Langsung ke konten utama

Loui Jover

: Loui Jover

pernahkah sekali saja kau sentuh meja itu
tempat debu-debu bekerja
bergulung di tengah sinar pagi yang menusuk-nusuk jendela di ruang tamu
di atas meja, aku merapikan beberapa bingkai foto
tergeletak begitu kaku, sambil menatap langit yang sebentar lagi akan padam
mengundurkan diri ke tempat peristirahatan paling nyaman
tanpa mesti khawatir terganggu 

siapakah yang lantas mengetuk pintu
ketika urat-urat berwarna lebam tersingkap di antara benang-benang
kimono tidurku kini menjadi jalan pintas
entah akan mengantarmu kemana nanti

kau adalah kuku yang baru saja dipotong
aku mengumpulkan bagian yang terlanjur kotor
dalam sebuah tayangan iklan deterjen
dan urusan domestik lainnya
tubuh kita terendam
air dan busanya adalah gelembung yang pecah ketika suhu normal masih terjaga

aku bernyanyi sambil sesekali mengganggumu yang tengah membayangkan adegan pada sebuah lukisan
ada bagian tertentu yang ditimpa beberapa lembar tabloid yang sengaja digunting oleh pelukisnya
ia menceritakan sebagian petualangannya bersama beberapa bidadari yang gampang ditemui dari lobi perkantoran yang suntuk oleh cuaca di musim penghujan

mereka mengeluhkan kenapa hanya tulip
yang bertahan di pelelangan
sedang persediaan daffodil dan hyacinth mulai menipis dan mustahil dinikmati

itulah harapan, mosaik yang terhampar di ladang-ladang kering
kondisi tanah yang tidak lembab membuatnya tumbuh sempurna

bunga-bunga itu dikumpulkan untuk diangkut  ke sebuah balon udara
warnanya bermacam-macam, namun aku hanya mengingat satu
yakni warna rambut yang pirang
aroma gosong di pantai pun tercium 
sedang laut tidak mau mengalah begitu saja
dilepaskannya mitos-mitos berusia tua

kata-katamu terdengar tegas meski suara bising kerap memergoki

di hadapan sebuah cermin yang cukup panjang
ia bersama dirinya sendiri
memandangi jalur sempit yang dibangun tepat di balik rambutnya

nafas bidadari-bidadari itu, beserta kerinduan yang asing kepada dirinya
sudah begitu melekat dalam samadi
papan reklame berlabel pameran seni
nekad mengutip namanya
kau menyebutnya kejujuran yang dilimpahkan bumi
kepada sungai-sungai yang hendak menanjak melintasi perbukitan

tidakkah ada satu hal yang membuatnya lemas dan terkulai
menangisi gerimis yang terlanjur basi
sebab rintik hujan terasa biasa saja
bahkan mulai berjamur dan menjadi asam

aku melihat cat yang mulai cair tumpah di atas kanvas
menodai rahasia-rahasia yang tak ingin dibagi
namun yang berdebar begitu sengit dalam dirinya
tertangkap oleh denyut nadiku
menjawab diam-diam yang terkunci rapat
kecuali hati, memperingatiku pasti hancur jika menyentuh intinya
yang belum sepenuhnya pulih 


Jekardah, July 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...

Let's Take Care of Ourselves

I found out I enjoy munching sweet snacks. I wasn't a big fan of it, but lately each time I tasted cookies, banana fritters, or other Indonesia sweet snacks, mouthwatering was the first impression my brain translated. Until I tried to neutralize one with sugar free tea, it helped me not to feel guilty a lot. It was a bit uneasy to control the intake since the works sometimes overwhelmed me. My number one assignment now is not to avoid the stress, but to regulate the stress. It's been a long time I didn't have respiratory system problems since the COVID era, now it seemed to keep coming regularly especially when I ate spicy food. It would provoke the shortness of breath and sore throat that led to asthma. Even when I had to rest at night, I didn't sleep tight. I tried to consume more of protein from red meat in particular, it still seemed hard to maintain the health nowadays. Only Allah would take care of me after I attempted my utmost to take a good care of myself. Insy...