Langsung ke konten utama

B E R P I K I R

untuk kita yang membaca Reading Laozhi dan Dream of Weizhi


Night Snow - Bai Juyi


seperti yang kelak kau tuturkan malam ini
bahwa kita mesti bekerja hingga larut malam
menyalakan sepasang mata pada layar laptop yang pasif

aku menerima telpon tak berbayar
seseorang yang berada jauh dari kota
menanyakan kabar lambung dan ususku yang kurang baik
menanyakan seperti apa rasanya perih dan sembelit
sedang di jam makan siang yang padat
matahari terlampau terang dan pendingin ruangan
seolah saling menuding
mengapa kita hanya duduk, memukul-mukulkan mata pena ke badan meja yang lebar
sedang kertas A4 di sebelahnya menunggu saja
ia tidak kemana-mana, tidak sesekali izin ke kamar kecil
bercermin sejenak sambil membetulkan anak rambut yang mulai berkeliaran
atau sekadar menggulung ulang lengan baju yang perlahan lengser dari lipatan

ketika berhadapan dengan diri sendiri
aku terpaku pada lubang yang menggantung di telinga
mengira dapat mendengar kedatanganmu dari jarak yang lebih jauh

tapi kau seperti biasa
sedang mengatur nafas dengan teratur
dalam dan pelan
ketika aku kembali ke ruangan itu

kau simpan kedua lenganmu di belakang
gunung dan hutan nampak bangkit di sekeliling
bambu-bambu bercabang, runcing dan mengerikan
di sekitar sini, kawanan lebah berpura-pura lapar
mengambil sarung berwarna kuning dan melilitkannya di badan mereka

aku mendengar beberapa di antara mereka sedang mengirim sinyal untuk diikuti
sisanya bersiap menghisap nektar dan menampungnya untuk musim dingin yang akan datang
tapi aku masih berusaha membaca yang sedang kau pikirkan

mungkin sebelum benar-benar pagi
ketika matamu masih nyaman terpejam
kau merasa begitu melankoli
air mengambang di pinggir sungai
menyentuh ujung-ujung kakimu dengan malu

air yang mengalir itu memisahkan kita
aku tak paham mengapa kita diuji
semalam, sebelum terkesiap untuk bangun lebih awal
aku memimpikan Bai Juyi berkali-kali
: seseorang dari Dinasti Tang
mempertanyakan satu perihal

untuk menjadi bijak mengapa bicara banyak


Jekarda, July 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

To Our 2nd Anniversary

The night has fall, curled around, and settled In silence and peace, the moon flickered courageously and stars blinked naughty It was a rectangled room with a hanging rattan bulb where the cold took hold A wave of joyful energy gathered and helped me chanted, "this day came, we're filled with love and pleasure." We have shared sunrises and sunsets Conquering all fears, expressing the passage of time, enduring love, and tumbling in joy. I dove beneath the quilt Drifted into dreams  "Before two, I was one celebrating the innocence, the unsolved questions about why I was one, not two.  I was a foreigner, wandered with a self-made map In the North I would see the frosting winter, magical skies with ribbons of light In the East, I would see new days filled with promise, flashing out warm greetings In the South, days stretch long, bread freshly baked, and conversations about clumsy feet strolling through the field never ends In the West, trees trembled the rustling leaves....

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...