Langsung ke konten utama

Bed Rest

When I fell ill I simply hate other people staring at me like I could see their vision, there's this judgment I was just a fraction of weak body to which depended on the remorse. As the time goes by, I couldn't care less, no more, what's in their mind, for their lack of empathy which is beyond my control. One day, when I was about 5 or 6 years old, I had asthma. I was laying on a couch while my mom gave her support to help me took some medicine. I posed a question, "Why I very often stayed home, forcing myself to have bed rest all day long with that sort of bizarre position, shovelled medicine and water to my mouth at the same time, savored the plain porridges, etc?" My mom tucked me into the bed. Then she said "you're chosen to be a strong girl." While got herself all set to be off to office, she added "I'll see you soon. You'll be alright. I'd prepared some pills on the table, take it within the next eight hours." She kissed me goodbye, left me with hours of unspeakable pain. 


Anyway, pills always transformed itself into a demonic spirit when I need to swallow it. No matter how much water I drank, it won't work that easy. It always got stuck and made me bang my head against a brick. My mom came up with a solution. I drip small amount of water on a tablespoon, then I soaked the pills in the water for a few minutes until the pills totally melted. I could eat sugar afterwards. Mom reminded me too not to drink too much water to prevent nausea and vomiting.


Now after 3 days of Covid19 vaccination, I don't feel comfortable for I need to put up with its side effects. I got fever, migraine, swollen arms (it is exactly on the spot where the doctor gave me the shot), and experienced shortness of breath. It was my fault, rather than having a bed rest, I went to a gym center. The next day after vaccination, my body reacts to it. What if I have asthma again like I had two years ago? Surely asthma won't be easy to deal with. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...

JEKARDAH

JEKARDAH Manakah rumahmu, Vito? Aku lupa menanyakanmu siang tadi, lupa mengirim pesan siang tadi, lupa menghubungimu siang tadi. Jekardah, sebuah kota yang lama kita tinggalkan, tapi namanya terus muncul di selembar kertas kosong. Lalu di meja kerja, absen-absen memenuhi tiap ruang yang sempit, mengubah simbol menjadi faal yang fatal. Mana mungkin aku mengingatnya satu persatu. Di Jekardah, kita tidak mengenal tidur. Jalanan dan gedung adalah cara lain untuk menikmati malam. Kita sembunyi di etalase-etalase makanan, menerobos lampu diskotik, dan nyatanya di Jekardah, suara yang senyap dan raib di saku bajuku telah membikin dije-dije sekarat dengan minuman. Waktu itu candu katamu. Aku tuangkan desah ciuman yang mabuk malam ini ke loki-loki berukuran sedang. Kau tahu Vito, anggur dalam kepalaku tidak akan tumpah di muaranya yang luber oleh kecupan. Satu persatu degup kencang membuatku semakin lapang menampung segala ingatan tentang kancing baju yang kau lepaskan. A...