menolak, atau sekadar bilang keberatan. Sudah hampir tengah malam, dan saya belum juga merebahkan punggung di atas tempat tidur.
Kepada K. Aku mencitaimu sepanjang sinar bulan yang membulat sampai ke bumi tanpa dipantulkan ulang cahayanya. Air menggenang di tanah tapi hujan tertampung di kaca jendela. Langit berawan, namun bintang mengerdip, begitu genit berkelindan di balik matamu. Aku ingin mendaki ke atas bulan, memanjatkan hal-hal mustahil sambil memegang erat pergelangan tanganmu. Bawa saja aku, bahkan ketika kau sedang bermimpi, menghidupkan ulang harapan yang terpotong menjadi tersambung, satu-persatu, juga begitu pelan. Di perjalanan yang tidak begitu singkat, kita berkelana, mengarungi banyak kelok, jatuh dan tergelincir, menyasar hingga menemukan petunjuk dengan mengikuti kemana garis tanganmu menyebar. Tatkala garis itu terpotong, kita bergegas dengan menukik ke arah tebing yang masih hijau. Ucapmu, "Udara menjadi segar begitu kita senantiasa bersama." Maka kuikat kedua lenganku di pundakmu. Aku berdoa sejenak, bahwa meski bencana melanda, kita masih bisa berenang dan berpegangan lebih erat ...
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin