Langsung ke konten utama

INI CARA SAYA MENDAMAIKAN HATI

Seperti akhir pekan yang sudah lewat, saya gunakan untuk beristirahat. Tapi jangan langsung percaya. Ya saya sedikit berbohong. Rencana istirahat yang saya gadang-gadangkan di hari kerja jarang sekali dapat terpenuhi. Alasannya bermacam-macam. Saya ini termasuk pribadi yang suka memperlambat suatu kegiatan, sehingga yang tadinya hanya membutuhkan satu atau dua jam, malah ngaret, bisa jadi tiga atau empat jam. Durasi pengerjaan yang lebih panjang mengharuskan saya melek terus-terusan.

Lantas apa yang terjadi? Ah jelas menjadi kesal. Pada siapa? Saya kesal pada diri sendiri. Tapi meskipun terbilang lelet, hal ini saya lakukan dengan tujuan tidak merasa melakukan kegiatan di bawah tekanan. Memang benar, tapi pada akhirnya ada hal lain yang harus dibayar.

Bagaimana caranya berdamai dan mendamaikan hati di tengah konflik terhadap diri sendiri? Jujur saya tidak punya solusinya. Lantas jika tidak ada, untuk maksud apakah tulisan ini dimuat?

Sederhananya saya ingin berbagi sedikit mengenai hal-hal menyenangkan yang saya asumsikan bermanfaat untuk berdamai Dan mendamaikan hati, agar akhir pekan tetap membuat saya bergairah.

It is as simple as ABC. Saya bangun lebih awal dan melanjutkan skin to skin dengan air. Maksudnya adalah taking a shower selama 15 menit. Setelah rambut dikeringkan dengan handuk, saya lanjut jogging selamat kurang lebih tiga puluh menit. Putaran pertama saya akan jalan santai terlebih dulu, baru nanti 15 menit setelahnya saya lari-lari santai. Jarak tempuhnya juga tidak terlalu jauh. Biasanya hanya satu kilometer atau satu setengah kilometer. Hitung-hitung cukuplah untuk menjadikan tubuh lebih bugar.

Setelah lari pagi, saya akan mampir sebentar di pasar traditional untuk membeli beberapa sayur dan teman-temannya untuk diolah jadi hidangan yang enak menurut lidah saya.

Seperti hari ini saya akan memasak sup jamur, roti gandum yang telah dipanaskan sebentar dengan unsalted butter. Tidak hanya itu, tapi juga ada pepaya yang saya siapkan di piring terpisah. Kalau sudah begini paling nyaman ditemani bacaan ringan, misalnya ramalan bintang lewat aplikasi Pinterest.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A One Year-Old Bonding

I was having a brief and light conversation with my boyfriend about how to create more memorable stories, create sparks in our relationship, and make better plans for our future. What I deeply appreciate about him is that he never ceases making plans for us as if he knows exactly where we're going, the potential issues we are going to face, how to cope with hard conversations, and many more. Reassurance, emotional support, and acts of service speak louder than just words. In lieu of the conversation, we had opposite points of view on how we would build healthy relationships and bondings in marriage while each of us is trying our best to achieve our goals. In addition, I am aware of his endeavors to listen more, to be more transparent in making decisions, to welcome discussions, to work collaboratively, and to articulate what we feel and what we think about assertively. We want to find the best route that could accommodate our needs in particular. There was a funny moment when I sud...

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

Writing As A Love Language

:Vin Elk, Ars Magna, & Lady Loved* Lately, I have enjoyed writing a lot. Writing worked on me the way Dumbledore did while he was in Penseive, so he could experience his memories through other perspectives. He uses it to siphon the excess thoughts from his mind, pour them into the basin, and examine them at leisure. Writing has helped me to untangle my mind, examine what to deliver, communicate the messages verbally and non-verbally, and reflect on how this writing will evoke certain emotions or moods. Writing becomes the mirror that provides insight into who I am, what I desire, what I experience, what I value, and what I am not into. Writing becomes the language that deliberates my inner peace. On another level, writing could answer the quest that dwells in my mind.  I am glad to share what is significant for me right now. Being loved by the right person and people is heaven, and so is being respected, prioritized, supported, desired, and understood. The right person and peop...