Pandemi mengubah banyak aspek dalam hidup saya, terutama mengenai manajemen waktu dan kemandirian. Selama kurang lebih satu tahun, saya merasakan Work From Home dengan jam kerja yang tidak teratur. Notifikasi dan tuntutan kerja datang tidak mengenal waktu, bisa saja masuk pukul 7 pagi, lalu selesai pukul 11 malam. Berjam-jam bekerja di hadapan monitor laptop, cukup membuat saya jengah dengan pandemi. Bagaimana tidak, moment untuk bertemu orang-orang terkasih menjadi sangat terbatas, ruang gerak menjadi semamin sempit, dll. Menjaga kewarasan artinya saya juga harus menjadi pengaturan waktu yang baik antara bekerja, istirahat, merawat diri, juga melakukan hal-hal kecil yang sangat saya sukai. Butuh waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersulit sepanjang hidup saya sebelum menginjak usia 28 tahun.
Saya juga digembleng untuk lebih mandiri, salah satunya dalam hal merawat diri terutama saat positif COVID-19. Dua kali dinyatakan reaktif, jujur bukan perkara mudah. Saya harus konsultasi dokter sendirian, mengurus obat-obatan sendiri, menyiapkan makanan sehat sendiri, mengecek saturasi oksigen sendiri, dll. Bahkan saya juga harus berjuang sendiri, jauh dari orang tua untuk terus bertahan hidup sampai kondisi pandemi tidak lagi menjadi pandemi.
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin