Selain mempersiapkan tugas selama training, saya juga sedang menyusun strategi bagaimana materi yang saya pelajari dapat secara maksimal diterapkan di kelas bersama anak-anak. Tapi mungkin akan berat awalnya karena saya harus berpacu dengan rasa penat. Salah dua cara yang mungkin akan efektif membantu adalah menerapkan silentium setiap hari dan peluk diri dengan media air (yeah you know what does it exactly mean).
Kepada K. Aku mencitaimu sepanjang sinar bulan yang membulat sampai ke bumi tanpa dipantulkan ulang cahayanya. Air menggenang di tanah tapi hujan tertampung di kaca jendela. Langit berawan, namun bintang mengerdip, begitu genit berkelindan di balik matamu. Aku ingin mendaki ke atas bulan, memanjatkan hal-hal mustahil sambil memegang erat pergelangan tanganmu. Bawa saja aku, bahkan ketika kau sedang bermimpi, menghidupkan ulang harapan yang terpotong menjadi tersambung, satu-persatu, juga begitu pelan. Di perjalanan yang tidak begitu singkat, kita berkelana, mengarungi banyak kelok, jatuh dan tergelincir, menyasar hingga menemukan petunjuk dengan mengikuti kemana garis tanganmu menyebar. Tatkala garis itu terpotong, kita bergegas dengan menukik ke arah tebing yang masih hijau. Ucapmu, "Udara menjadi segar begitu kita senantiasa bersama." Maka kuikat kedua lenganku di pundakmu. Aku berdoa sejenak, bahwa meski bencana melanda, kita masih bisa berenang dan berpegangan lebih erat ...
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin