Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

The Love of 2022

  The best thing I learnt in this year was about how to stand for myself. I learnt to be more confident and comfortable in my own skin. I didn't put my attention to my weaknesses, of if I did that's because I wanna perform better and made the progress seen. I learnt to speak clear and be straight forward. I told people what I enjoyed and what I didn't like to do. If ever they doubted my words, it wasn't my problem. To communicate in two ways means to tell the truth and to listen to it. I also learnt to let go. It was easier said than done. Keeping myself built relationships when I wasn't ready or when I was lonely is equal to drink contaminated water in excessive thirst. I wouldn't heal at all. I learnt to live my life fully in happiness, sadness, tears, laughter, disappointment, envy, flaws, troubles, even in peace. It kept coming over and over. I am thankful for what I am today, right now. I learnt to light up the candles that represented hope, faith, and the

SUKUR HARI INI

 Terima kasih untuk hari ini Hari cuti kita semua dari basah kuyup dan kehujanan, ribut klakson dan kualitas udara yang rendah, tangga yang panjang di stasiun  dan pengisian ulang tiket KRL atau MRT, banjir dan gas air mata di Kanjuruhan belum reda  dan kita tidak cukup tidur menyaksikan siaran duka dan tangis   Terima kasih untuk hari ini Hari menjadi lebih sabar ketika mesti bangun pagi sekali seorang penjual roti yang sopan memanggilku dari balik pagar setinggi kepala ia sodorkan roti-roti kehidupan tubuh kudus berisi kelapa juga kacang hijau   Terima kasih untuk hari ini Hari untuk menghitung pengeluaran mingguan sebelum saldo menjadi lebih tegas terhadap tabungan Lalu aku melihat isi lemari yang kudapati adalah brokoli beserta ulat pada kaos polos jahitan asal seorang penjahit amatir pada tumpukan foto yang baru saja dicetak, juga DVD Thick as Thieves di antara poster The Temper Trap dan kain batik   Terima kasih sebab hari ini aku men

Amen

Mungkin ketika nanti gue jatuh cinta lagi sama seseorang yang baru, gue harap gue sudah siap sepenuhnya dan mudah-mudahan pengalaman ini datang pada waktu yang baik juga tepat. Gue bisa ikhlas menjalani hari-hari yang membuat gue bahagia untuk berbagi, sampai ketika nanti ga jatuh cinta lagi, gue bisa ikhlas lepas dan tidak bergantung sama sekali dengannya.  Amin, insyaAllah.

YES!

Setelah setahun belakangan saya memutuskan untuk sendiri, ternyata banyak sekali hal-hal yang dapat saya lakukan. Mungkin tidak akan saya sebutkan semuanya, tapi minimal, saya punya energi yang besar untuk menjadi produktif. Setelah dipikir ulang, kok rugi ya dulunya sempat kurang sayang pada diri sendiri, malah yang banyak saya perhatikan adalah orang lain. Untuk lepas dari menjadi pribadi yang berusaha menyenangkan orang lain, tentu bukan hal yang mudah. Begitu pun ketika saya berupaya untuk menjadi pribadi yang berdaulat, juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Meski terbilang sulit, saya tetap menikmati prosesnya.  Selamat hari Selasa! Ohya doakan semoga radang pada amandel saya lekas pulih, he he.

Ada Jalan

Selama satu minggu ini, saya mengalami banyak hal yang membuat saya cukup merasa overwhelmed. Ternyata setelah dipikir-pikir, hal sulit lainnya untuk dilakukan adalah berbesar hati terutama untuk mengakui kesalahan. Banyak sekali alasan kita untuk menundakan meminta maaf sehingga ada hal baik yang dikorban secara sia-sia, termasuk pertemanan. Dan kalau pun bersedia meminta maaf, pasti ada konsekuensi lain yang saya terima. Tapi minimal dengan mengaku salah dan meminta maaf, saya bisa lebih tenang sambil memikirkan cara yang ampuh untuk memperbaiki diri. Bagi saya, untuk menjadi pemimpin, dimulai dari diri sendiri. Artinya saya berani memimpin diri untuk berlaku benar dan konsisten melakukan apa yang memang menjadi kewajiban saya. Memimpin diri bukan perkara mudah sebab saya berhadapan dengan diri sendiri. InsyaAllah ada jalan yang lancar untuk kebaikan.  Bismillah...

Terjemahan Puisi Berbahasa Prancis

Saya mencoba menerjemahkan puisi berbahasa Prancis yang ditulis oleh Charles Baudelaire, dengan judul La Soupe et Les Nuages. Selamat membaca, kawan! ..... SUP DAN LAMUNAN Wanitaku yang sinting menyodorkanku makan malam, dan dari dekat jendela tersingkaplah ruang makan, aku menyaksikan desain bergerak yang Tuhan ciptakan dari lamunan, konstruksi tak teraba yang menakjubkan. Lantas aku bergumam, lewat perenunganku: "semua fantasmagoria* hampir sama apiknya dengan biji mata wanitaku yang terkasih, si gila nan mungil yang mengerikan dengan bola matanya yang hijau." Dan seketika, pukulan keras mendarat di punggungku, dan aku mendengar nyanyian sekaligus parau dan merdu, jeritan histeris dan serak oleh wiski, suara wanitaku tercinta, yang bilang: "Kapan kau habiskan supmu, pemimpi sialan?"  *pertunjukan theater bertema horror ..... LA SOUPE ET LES NUAGES Ma petite folle bien-aimée me donnait à dîner, et par la fenêtre ouverte de la salle à manger je contemplais les mouva

Pengalaman Visual

Sore pun ramai Para penjual mainan bersiap menutup toko Satu persatu menurunkan pintu seret  dan kita begitu akrab dengan derit yang berkarat itu Namun kita belum juga pulang Bengkel yang bising  belum juga menyingkirkan antrean panjang kuda besi Asap dari knalpot tak kalah lantang dengan pekik anak-anak yang berlari setengah lincah menghindari magrib Kalau tak salah dengar, satu di antara mereka  sedang berjuang membetulkan sandal yang terlempar  hampir tercebur ke parit Lalu katanya, "Aku masih ingin di luar Pulang tak akan mengubah langit menjadi malam yang magis." Tahukah kamu, di ujung sana Matahari hampir surut Sebagian jingga dan merah muda tercampur Biru yang gelap jadi lebih terang  "Rupanya anak itu melewatkan pengalaman visual Seperti pengunjung museum terdistraksi oleh gawai" 2022

Perubahan Yang Tidak Mudah

Selama hampir dua bulan, saya sebisa mungkin rutin untuk jalan kaki setidaknya selama 20 menit. Perjalanan dimulai pukul 5.50 pagi sampai 6.10 atau 6.20 sebab sepuluh menit berikutnya saya habiskan untuk mencari sarapan. Tidak mudah bagi saya untuk banyak beraktivitas terutama karena lutut kiri saya masih cedera, dan saya setiap hari bergantung pada pain killer.  Mungkin saya mulai merasakan perubahan lebih baik sejak kembali disiplin bergerak. Tubuh saya lebih kuat ketimbang sebelum rutin jalan pagi, minimal saya tidak lekas lelah mendampingi anak-anak selama di kelas.  Sekarang saya mau mulai olahraga lain yang lebih ringan, minimal untuk menguatkan otot perut, paha, dan lengan. Maklum semenjak pandemi 2 tahun ini, saya jarang sekali berolahraga. Saya juga jadi latah makan makanan yang banyak mengandung gula. Kacau pokoknya.  Terkadang ketika melihat ke arah kaca, saya benci dengan apa yang saya lihat. Banyak sekali lipatan-lipatan yang tidak diinginkan, namun ntah berapa lama, saya

Merci Mes Amies

Di lingkungan kerja yang suportif, sebetulnya membuat saya merasa aman. Terutama saat kelelahan dan sedang sakit seperti malam ini. Teman-teman ini perhatian pada saya, bukan hanya bilang lekas sembuh. Saya bersukur meski sendirian, saya cukup mendapat support system yang baik. Terima kasih ☺️

Disiplin dan Mandiri

Pandemi mengubah banyak aspek dalam hidup saya, terutama mengenai manajemen waktu dan kemandirian. Selama kurang lebih satu tahun, saya merasakan Work From Home dengan jam kerja yang tidak teratur. Notifikasi dan tuntutan kerja datang tidak mengenal waktu, bisa saja masuk pukul 7 pagi, lalu selesai pukul 11 malam. Berjam-jam bekerja di hadapan monitor laptop, cukup membuat saya jengah dengan pandemi. Bagaimana tidak, moment untuk bertemu orang-orang terkasih menjadi sangat terbatas, ruang gerak menjadi semamin sempit, dll. Menjaga kewarasan artinya saya juga harus menjadi pengaturan waktu yang baik antara bekerja, istirahat, merawat diri, juga melakukan hal-hal kecil yang sangat saya sukai. Butuh waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersulit sepanjang hidup saya sebelum menginjak usia 28 tahun.  Saya juga digembleng untuk lebih mandiri, salah satunya dalam hal merawat diri terutama saat positif COVID-19. Dua kali dinyatakan reaktif, jujur bukan perkara mudah. Saya ha

Puisi Terjemahan - The Eagle

Saya kembali menerjemahkan puisi anak berjudul The Eagle (Sang Elang) yang ditulis oleh Lord Tennyson Alfred. Tantangan dalam menerjemahkan puisi anak salah satunya adalah rima. Bila dalam bahasa aslinya ditulis secara berima, maka saya pun berusaha menerjemahkannya dengan mempertimbangkan rima pada kata dari setiap larik. Semoga terjemahan puisi anak kali ini dapat menambah referensi bacaan dan pengetahuan kita.  Sang Elang - Lord Tennyson Alfred Sang Elang mencengkeram batu karang dengan cakar yang lengkung; Di bawah terik matahari di tanah sepi gaung, Diselimuti langit biru, Sang Elang mematung. Di bawah sana, lautan menggulung dan menerjang; Sang Elang mengintai dari puncak batu karang, Dan secepat kilat Sang Elang menyerang. *** The Eagle - Lord Tennyson Alfred He clasps the crag with crooked hands; Close to the sun in lonely lands, Ring'd with the azure world, he stands. The wrinkled sea beneath him crawls; He watches from his mountain walls, And like a thunderbolt he falls.

Terjemahan Puisi Anak (I & II)

Sebelum tidur, saya mencoba lagi menerjemahkan puisi anak-anak dari penulis yang berbeda. Puisi anak pertama dan kedua yang saya coba terjemahkan ditulis oleh Kate Miller-Wilson dan Lewis Carroll (salah satu karyanya yang terkenal adalah Alice's Adventures in Wonderland ). Selamat membaca, kawan! Sepatuku yang Hilang - Kate Miller-Wilson   Aku mencarimu dari pintu masuk, Di bawah dipan, di lantai kamar mandi, Di dekat tangga rahasia, di dalam laci yang menyimpan berbagai kaos kaki, Di sebelah meja, bahkan di luar bak pasir. Bundaku memanggi-manggilmu, begitu pun aku. Pergi kemanakah kau, wahai sepatuku yang hilang? Si Buaya - Lewis Carroll Betapa seekor buaya mungil Lihai membesut buntutnya hingga berkilauan, Dan membasuhnya dengan air dari Sungai Nil Pada takaran yang begitu pas! Betapa ia menyeringai dengan riangnya! Betapa ia dengan teraturnya melebarkan cakar, Dan menyambut ikan-ikan kecil terperangkap Dalam senyum lembut di mulutnya! Teman-teman dap

I Stand For What I Love

If ever a thing triggered me to be consumed by anger, I kinda question "Should I react or sit and do nothing?" The same question is always spinning around my head. Regardless I should react or sit and do nothing become my decision later, I would also consider to let anger out of my skin assertively. That's it. Why? I'm here not to fulfill everyone's expectation, for instance I dress up a bit too much at least for a preschool teacher not to impress people. I put it on because I enjoy wearing it. It helps me to build my confidence, for at least 6 hours I'll be performing as an educator, listening and talking to my students (they are also my colleagues). For me, being a smart and wise educator won't be sufficient. If what I'm wearing doesn't please you, that's because I'm not for everyone. And I'm not asking for your unsolicited advices.

To Liberate

My liberation commences when I'm able to buckle down on the duty I let myself diving in, and adjust my sail when the wind breezes uncontrollably over a thing that unsuccessfully bails me many things. I'm willing to wake up early tomorrow morning and love doing what I love not to impress people or not to make them aware of my existence. I'm here to observe every move I make and make sure will be sleeping before 11 p.m.  Dear Ona and Ratu, our friendship was built 11 years ago, and we're getting stronger today. What makes us become adults is the words that are sitting on the tip of our tongue are thrilled to unfold out of our mouth. But then we decide to swallow it again. That time, we are all set to be free. We welcome those who come and go without the need to prove who's the most terrible one.

A Liberation Note

:sukku, mi-jeong, ona, and uti there are thousands of doors in the world, within universe, that will be opened and stretch itself out to welcome and let you enter so you can see what beauty is pick up the fruits for you to keep, to taste, to deliver the new ones until the younger generation behind you endure the grace after the daunting tasks of looking for the one thousand same doors there lay the pluck to walk along the path marked danger: it's spitting down with troubled drops at a time only spirit keeps you warm when a mother's tears unheard, unhealed every ignored gloom May, 2022

Ingin Terbang dan Ingin Lainnya

:Ona, Uti "Teman, mau kemana liburan nanti? Bisa kau antar aku ke bandara, berdiri menungguku mengecil dalam pandangan sambil menarik koper merah muda? Atau kita berangkat bersama saja?" Tiket penerbangan dari kota ke kota berseliweran, menjajakan harga paling masuk akal biar bisa kita berangkat kemana pun Namun waktu yang berharga sudah pasti tak tertolong, tergadai mulai dari antrean yang panjang sebelum 'check-in', jarak yang jauh menuju ruang tunggu keberangkatan, hingga penundaan penerbangan sampai entah kita menunggu Beberapa orang bilang Hidup sejurus menunggu Dzuhur dari Subuh atau Ashar menuju Magrib juga sepertiga malam setelah kita bentang sajadah saat Isya' Bagiku, ketika sedang sama-sama menunggu seperti ini Perjalanan adalah penghiburan yang kelak kita pelajari Kawan, kita pula merancang banyak hal untuk dikerjakan: mencibir daging yang dimasak dengan api kecil sebab seratnya enggan buyar, menyiangi dengan sabar selada yang dikeluarkan dari lemari pe

PELUH

Kalau aku bilang pulang Itu bukan rumahku Aku tak punya rumah selain di atas sajadah seluas sujud 17 rakaat sepanjang napas alif lam mim nun sin waw atau sesejuk kumandang adzan tatkala mata dan telinga kulekatkan pada monitor laptop yang masih produktif bekerja Lalu diam-diam, suara dari pendingin ruangan mengingatkanku Meniup-niup pelan tengkukku yang mulai lelah tersebab peluh kelak terukur sampai tutup usia

Hari Baik untuk Orang Baik

Saya sangat suka mendengarkan cerita juga bercerita tentang apa saja pada teman-teman yang saya kenal secara baik. Bagi saya, cerita adalah katarsis juga refleksi yang berharga, sebab butuh energi yang besar juga ketenangan dalam merenungi nilai-nilai yang bisa saya petik dari setiap kejadian. Contohnya hari ini, saya berkesempatan untuk bertemu dengan seorang teman lama yang saya kenal secara baik sejak di bangku sekolah. Saya mengaguminya untuk beberapa hal, selain ambisi, cara mengelola keuangan, juga soal pandangan hidup mengenai berbesar hati untuk memaafkan siapa pun yang pernah menyakiti. Saya bersukur untuk pertemuan dan obrolan ringan namun berfaedah yang terjadi hari ini. Dear Gerry, terima kasih. Sebagai seorang teman, saya mendoakan kebaikan yang tiada putus untukmu, untuk senantiasa dilimpahkan padamu sepanjang hidupmu.  Beberapa hari ini, saya kerap berdoa agar diangkat sembilan penyakit hati yang menggerogoti jiwa saya, salah satunya hasad (penyakit benci dan sukar memaa

Pembelajar

Aku seorang siswa, sedang belajar mengenal diri. Momentum untuk berkaca, selalu muncul di hadapanku saat aku merapatkan pandangan pada sebuaj kaca tebal. Permukaannya mengilap dan bening. Kedua bola mataku sedikitpun tidak lari melirik hal-hal di luar materi belajar. Seekor ikan yang besar dan licin, berenang mengitari gelembung udara yang terperangkap di kedalaman air yang asin. Siripnya menerjang arus seperti kaki yang lincah berlarian di jalan beraspal.  Terkadang ikan itu berenang melambat, namun tiba-tiba juga bisa berenang kelewat cepat. Gerakannya serupa suara, bergetar. Ikan itu, melayang-layang. Siripnya lebar, tipis, juga lentur, mirip dengan selendang satin yang tenggelam menuju dasar air yang dalam. Selendang itu, barangkali ketakutan yang gagal kusuarakan. Ikan yang berenang-renang itu seolah bicara padaku, membaca pikiranku yang tak jinak pada apa pun. Maka terkenanglah masa kanak dan drama permainan sengit ketika berkejar-kejaran di teras rumah nenenda yang terlihat luas

Merci Tout Simplement

Dear Ona dan Ratu, Terima kasih untuk 3 hari dan 2 malam yang menyenangkan kemarin. Terima kasih karena sudah berbagi banyak hal mengenai pandangan terbuka soal hidup, dan soal yang tidak perlu ditakutkan di masa yang akan datang. Terima kasih untuk mengingatkan apa pun keputusan bulat yang telah diambil, mari menjalaninya dengan sepenuh hati, sebab apa yang dikerjakan hari ini, akan membuahkan hasil, salah satunya kebijaksanaan. Terima kasih karena kita akhirnya bisa menginjakkan kaki, bersimpuh, bersujud, dan memanjatkan doa pun mendaraskan rasa sukur yang amat dalam di Istiqlal. Sampai jumpa di pertemuan kita selanjutnya. Sampai jumpa lagi segera, sebelum masing-masing dari kita genap mencapai usia 30 tahun. Aku mendoakan kebaikan dan kesehatan untuk kita, jodoh yang baik untuk kita, rezeki yang berlimpah untuk kita, serta bank kekuatan yang senantiasa mengiringi mimpi kita. Aamiin, with love 

A.M.A

Ars Magna Alexander, Bii belakangan sedang kecapean. Satu bulan ini kurang tidur, makan tidak teratur, hari-hari Bii dipenuhi oleh pekerjaan yang tidak bisa dihindari. Mungkin nanti, meski Bii terlampau cape beraktivitas, malamnya kita bisa makan bersama, cerita mengenai hari-hari panjang kita, lalu dilanjutkan dengan membaca buku cerita yang singkat, juga berdoa sebelum tidur supaya kita masih bisa merasa hangat kendati hari-hari yang melelahkan datang silih berganti. Ti amo, Ars Magna Alexander. 

Ingin Ini Ingin Itu

Hal terbaik yang pingin gue lakuin sebelum tidur malam ini adalah makan nasi putih pulen hangat, pakai pan seared salmon, lalu di atasnya ditambahin mayonnaise manis dan sedikit chili oil, dan tiap suapan ditemani dengan potongan kecil nori. Tapi malas betul rasanya untuk masak. Toh besok pagi juga mau sahur.  Help!!

Puisi Terjemahan - Stephen Dunn

TEMPAT IA MENEMUKAN DIRINYA Si pendatang membuka peta dan menunjuk ke sebuah titik hitam. "Lihat, betapa terasingnya aku selama ini, di sini, di antara kalian semua," tegasnya. "Betul." John si kuda poni yang lembut menimpali, "Keterasingan jelas menjadi kebahagiaan bagimu."  Namun Sang Ketua Regu menginterupsi "Lalu sekarang, mari dengarkan ia lagi, cobalah untuk sedikit lebih jujur." Si pendatang merasakan kenyamanan yang tidak lagi asing dari orang-orang yang menentangnya. Ia meracau perihal kebodohan-kebodohan  akan cinta, begitu pun hidup yang menjadi penyitaan yang berkepanjangan, hingga yang lainnya menyahut, "dulunya aku seekor babi, si rakus yang payah, dan kini menjelma aku llama." Kepada yang lainnya seseorang menambahkan, "dan aku, sebelumnya seekor serigala. Kini anak-anak mendekatiku, tanpa merasa takut." Sang Ketua Regu menanyai si pendatang, "Kau sudah menjelma binatang apa saja?" "Seekor tikus y

May I Sleep in Peace

I dated someone years back then. He thought he was cool. Then this guy got along with one of my friends. One day he commented on one of my feeds and said, "this one looks good." At that time I thought it was the pictures that was taken by me that looked good but it wasn't. In fact it was the one captured by my camera.  Then the next one was when I did a deep talk with him and suddenly my friend rang me but my ex insisted to pick it up. I asked him why, then he responded, "if it's a pretty gurl ringing you, why not?" Lol, thank God I managed to ditch him from my life. You think you're cool, no you're not. Go marinate yourself with all your delusional imaginations and get lost.  Shits happened, but that's alright if it's needed to value someone's quality. If they showed too many red flags, as soon as possible I had to decide to walk forward and never look back or stay on the same spot and left behind. The major thing I did now was I chose n

Akan Kuberi Tahu

Rumah semakin dekat Namun hujan tidak bisa menunggu Katamu jalan pulang yang panjang menyimpan jalan pintas bagi yang percaya Aku suka melihat-lihat toko tua  Dari balik kaca mobil yang kotor dan basah Tulisan di atas papan antik itu Beraroma daging asap di rumah Oma Hujan tak pernah bosan mengguyur Tikungan kering dan buntu Barangkali kau tengah gusar Nasi yang panas dan baru matang akan menyambutmu Aku sangat suka menyimpan pesan panjangmu Di saku mantel yang kukenakan Selain hangat dan gemar memeluk diri Aku merangkul yang tercerai berlembar-lembar Ketika masih kanak-kanak, kita ingin lekas tumbuh Memimpikan cukup usia menenggak bir juga mengunyah asam garam Kini, kita memimpikan keteraturan jam tidur, lambung yang kuat, juga merawat diri saat libur panjang Tak ada yang lebih berat dari bermain dadu Selain hujan yang gawat menjadi gerimis

Madre

Feeding myself well every single day seems to become a big deal now since the hustle treats me unfriendly. Thinking of what I'm gonna prepare for tomorrow morning and waking up so early are dynamite duo that keeps my body works even harder. Now I understand being fully responsible for myself is a full time job that requires tons of appreciations. I look back then, why my Mom is super tough taking a good care of her daughters when she needs to wake up at 4 am every single morning, cooked us healthy and yummy food for more than 10 years while twisting her own legs for office. I should also say it takes an hour and a half for her to be on time reaching the working table and buckling herself down to her duty fair and square. I love you, Mom. Thank you for being the unbreakable one. 

Alpa

Mungkin ada yang ingin kau sampaikan tentang dirimu Kau bercermin di atas kertas dan melempar sisa cat air yang mulai mengeras Kau menyapu dengan kuas, membersihkan yang rontok dari pikiranmu perihal bagaimana semestinya mencatat dengan benar Bagimu, menulis atau menggambar sama saja Kau bebas memilih warna yang pas untuk menggambarkan kepuasan juga punya kendali penuh  untuk menerjemahkan merah bata yang tertindih kemilau perak Kertas, memantulkan yang tak pernah kau pandangi dalam terang Sebab terang mengacaukan yang mesti kau rekam sedang gelap senantiasa bersikukuh memelihara sampah-sampah yang sebetulnya tidak bisa digunakan dalam proses pembaharuan Kau menghitung hampir dua minggu hujan turun tidak diduga-duga Ada cat air yang kepalang mengering Lalu kau menyadarinya setelah hampir kau buang dan mendapatkan yang baru Kita selalu alpa pada hal-hal baik saat ini

Ruang Baru

Mungkin ada hal baru yang bisa saya lakukan saat jurnaling. Selain menulis, mungkin saya bisa membikin sketsa, menerjemahkan, memotret, atau apa saja, yang dapat membantu saya kembali bernapas dengan baik.  Mungkin hal sederhana dan tidak gegabah dari apa yang harus saya siapkan adalah buku sketsa berukuran sedang dan beberapa cair air atau spidol berkuas. Ntahlah, meski saya punya peralatan menggambar digital dan meski sketsa yang saya buat tidak selalu bagus, kertas selalu menjadi rumah untuk banyak hal bagi saya. Mungkin kertas menjadi salah satu syarat penunjang kehidupan, selain oksigen, air, makanan, tempat tinggal, keamanan, kesehatan, pendidikan, juga internet. Semoga upaya ini bisa memberi ruang baru untuk energi baru ke depan. Amin

Menunggu Sampai Maret

Kalau menilik beberapa hari belakang, ternyata rutinitas saya cukup padat. Kadang ada saja teman yang mengajak melakukan ini atau itu, bahkan ada saja rutinitas yang saya rencanakan sendiri, salah satunya berkenaan dengan pekerjaan.  Malam ini saya baru sadar kembali sebetulnya saya meluangkan sangat sedikit waktu untuk berkomunikasi pada keluarga di rumah melalui telpon atau WA misalnya. Saya kira dengan terus bergerak, meski jam istirahat juga mulai teratur, membantu mengalokasikan energi dengan baik, dari pada terbuang sia-sia akibat terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum tentu benar terjadi, nyatanya meleset. Di balik ketakutan tidak menjadi produktif dan terlalu pelan berkembang, sebetulnya saya mulai merindukan kehadiran orang-orang rumah di samping saya. Tidak mesti lama-lama, mungkin satu atau dua jam cukup. Lalu waktu yang singkat itu kami pergunakan untuk membicarakan hal-hal konyol dan ringan tanpa merasa terbebani oleh 'baper'.  Mudah-mudahan Maret nanti kondi

Sepi Yang Baik

Bicara soal sepi, saya sepakat bila sepi adalah urusan personal dan juga universal. Sepi ini ibarat tubuh Yesus dalam bentuk roti perjamuan, diterima oleh umatnya namun dengan perasaan suka cita yang berbeda-beda. Saya, dan pasti kita semua, pasti pernah sepi. Dan ini ketiga kalinya saya merasa bersukur bisa bisa memaknai kesepian dengan hal-hal yang baik. Justru saya bersukur punya kesempatan untuk sendiri, untuk menjadi sepi, untuk memperbaiki kualitas hidup yang sempat saya abaikan. Menatap ulang hal-hal yang berantakan, membuang sampah pada tempatnya, memilih mana yang mesti dipertahankan dan mana yang mesti ditinggalkan adalah perkara yang merepotkan. Tapi saya lebih memilih untuk repot sekarang dari pada repot nanti di saat semuanya bertambah buruk. Bertambahnya usia kini, selain bicara soal angka, juga bicara soal sebapa tulus dan berlapang dada saya menerima kondisi saya, sebelum saya menerima orang lain masuk dalam hidup saya. Ini adalah saat-saat yang meditatif, sebab saya ke

La Vie, C'est Si Bon!

Hari ini cukup menyenangkan sebetulnya. Kemarin juga. Sehabis jam makan siang, saya sangat puas tertawa. Terlepas dari topik apa yang diperbincangkan, membiarkan hidup berjalan apa adanya ternyata cukup membantu saya mengendurkan urat-urat tegang yang bikin susah tidur.  Kadang, masih ada saja pikiran-pikiran kusut yang mengusik kepala saya. Ketika tidak diterima dalam sebuah kelompok, kita cenderung berkecil hati, menyalahkan dan mengumpat bahwa kita pantas diterima. Dan menilai validasi itu penting. Lalu ketika berkecil hati, biasanya kita merasa kurang mempunyai keberhargaan diri.  Kalau penghargaan terhadap diri penting, bayangan bahwa ia adalah sayap bagi burung untuk terbang, kaki bagi kuda untuk berpacu dengan kecepatan, paru-paru bagi mamalia untuk sistem pernapasan, dll. Penting untuk sebagian orang, tapi untuk sebagian lainnya menjadi tidak terlalu penting.  Tak apa, penting atau tidak penting sebetulnya subjektif. Sama halnya dengan menerima bahwa ada sebagian kelompok yang

Teka-teki

:selepas membaca Buddha, jilid 3 Aroma buku yang khas, menuntun seorang anak kembali pada jalan pulang menuju rumahnya. Jauh. Dan tikungan memaksanya kadang terhenti, sebab bila hujan turun, mengalir di ujung bulu matanya yang kecil, wajahnya akan becek dan licin, kakinya akan melangkah sangat pelan dan lebih berhati-hati. Tikungan itu, memanjang dan berkelok. Ia berusaha keras mengingat bagaimana awal gang yang ditelusuri mengingatkannya pada huruf pertama sebuah teka-teki silang. Ia mengingatnya begitu keras seolah terbentur kepalanya yang batu itu pada sebidang tembok yang bebal dan kaku. Andai saja ia menjawabnya dengan tidak tepat, kemungkinan langkah selanjutnya akan menuntunnya pada jalan tersesat dan buntu. Meski menyilang, menurun, atau menyeberang, ia terus berjalan, sambil sesekali memikirkan jalan pintas untuk pindah pada pertanyaan selanjutnya, "Bagaimana seekor anak kelinci bergerak?"

Sangit

:Jam Kine (anagram) Aroma sangit Aroma terbakar dan hangus Musim panas menjadi-jadi Seorang pedagang memikul peti, memikul buku-buku tua, berkerak, dan menguning, memikul pengetahuan yang hanya dimahfumi di rumah-rumah ibadah Kita tersentak begitu menyadari ada yang bicara dengan nada sangat rendah "Psstt! Ini kacau Bukan saja siang hari makin panas Desas-desus birokrasi pun ikut mendidih Menyapu bersih pengetahuan, menyingkirkannya ke kotak sampah, Membakarnya di rumah duka, Lalu dilarung tanpa diberi mantra." Buat apa bersedih Bila jerih dan payah dipandang sebelah mata

Pembukaan Tahun

Di awal tahun, baru di hari ke-2, banyak sekali kejadian yang terjadi, baik yang menyenangkan atau juga yang tidak menyenangkan. Awal tahun ini, Lembaga Eijkman dilebur bersama BRIN, dan KDRT yang dilakukan oleh pasangan laki-laki pada pasangan perempuannya. Duh Gusti, jujur saya semalaman menangis membayangkan masa-masa sulit yang dihadapi oleh pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan dua kejadian itu. Semalam tidur pun tidak nyenyak. Terutama untuk Eijkman, semoga para saintis tetap semangat mengingat dedikasi yang telah dicurahkan tidak sedikit. Mungkin benar, kondisi ilmu pengetahuan di negara kita mati. 

Resolusi di Tahun 2022

Pagi tadi sempat berbincang sedikit dengan dua teman baik saya, mengenai apa yang akan dilakukan dan dicapai di tahun baru 2022. Yup, tidak banyak yang saya ingin lakukan selain lebih fokus dan mengerjakan lebih baik hal-hal yang ada di depan mata. Saya sendiri sebetulnya belum benar-benar siap kembali bertemu anak-anak setelah kurang lebih libur sekolah selama sepuluh hari.  Mudah-mudahan saya menjadi Mutia yang jauh lebih baik dan jauh lebih berkualitas dari Mutia di tahun 2021. Semoga saya menjadi Mutia yang lebih kuat, yang lebih bahagia, yang lebih bijaksana, yang lebih percaya pada diri untuk mengambil keputusan-keputusan yang baik juga meski tidak akan menyenangkan untuk banyak orang. Semoga saya berkembang menjadi Mutia yang lebih penyayang, memahami kebutuhan tubuh untuk istirahat yang cukup sebab kesehatan penting.  Kepada teman-teman semua, mari semangat ya! Apa pun yang menjadi cita-cita hari ini, semoga terwujud satu-persatu di tahun ini. Amin. Tabik!