Kepada Carmen*
Musim kawin hampir habis
Dan kau masih saja berusaha meloloskan diri
Diam-diam kau panjati pembatas bambu di batas terakhir hutan
Gunung yang sunyi juga jangkrik yang berisik
serupa permainan yang terdengar akrab di sepanjang hari
Musim kawin membulat di matamu
Anak gadis yang menceburkan kakinya di kali yang mengalir
tengah memikul rumputan berdaun tajam
Hewan-hewan malam lapar
yang melintasinya dengan tidar sabar,
tersabet dan mengerang
*Carmen adalah kucing pertama saya sejak kuliah. Sayangnya terlambat di-steril, jadi ketika musim kawin datang, Carmen selalu mencari celah untuk melarikan diri. Ketika saya pulang ke rumah, saya titipkan Carmen pada seorang teman. Ternyata itu perjumpaan terakhir saya dengan Carmen. Saat teman saya sedang tidur, Carmen berhasil lari melalui celah jendela yang terbuka. Sedih!
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin