--mama
/1/
biarkan saja
karena kita tak pernah tahu
bagaimana sebenarnya bambu membunyikan bambu
bagaimana sesungguhnya deru saling memburu
bukan karena kita belum sampai
pada syarat yang jauh
tidak pula karena kita memahami
bahkan menginsafi segala arah yang datang
lalu menjadi satu
/2/
hari kelabu
kita menamai setiap catatancatatan
yang memang mesti ditutup.
untuk dibuka halamannya
untuk ditulisi dengan huruf berkapital
lalu kita menjadi kata
yang senantiasa hidup dan berkata
"cha, aku ingin memburu
sampai ke banyak langit
sampai ke limbung loki yang hampir kering
sampai ke hari kelabu
yang masih setia menanti di depan pintu"
/3/
kita ini perupa
yang mengerti bagaimana semestinya garis menjadi
arsiran untuk objek yang utama
lalu tidak seperti biasanya
kita hanya membuat satu titik
kita biarkan penikmat galeri menerkanerka
wujud apa yang kita buat semalam suntuk
kita menggiring mereka
terus masuk
terus menyelami dedasar ilusi yang tak kunjung mati
bahkan menjadi induk di kehidupan nanti
setelah nafasnafas buyar dalam denyutnya sendiri
/4/
menjelmalah,
menjelmalah ke dalam sukmasukma
yang baru ditanami benihnya
supaya menguning di tangan petani.
di perut anak mereka kita menari
:kitalah yang bebas memilih kamar untuk ditiduri
menjadi saripati untuk tubuhtubuh yang tidak lagi putih.
/5/
belum dapat diselesaikan saat ini juga
harus ada waktu yang terus menunggu
entah berapa windu entah berapa abad
sampai kita mengerut dalam jari jemari
sampai kepada doa terakhir yang mesti diamini
sekayu, 5 April '10
/1/
biarkan saja
karena kita tak pernah tahu
bagaimana sebenarnya bambu membunyikan bambu
bagaimana sesungguhnya deru saling memburu
bukan karena kita belum sampai
pada syarat yang jauh
tidak pula karena kita memahami
bahkan menginsafi segala arah yang datang
lalu menjadi satu
/2/
hari kelabu
kita menamai setiap catatancatatan
yang memang mesti ditutup.
untuk dibuka halamannya
untuk ditulisi dengan huruf berkapital
lalu kita menjadi kata
yang senantiasa hidup dan berkata
"cha, aku ingin memburu
sampai ke banyak langit
sampai ke limbung loki yang hampir kering
sampai ke hari kelabu
yang masih setia menanti di depan pintu"
/3/
kita ini perupa
yang mengerti bagaimana semestinya garis menjadi
arsiran untuk objek yang utama
lalu tidak seperti biasanya
kita hanya membuat satu titik
kita biarkan penikmat galeri menerkanerka
wujud apa yang kita buat semalam suntuk
kita menggiring mereka
terus masuk
terus menyelami dedasar ilusi yang tak kunjung mati
bahkan menjadi induk di kehidupan nanti
setelah nafasnafas buyar dalam denyutnya sendiri
/4/
menjelmalah,
menjelmalah ke dalam sukmasukma
yang baru ditanami benihnya
supaya menguning di tangan petani.
di perut anak mereka kita menari
:kitalah yang bebas memilih kamar untuk ditiduri
menjadi saripati untuk tubuhtubuh yang tidak lagi putih.
/5/
belum dapat diselesaikan saat ini juga
harus ada waktu yang terus menunggu
entah berapa windu entah berapa abad
sampai kita mengerut dalam jari jemari
sampai kepada doa terakhir yang mesti diamini
sekayu, 5 April '10
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin