: Alexander
Kampung halamanku
Kampung halamanku
lahir seiring usiaku hampir memasuki seperempat abad
Di kampung halaman
aku menginjakkan pijakan pertama
ketika bulan terpantul berulang kali oleh angin
Sebelum mencapai tanah, ia membeku
bersikeras menjadi dingin
Di hadapan ranjangku
aku kembali teringat kampung halaman
Ia tak pernah sekali-kali beranjak dari kepala
Bahkan ketika aku sedang sendiri dan tak melakukan apa-apa
Kampung halamanku
adalah tanah kering dan basah
dalam tangis dan tengadah doa
Di sana aku ingin sesekali pulang
membawa setumpuk koper dan cerita yang belum disebar di media sosial sekali pun
Di kampung halaman
yang menjadi esok pun pasti gugur
dan hablur
Jekardah, May 2020
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin