Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Terjemahan Haiku (I)

Saya mencoba menerjemahkan Haiku. Jujur saja, sangat sulit bagi saya untuk betul-betul mengikuti aturan 5-7-5 juga penanda musim. Akhirnya setelah mencoba mencari beberapa referensi terjemahan Haiku berbahasa Indonesia, tidak sedikit yang 'bandel' menerjemahkan di luar aturan 5-7-5 karena kekayaan masing-masing bahasa. Semoga terjemahan ini mampu menggoda kita untuk melihat lebih banyak kekayaan dalam karya sastra klasik. Selamat membaca, kawan! *** Bumi pun berembun di tiap tetes yang tumpah penanda ingar-bingar -Kobayashi Issa- *** Pandangan dikaburkan kabut aku tidak berdaya  berjalan susah payah -Matsuo Basho- *** Di Bumi kita bermukim berkeliaran di puncak neraka memandangi bunga-bunga -Kobayashi Issa- *** Dilumat bayangan peluang meloloskan diri menerobos matahari luput -Arakida Moritake- *** Membangun, merubuhkan, membangun, merubuhkan ulang, pada akhirnya bunga poppy mengembang -Tachibana Genjiro- *** Di bawah tinju hujan yang menderau sepuluh tunas menyembul -Yosa Buso

Merayakan Menulis

Let's write more and more. Menulis, meski merupakan cara untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran saya secara pasif, mampu membantu saya untuk menimbang-nimbang banyak hal, terlepas dari baik maupun buruk. Saya paham dan sadar tidak semua orang bisa menerima tulisan saya, tidak apa-apa. Setiap orang punya hak yang sama untuk menerima dan menolak. Tapi setidaknya, melalui penerimaan dan penolakan itu, saya mau membangun komunikasi (and for God's sake, komunikasi itu ga mudah, harus betul-betul dilatih). Memang ada ketakutan dalam diri saya, kalau-kalau ditolak, saya harus apa. Alih-alih berpusing dan berkutat dengan hal-hal yang membuat saya tidak bersemangat, lebih baik energinya saya alokasikan untuk hal-hal yang membuat saya bisa berkembang. Memang ada yang harus dibayar, selain uang, pasti akan ada waktu, pikiran, tenaga, tanggung jawab, juga komitmen, dan sikap menerima (tentu bukan untuk menyenangkan orang semata) yang dikucurkan.  Tabik!

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya tercer

Puisi Terjemahan Rumi - When I Die

Saya mencoba menerjemahkan sajak yang ditulis oleh Rumi berjudul ' When I Die '. Selamat membaca, kawan! *** Ketika Maut Menjemputku Ketika maut menjemputku ketika peti jenazahku disiapkan jangan kau kira aku merindukan kehidupan dunia jangan menitikkan air mata jangan sesekali meratapi atau berduka cita aku tidak sedang terjerembab ke dalam neraka para iblis tatkala kau saksikan jasadku dipikul berhentilah menangisi kepergianku aku tidak pergi sebaliknya aku sedang berada di sisi Sang Maha Penyayang bila kau beringsut  dari peristirahatan terakhirku jangan ucapkan selamat tinggal ingatlah bahwa pusara sejatinya hanya sebuah tirai yang menyembunyikan firdaus di belakangnya kau hanya akan menyaksikanku terbujur di liang lahad kini lihatlah kebangkitanku bagaimana mungkin yang kau saksikan menjadi sebuah akhir tatkala matahari tenggelam atau bulan terbenam yang terekam di matamu tampak seperti akhir juga seperti senja namun sebaliknya, yang kau saksikan adalah fajar saat maut men

Tahun Terbaik, Saat Ini

Percakapan pertama pagi ini kumulai dengan diriku sendiri. Meski masih terbaring di tempat tidur dan mata masih mengantuk, aku bangkit dengan sedikit tersungut-sungut, sambil bicara dalam hati, "Yuk kita renang lagi. Airnya memang dingin. Gerakan dan jarak lintasannya melelahkan. Tapi itu akan membuatmu tumbuh kuat dan sehat." ... Setelah pulang, dan melihat-lihat sayuran segar, timbul niatan untuk membeli beberapa. Tapi akhirnya tertahan karena besok Senin dan Selasa aku berangkat kerja lebih pagi. Jadi sayang kalau sayuran yang segar, tersimpan beberapa hari di kulkas, dan baru dimasak setelah jam pulang kerja. Lalu kuputuskan untuk berbelanja nanti di hari Rabu pagi, sebelum berenang.  ... Perut lapar dan jam untuk sarapan sudah lewat. Bingung mau masak apa. Buka kulkas, ternyata masih banyak sekali kue dan biskuit untuk teman minum teh. Akhirnya kupotong beberapa, dilanjutkan dengan menyeduh teh bunga telang hangat. Aku membeli cawan dan teko lucu untuk ngeteh. Lumayan fa

CARMEN

Kepada Carmen* Musim kawin hampir habis Dan kau masih saja berusaha meloloskan diri Diam-diam kau panjati pembatas bambu di batas terakhir hutan Gunung yang sunyi juga jangkrik yang berisik serupa permainan yang terdengar akrab di sepanjang hari Musim kawin membulat di matamu Anak gadis yang menceburkan kakinya di kali yang mengalir  tengah memikul rumputan berdaun tajam Hewan-hewan malam lapar yang melintasinya dengan tidar sabar, tersabet dan mengerang *Carmen adalah kucing pertama saya sejak kuliah. Sayangnya terlambat di-steril, jadi ketika musim kawin datang, Carmen selalu mencari celah untuk melarikan diri. Ketika saya pulang ke rumah, saya titipkan Carmen pada seorang teman. Ternyata itu perjumpaan terakhir saya dengan Carmen. Saat teman saya sedang tidur, Carmen berhasil lari melalui celah jendela yang terbuka. Sedih!

Perbincangan Singkat Pukul Dua Belas Siang

Kepada Mike Semesta adalah keajaiban yang dibangun dalam kepala seorang bocah Ia bayangkan betapa bumi bulat dan terang Ia bergejolak, dan bangkit meraih pembicaraan pada kekasihnya yang terlanjur dewasa Ia mengatakan matahari adalah bintang Yang terukur panas saat siang Lalu petang, ketika turun, matahari meredup  merelakan bintang-bintang yang mengerjap sesekali, bertebaran Langit adalah sebuah padang Kegelapan menjadi rumput Bulan yang kuning menjelma gerakan rumputan yang tipis-tipis dikibas angin Ketenangan menjadi suara alam paling menenangkan Ia tak mampu membayangkan betapa esok masih ada: menjumpai matahari terlampau terik menampar wajahnya Ia bertanya, "Semesta yang misteri kenapa gelap terlihat sangat lapang?" Ia pejamkan mata, ketika tak sengaja gerimis yang tajam menukik di lengkung matanya membikin air mata palsu Ia melihat samar-samar Ia melihat dirinya sendiri tengah tenggelam di antara lembaran gambar-gambar binatang Ia mengenali beberapa saja Binatang-binata

Semesta Baik

Hidup saya jauh dari kata seru. Hari-hari diisi dengan bekerja juga lembur, sesekali olahraga, makan dan minum semaunya, jam tidur tidak pernah teratur, ikut workshop di saat teman-teman saya tidak tertarik ikut,  berteman seperlunya, dan sangat jarang rekreasi. Mungkin bila dibandingkan dengan teman-teman, hidup saya terkesan membosankan. Tapi meski ritmenya jauh dari kata mengesankan, saya mau mengapresiasi hal-hal baik yang sederhana.  Misalnya ketika dihadiahi makanan enak oleh teman, dibawakan makanan enak yang dimasak sendiri, staycation sebentar bersama satu atau dua teman paling dekat, juga dipinjami buku bagus. Hari ini ternyata dipinjami sebelas buku bagus oleh Nyom. Semuanya bergambar. Ya tentu saja, saya sangat gemar membaca buku-buku yang memuat banyak gambar.  Sejak sekolah, bahkan buku-buku yang saya punya, selain buku paket bergambar, saya punya beberapa buku mata pelajaran tertentu berbentuk komik. Selain terasa menyenangkan, saya jadi merasa tidak tertekan ketika memb

Baby's Way - Rabindranath Tagore

Saya mencoba menerjemahkan sajak Rabindranath Tagore, berjudul Baby's Way. Selamat membaca, kawan! Cara Seorang Bocah Jika saja bocah bisa berkehendak, ia dapat terbang kembali ke surga saat ini. Bukan tanpa alasan ia tidak meninggalkan kita. Ia gemar merebahkan kepalanya di ceruk dada sang ibu, tanpa pernah berhenti memalingkan pandangannya sedikit pun. Ia paham segala macam pesan bijak, namun hanya sedikit dari kita lihai menerjemahkannya. Bukan tanpa alasan bila ia enggan bicara. Satu-satunya yang ia inginkan ialah mempelajari pesan yang tergelincir dari mulut sang ibu. Oleh sebab itu, ia sungguh tak berdosa. Ia mempunyai emas dan mutiara yang melimpah, tapi ia hadir ke dunia bagai pengemis. Bukan tanpa alasan ia menyamar seperti itu. Pengemis kecil telanjang nan tersayang ini berpura-pura tidak berdaya, biar ia boleh mengemis kekayaan cinta dari sang ibu. Bocah terlepas dari jeratan yang mengikat di tanah kesuburan. Bukan tanpa alasan ia merelakan kebebasannya. Ia paham betul a

Lonte Dapur

Kepada Saut Situmorang Siapa yang tak mengenalimu Di pagi pertama bulan ini wajahmu, kacamata, poni yang pendek, hitam alis luntur sebab air menguap dari panci menjadi keringat, mendidih dan panggilan-panggilan telpon  yang tak terangkat. "Halo!" Bagaimana bila dibungkus saja roti kelewat mengembang itu, memanen bakteri dalam toples bening? Bila gula habis, yang manis dalam pikiranku, dapat kau tuang sedikit ke sana.

Terjemahan Sajak Kay Ryan

Saya mencoba menerjemahkan sajak dari Kay Ryan, berjudul He Lit a Fire with Icicles (Ia Menyulut Api dengan Tetes Air yang Membeku) dan Thin (Sedikit). Selamat membaca teman-teman! Ia Menyulut Api dengan Tetes Air yang Membeku Kepada W.G. Sebald,  1944-2001 Inilah buah karya dari Santo Sebald, salah satu mukjizatnya: ia menyulut api dengan tetes air yang membeku. Ia menggesekkan  tetes-tetes air yang membeku seperti menggesekkan baja pada batu api, itulah buah karya Santo Sebald. Dan  masuk akal  panasnya hanya  sehangat tubuh. Betapa abainya ia memahami bahwa es akan  terbakar. Betapa bebalnya  ia berdiam diri. Saat ia dapat  merasakan sensasi di kedua kakinya ia harus menyerah. Sedikit Betapa semua hal yang dipahami sangatlah sedikit-- lapisan tipis es di atas sebuah kolam hanya akan dilintasi oleh burung-burung  penuh percaya diri. Seekor burung dinilai dari beratnya atau sajak-sajak Wordsworth yang sama ringannya dengan seeker burung.

Bilamana - Rudyard Kipling

Bilamana, adalah puisi yang ditulis oleh Kipling dengan judul dalam Bahasa Inggris, IF. Saya mencoba menerjemahkan puisi berjudul IF dalam Bahasa Indonesia. Selamat membaca ya, teman-teman! BILAMANA - Rudyard Kipling Bilamana engkau sanggup berkepala dingin saat semua orang di sekelilingmu Tengah kehilangan yang mereka miliki dan menyalahkanmu, Bilamana engkau berpegang teguh pada diri saat semua orang meragukanmu, Tapi juga memikirkan keragu-raguan mereka; Bilamana engkau sanggup menanti dan tidak lelah menanti, Atau dibohongi, janganlah bersepakat dalam kepalsuan, Atau dibenci, janganlah memberi ruang untuk membenci, Dan janganlah terlihat begitu anggun, juga bicara terlampau berwibawa: Bilamana engkau dapat bermimpi -- dan tidak menjadikan mimpi sebagai tuan; Bilamana engkau berpikir -- dan tidak menjadikan buah pemikiran sebagai sasaran; Bilamana engkau dapat berjumpa dengan Kemenangan dan Malapetaka Dan belaku adil pada kedua penipu itu; Bilamana engkau sanggup mendengar kebenaran

Hidup untuk Hidup, Berkarya untuk Berkarya

Barangkali kita berkarya: menulis, menggambar, memotret, bekerja, memasak, menjahit, bermain musik, untuk menyenangkan orang lain, dan lupa sebetulnya kita berkarya untuk diri sendiri, kelegaan sendiri, untuk dinikmati sendiri, sebab kita menikmati berkarya. Akan ada waktunya karya-karya itu juga ikut dinikmati oleh orang lain, dan apresiasinya bermacam-macam. Saat kuliah, saya mengikuti pameran foto di kampus bersama teman-teman kelas fotografi. Ketika dipajang, banyak sekali bentuk apresiasi yang saya temui, salah satunya dengan mencorat-coret hasil foto saya. Bohong kalau saya tidak marah. Dalam hati sepanjang hari, saya mengumpat, uring-uringan tidak karuan, bahkan ketika di kelas, saya menjadi tidak fokus belajar. Ingin sekali teriak, "Taik, asu, fuck, merde, kampang!" pada yang merusak karya saya. Saya putuskan untuk mengadu pada senior-senior, setidaknya untuk dibela bahwa karya saya sudah dirusak. Salah seorang senior saya merespon, "Begitulah hasil jepretanmu di

Bilamana - Rudyard Kipling

 Bilamana - Rudyard Kipling Bilamana engkau sanggup berkepala dingin saat semua orang di sekelilingmu Tengah kehilangan yang mereka miliki dan menyalahkanmu, Bilamana engkau berpegang teguh pada diri saat semua orang meragukanmu, Tapi juga memikirkan keragu-raguan mereka; Bilamana engkau sanggup menanti dan tidak lelah menanti, Atau dibohongi, janganlah bersepakat dalam kepalsuan, Atau dibenci, janganlah memberi ruang untuk membenci, Dan janganlah terlihat begitu anggun, juga bicara telampau berwibawa: Bilamana engkau dapat bermimpi -- dan tidak menjadikan mimpi sebagai tuan; Bilamana engkau berpikir -- dan tidak menjadikan buah pemikiran sebagai sasaran; Bilamana engkau dapat berjumpa dengan Kemenangan dan Malapetaka Dan belaku adil pada kedua penipu itu; Bilamana engkau sanggup mendengar kebenaran yang telah engkau sampaikan Dipelintir oleh para pembual untuk menjebak si dungu, Atau menyaksikan hal-hal yang engkau korbankan, hancur,  Dan membungkuk lalu mengonstruksinya dengan alat-a

Anyir dan Sedap

 Bermimpi saat sedang tidur Adalah bunga tidur Seperti itulah yang dikatakan oleh kakek nenek kita Baik atau buruk mimpi yang dialami Seperti bertaruh di meja judi  Pulang membawa kemenangan Atau sebaliknya, kalah Bunga tidur tercium harum Ketika bermimpi indah Maka ketika bangun, niscaya merasa lega Tapi bunga tidur yang tercium busuk Menjadi penanda mimpi yang buruk juga Ketika bangun, aku menyeka tangis Sambil berusaha sadar, apakah ini betulan Atau bunga tidur yang berbau busuk Sebab tadi malam Aku melihat diriku berteriak tak karuan Memaki orang-orang yang mematung Menutup telinga dari jerit kelaparan Lapangan kerja dimanipulasi Keringat dibayar sesuap nasi Jaminan hari tua barangkali cuma mimpi di siang hari Maka malamnya, mereka menolak tidur Mimpi di siang hari terlepas dari dikotomi :bunga tidur berbau anyir atau beraroma sedap 2021

Uncertainty, Awaits Us

Dear my beloved one, It is obviously OK to buckle yourself down on perfecting the experience that offered to your customers. I'm so proud of you. Watching you twist your legs as if tomorrow never comes, leads me to realize that what comes next in the future, only uncertainty awaits us. Somehow, after office hour, I looked outside of the window, the mind wandered but the body stayed.  When I'm not around, I guess the more you respect the tranquility, like I don't buzz and simply lock my mouth. Somehow, dramas keep popping and we distance each other. But deep down in our hearts, we deal with it, as disagreement is parts of our journey to be friends with the other. We normalized the situations when we we're upset, crazy, mad, grumpy, annoyed, so on. I often times, have no idea how to grow up gratefully, how to respond and stabilize the things beyond my control, besides this body and mind don't belong to me. These corpses I'm telling you right now, mine and yours, w

Apa yang Kamu Pikirkan Hari Ini?

Dunia mengajarkan kita banyak hal. Kebahagiaan, keindahan, kebrutalan, kemiskinan, penindasan, ketidakadilan, dll. Seorang teman bercerita pada saya mengenai sudut pandangnya tentang hidup, bahwa tujuan manusia bersusah payah adalah untuk mencapai kebahagiaan. Kalau benar seperti itu, lantas mengapa di tengah pergumulan mencapai kebagiaan, saya justru  mendapatkan trauma, cemas, kesepian, dll, yang tentu jauh dari definisi kebahagiaan. Sejenak saya berpikir dan berkata dalam hati, "Mengapa kita begitu lena dengan bahagia dan tenggelam dalam sedih?" Ya, banyak hal yang terlintas dalam kepala. Saya merasa seolah semakin jauh dari kebahagiaan, mungkin karena saya tidak menjadikan diri saya sebagai bagian dari kebahagiaan. Saya terombang-ambing di luar lingkaran kebahagiaan, saya seolah berenang-renang dalam semesta yang lain. Begitu pun dengan mengapa tenggelam oleh kesedihan, mungkin penyebabnya adalah saya tidak melihat diri saya sebagai bagian dari kesedihan, seolah kesedihan

Hasil dari Melepaskan

Aku melepaskanmu seperti aku melepaskan simpul dasi yang menjerat leher Aku melepaskanmu seperti aku melepaskan pengait besi pada sabuk yang mengunci pinggangku Aku melepaskanmu  seperti aku melepas kancing yang lolos dari lubangnya maka terbebaslah aku dari ruang yang menghimpit Aku melepaskanmu seperti aku melepas pengencang tali beha, dadaku terjepit, napasku berat, Dan ah, kini lega sekali Aku melepaskanmu Seperti aku melepaskan resleting celana jeans yang ketat, yang menekan kedua kakiku hingga seolah terlihat ramping, tapi palsu Aku melepaskamu Seperti aku merobek celana dalamku, melemparnya ke keranjang sampah, biar dimakan semut sari-sari yang nikmat itu Aku melepaskanmu Seperti melucuti sepatu berhak tinggi Aku biarkan tumit dan pundak kakiku mengobati dirinya sendiri, membalut luka kecil tanpa berdarah, mengompresnya dengan air dingin, dan meredakan nyeri yang menimbulkan penderitaan Seperti itulah yang kutemukan dalam kekesalan, hari-hari yang suntuk, persoalan ibu kota yang

O, 1, 2

/1/ Malam ini adalah malam saya Kelabu, dan rintik yang jatuh di atas genting Jatuh juga ke atas daun Ulat dan cacing menggeliat geli ke permukaan Hujan dan tanah beradu menjadi asam Batu terkikis, dan bunga-bunga kertas membusuk Jadi, kering pun terasa Meski kau tuang laut menjadi hujan Hujan pun belum lega Semenjak matamu begitu condong ke mstahari /2/ Di atas punggung O, saya mengangguk Bukan karena telah paham Saya menggangguk karena tanah yang dipijak Terguncang. Isi bumi menjadi anak itik yang hilang kesadaran saat bermain Di balik bukit dan puncaknya yang tumpul Anak itik terus berjalan mengikuti naluri  Tanpa menoleh lagi ke belakang Menghiraukan induknya yang letih dan cemas Isi bumi yang lincah  Membelah perutnya sendiri Dan aku, tinggal O

Nanti Kita Bertemu Lagi

Kita merayakan pertemuan virtual yang ke sekian Apa kau menghitung berapa kali kita melakukannya? Dengan apa kau menghitungnya? Jari ini, meski hanya sepuluh Ia juga yang bergerak lincah menukar pesan, kata demi kata, lalu dikirim secara beruntun menjadi percakapan dengan topik yang sama seperti kemarin Barangkali sudah sangat lama kita tidak duduk di taman, atau di area merokok kedai kopi Lalu memandangi orang-orang sambil membicarakan rasa es krim, tekstur kraker yang renyah dan remahannya yang menempel di ujung bibir juga celana, lasagna yang kelak kita masak hampir setiap hari, pelukan hangat di gedung sinema, kunjungan ke museum yang tinggal wacana, bir-bir yang dingin, hari libur dan lembur di kantor, sop buntut yang dimasak dengan kesabaran, pisau juru masak dari Jepang, teriakan anak-anak di kelas, silabus mengajar, seminar Montessori, perawatan rutin di salon, pencarian oven pizza yang melelahkan, hari jadi dengan drama-drama kecil, pandemi yang keras, virus yang bermutasi, ta

AYLEEN

  gstatic.com Bahwa malam yang kau habiskan di bawah pendingin ruangan telah membentuk ruang baru yang hening. Kata-kata menjadi bijih, bunyi yang kau ucap adalah hujan yang sesekali memantau pertumbuhan literasi dalam sebuah pot Tulisan yang diketik, seketika hidup, mengikuti dari mana arahnya matahari berkilatan   Malam adalah penanggalan waktu yang melelahkan Ia berdiri payah, di hadapan riak air dalam sebuah bejana dipantulkannya kemilau yang asli Ia betul-betul matang dan tumbuh menjadi seorang gadis Mahir mengecat kuku, membakar sigaret Bibirnya menyala menggantikan api. 2021

Kepada Ila

Seekor burung terbang melintas Dari samping, burung itu tampak tergesa-gesa sekaligus memberi kabar yang penting bahwa yang sedang kupikirkan ketika bercakap bukan lagi soal bahasa dan pemahamannya melainkan jawaban, yang secara terus-menerus menyambungkanku  pada percakapan yang lain  Aku meresapinya dan dibebaskan dari ketakutan yang kutakar dalam sebuah gelas minum setiap hari Aku tidak lagi bekerja keras untuk betul-betul memahami sebab yang benar dan palsu sudah ada dalam diri. 2021

Merayakan Hidup

Beri tahu berapa angka kesukaanmu Sembilan belas, lima, satu, sembilan, atau sembilan puluh empat? Betapa lilin-lilin kecil yang menyala dan tertancap di sekeliling kue itu bercahaya sedikit lebih lama dari pada benda-benda langit yang sejurus melintas, lalu habis terbakar sebelum mampu menyentuh bumi, mengejutkanku, lalu mengidungkan selamat ulang tahun Hari ini, rasanya sama seperti kemarin ketika usia mundur satu hari saja Kuikat rambutku yang mulai panjang Namun seseorang menelpon, mengingatkan untuk tidak membiarkan rambutku tergerai melebihi batas pundak Kau percaya dengan ramalan, bukan? Tentang tabir yang harus dibuka supaya lolos cahaya matahari yang mengandung debu itu Partikel-partikel kecil, (mirip seperti parutan keju yang kering di lemari pendingin) terpelintir ketika aku mengembuskan udara begitu pelan Aku tak tahu apa yang menantiku di luar sana  Renungan semacam ini, tidak pernah muncul secara linear Aku kadang membayangkan sebuah peluru menyasar melubangi jantung atau

Dear Ms Mut

It hasn't been midnight yet, but the two hours gap of May 18th to May 19, means so close. I am glad that no one asked what are my wishes in this new chapter of life. Frankly speaking, I feel like a brainless corpse and totally clueless. The only thing that matters is I wish no more nightmares so I can have some solid hours to sleep, wake up early with no regrets for the lack of sleep. Dear myself, since no one telling me that they love me and that is not a problem at all, let me write you this, "I sincerely love you, dear Ms Mut. Happy birthday! May Universe and Mother Earth bless you, always!

Bed Rest

When I fell ill I simply hate other people staring at me like I could see their vision, there's this judgment I was just a fraction of weak body to which depended on the remorse. As the time goes by, I couldn't care less, no more, what's in their mind, for their lack of empathy which is beyond my control. One day, when I was about 5 or 6 years old, I had asthma. I was laying on a couch while my mom gave her support to help me took some medicine. I posed a question, "Why I very often stayed home, forcing myself to have bed rest all day long with that sort of bizarre position, shovelled medicine and water to my mouth at the same time, savored the plain porridges, etc?" My mom tucked me into the bed. Then she said "you're chosen to be a strong girl." While got herself all set to be off to office, she added "I'll see you soon. You'll be alright. I'd prepared some pills on the table, take it within the next eight hours." She kissed m

I Rest in Love

Everytime I feel like I ain't loved, I always remember two things that will take me to freedom of fear being neglected. Firstly, I love you because I want you to feel and experience love and being loved. Secondly, I know no one will love myself more than I love myself. I'm the only one obligated to squeeze myself tight within love, love, and love. I do not search for love, but I actively build love, I construct love and make it home before long.

La Vie est Belle

I journal what I see, what I feel, what I sense, what comes in my mind, what frightens me, what I wish for, etc, and all is published on my personal blog. Even it can be accessed online, I don't share what I wrote to everyone. Those who know me well at least will notice and spot what's new on my blogspot. Somehow getting people's attention means a validation, that what comes to my life happened for a reason. C'est la vie, suck it up!

"Oh Love Don't Walk Away From Me"

Oh Love Don't Walk Away From Me, is one of beautiful relaxing and healing piano instrumentals I'm listening to now. It suddenly leads me to reminisce good memories in the past. I feel the joy and a question comes to my mind, "why can we love other people no matter who they are; the people we knew since we were kids, our sisters and brothers, our lovely parents, our beloved partner, our innocent child, the freaks we met and played with in the classroom and in our community - etc, the passers-by, friends who silently cry and pray for us, the haters who will simply hate us, the homeless strangers we met in the bus stops who sleep in the fetal position, even the cat that passed through our house to get salted fish for they cannot put up with hunger, etc?"  Dieu, why we feel love and emotionally attached to it? 2021

Take Me Along Instead

Whatever I did in the past, it doesn't define who I am, it doesn't define my future as well. I know what I did in the past was wrong, what I don't know is that it affects the life and trust of my beloved ones, especially my partner. But I also attempt not to quit fixing what I can fix by now and so on. And oh, I choose him sincerely with all of my heart and soul. I consciously want to live my life and choice fully. I insist. I do believe that universe conspires in making this comes true. I love him no matter what and even if. May he knows how deep my love is, and may he knows how pure it is. 

3.18 am

Saya, seperti hari-hari yang lewat, merasa begitu lelah dengan ingar-bingar yang membuat saya memutuskan untuk menomorduakan kebahagian dan kedamaian diri sendiri meski keduanya adalah utopia semata. Rasanya mahal sekali untuk dapat tidur nyenyak seperti ketika saya masih kecil, lalu bangun kesiangan hingga panik karena terlambat ke sekolah sebab harus mengikuti jadwal ujian sekolah di pagi hari. Berulang kali saya berpikir bahwa saya adalah produk dari serangkaian kegagalan. Dan sangat memalukan mengetahui kenyataan bahwa saya dilabeli berbagai stigma, dan itu menyurukan niat dan semangat saya untuk kembali bangun esok hari setelah tertidur meski hanya selama satu menit. Apa arti rumah yang sebetulnya? Rumah bukan sekadar tempat berlindung dari terik dan hujan, seperti yang digadang-gadangkan oleh buku panduan sekolah dasar. Lebih dari itu, rumah adalah tempat saya tumbuh dan berproses, bermetamorfosis. Saya selalu ingin pulang meski terkadang mimpi membuat saya ingin pergi. Rumah, de

Betulkah demikian?

Belakangan saya sedang banyak menangis, berkat akumulasi dari banyak hal. Menangis ini tidak dapat saya terjemahkan dalam kategori sedih atau bahagia. Saya menangis karena saya manusia. Manusia adalah paket komplit dari kerumitan dalam berpikir kritis, menalar, berencana, berprasangka, berperasaan, dll. Saya pikir hal-hal yang menjadi elemen kerumitan adalah valid, minimal lewat kacamata pribadi. Bicara soal menangis, baru saja saya menceritakan apa saja yang terjadi dalam setahun terakhir dalam hidup saya pada seorang sahabat yang sangat baik. Responnya yang bijak, cukup menenangkan saya. Katanya, "Bila ingin menangis, menangis saja. Manusia secara biologis dibekali kelenjar air mata, maka gunakan dengan baik. Menangislah bila itu yang kamu butuhkan."  Kami berteman selama sepuluh tahun, sejak kami sama-sama di bangku kuliah. Dalam sepuluh tahun ini, banyak sekali yang kami alami. Hidup kami, tidak mudah, terutama menyangkut mental dan emosional. Masing-masing dari kami tak

Tak Lagi Dekat

  Melihat kita di ruang makan, duduk lalu mengunyah dengan diam. Pukul tujuh malam sudah tak ada bintang. Katamu habis tertelan. Tinggal semangkuk santan yang keruh, lengkuas yang memar, daun jeruk yang teriris dan mengambang. Piring kotor itu berserakan sebelum kita merencanakan kemungkinan-kemungkinan : kita, sudah tak lagi begitu dekat. 2021

Nota Pilihan

Aku laut yang gelisah atau barangkali juga ombak yang limbung dan tua Aku jalanan, kerikil dan tanah di sepanjang tubuhku menggiringmu tergelincir ke ceruk dan hampir mustahil bangkit atau mungkin jalur buntu yang akan memaksamu berbalik arah lalu menempuh ratusan kilometer baru Aku kehidupan, dimulai pada fajar pertama ketika matahari menghangatkan bukit-bukit juga membuyarkan pekat embun Memberi nutrisi bagi puncak pinus: percakapan pertama kita, ketika pagi mengibas kantuk, dan terlibat kesibukan yang pelik atau kematian, sore yang suntuk dan sekarat matahari hampir sepenuhnya terkubur, lautan menjadi tanpa batas, ombak pun liar, jalanan membuka ketakutan, jalur buntu menjadi satu-satunya cara mengadu. 2021

Mendongeng

/1/ Mendongeng tentang daun pintu yang mulai melengkung saat hari bertambah panas tentang jendela kamar yang gagal meloloskan partikel cahaya setelah fajar tentang kunci yang macet saat hendak dicabut dari lubangnya tentang sepatu yang berserakan di depan kamar, lalu dijadikan alas tidur oleh kucing tak bertuan tentang anak tangga yang keropos dan tampak tidak begitu aman tentang teras yang lebih kotor saat akhir pekan berakhir - aroma gosong yang tercium di dapur - sisa makanan dan tangis yang menyumbat saluran wastafel - juga biang roti yang tersimpan hampir sepuluh hari dalan lemari pendingin Mendongeng  tentang kekasih yang merokok di hadapanku duduk menahan sakit akibat luka yang terinfeksi menahan demam dan kantuk dengan papan caturnya Kekasihku bermain sendirian Sedang aku di hadapannya mengawasi dengan kepanikan Gerimis seolah selalu memenangkan pertarungan Lantas mengapa raja bisa ditipu begitu saja oleh pion biasa? /2/ Aku, barangkali juga kamu terburu-buru menggeser bidak, m

Insecure

Hal yang paling merepotkan buat saya saat ini adalah insekuritas. Akibatnya saya gampang marah, sebentar-sebentar drama. Mengapa saya merasa insecure? Saya kerap kali membandingkan diri saya dengan yang dulu, betapa kuatnya saya dulu, betapa batunya saya dulu, terutama soal kontrol dan dikontrol oleh orang lain, at least I know when to kiss I know when to pray. Itulah penyebab ensecurity-nya.  By the way, kapan terakhir kali kamu marah dengan dirimu? Apa yang kamu sadari? Apakah dirimu sendiri sangat sulit dikendalikan? Bagaimana kamu berurusan dengan dirimu yang mudah merasa tidak aman? Apakah kamu akan memaafkan dirimu yang kerap bertikai sendiri dengan dirimu?

Cih!

Ada yang lebih peka mendengar dari telinga Ada yang lebih perasa dari kedua bola mata yang basah Dan jantung yang berdentum di kerangkeng dada Ada yang lebih berprasangka baik dari kedua tangan yang tengadah dan pikiran lurus, sebab ia mencoba menyisir yang kusut, melerai yang sengit Selembar kertas kosong, meski tidak lapang Bersedia mendengar cerita, omong kosong, janji manis, mulut buayamu Selembar kertas, bila ditulisi 'ah'  Maka bergetarlah bumi Kesedihan rontok dari langit, tanah pun limbung menerimanya Aku berpijak di atas tanah yang basah Sebab hujan terdengar seperti tangis yang tak kunjung kering Konstan dan statis Dalam tidur, aku tidak kemana-mana Bahkan mimpi tampaknya mulai sungkan menculikku Aku dibiarkan begitu kesepian, membereskan tangis yang berserakan di kamar Seseorang tidak kubiarkan masuk Meski sekarung peluk dibuatnya menjadi lebih manis Barangkali akan kulemparkan ke luar Waktu begitu liar, waktu juga yang akan mengurai

KACAU

Usia tidak pernah benar-benar menjamin dirimu menjadi dewasa Tumbuh tanpa menjadi benalu mesti dicari Ia tidak datang sendiri seperti bencana Atau benci ketika sedang marah Ketika kau cari Maka carilah di sela-sela rambut yang terikat dan terjepit Di lubang kancing baju yang sempit Di perut yang sedikit-sedikit sembelit Atau kantong celana yang menjerit Sebab uang sakumu meluap Sebelum sempat kau bekukan ke dalam buku tabungan Menjadi dewasa sungguh sulit Usahamu harus setinggi tiang listrik Seliar belut yang meloloskan diri dari gerammu menahan lapar Segigih tangis anak gadis yang dilecehkan Seawet buku garansi menanggung kerusakan fisik dan mental Setajam ujung silet, sebab jika tumpul Kumis dan janggutmu akan terpangkas sebagian Wajahmu menjadi tidak simetris Dan perhatiamu teralihkan  Pelan-pelan kau tinggalkan tujuanmu Kau berjalan sambil meraba Dimana ujung perjalanan yang panjang Bukannya menangis dan berbalik arah Kau malah berjalan semakin cepat Mengepal tinju Kau anak gadis y