PRINCIPIA JAGADHITA
Lepas beberapa menit dari jam tiga pagi, saya teringat untuk kembali menelan antibiotik. Saya tidak dalam kondisi prima belakangan. Tapi saya tidak perlu khawatir. Dengan istirahat yang cukup, olahraga pada porsinya, makan dan minum air mineral secara teratur, akan mengembalikan kebugaran tubuh saya. Di saat seperti inilah daya kedisiplinan saya diuji. Hari Minggu ini akan terasa singkat, bahkan lebih singkat dari biasanya. Selepas menyiapkan beberapa materi yang akan diajarkan pada anak-anak selama hari kerja, saya akan kembali beristirahat. Adik saya bilang hibernasi, sebab ketika bangun sudah tidak ada lagi matahari.
sumber : illustrationfriday.com
Hari ini, Minggu, dimulai pada jam tiga pagi. Seperti biasa
sebelumnya saya akan tidur tengah malam sambil melihat-lihat ilustrasi di tahun
20an hingga 60an, memutar koleksi Lana Del Rey, membaca dua atau tiga artikel dan jurnal singkat berbahasa Indonesia atau asing,
mengggarisbawahi hal-hal yang penting dalam artikel dan jurnal itu serta lanjut
menelusurinya lebih mendalam lagi melalui mesin pencari. Berjumlah dua kalau menghabiskan kira-kira satu jam, dan tiga kalau berdurasi
tidak lebih dari sembilan puluh menit. Saya tidak bernapas panjang. Terkadang
iri melihat adik, ibu dan ayah, teman-teman sekolah, mantan kekasih, teman kuliah,
kekasih, teman satu kantor, dan orang asing yang sesekali saya temui di pojokan
yang menyediakan ruang membaca dapat berlama-lama membenamkan segenap jiwa dan
raga mereka pada sebuah buku.
Artikel dan jurnal singkat nyatanya lebih pendek dari buku. Untuk membacanya
saya masih harus memilih dengan cermat mana yang benar-benar bisa saya baca di saat situasi paling tidak kondusif, mana yang harus lebih dulu dibaca, atau
bagaimana menemukan benang merah dari artikel atau jurnal pertama, kedua, dan ketiga. Otak saya
terkadang hanya ingin bermain-main, kadang sulit diajak serius. Jiwa kekanak-kanakkannya
masih betah duduk manis di kepala saya. Tapi tidak apa-apa, selama kami
berteman baik, itu tidak masalah.
~~~
Masih pukul tiga pagi, tiba-tiba saya terbangun sambil
meraih telepon genggam di sampingg bantal. Posisinya tidak pernah jauh dari
tempat tidur, malahan selalu di tempat tidur. Telepon genggam menjadi teman tidur saya lebih
tepatnya.
Saya mengecek barangkali ada notifikasi baru yang masuk. Ternyata
hanya ada beberapa yang tertera di email. Kebanyakan berupa informasi lowongan kerja dari
laman pencari kerja. Sebagian posisi ditempatkan di kantoran dan sebagian lagi
di sekolah. Ah preschool teacher, apakah
ini benar-benar jalan yang telah mantap saya pilih? Kalau memang ya, artinya
dalam waktu dekat saya tinggal melanjutkan Diploma Montessori dan studi S2.
Sayangnya untuk program pascasarjana, saya masih bingung harus fokus kemana. Pagi
ini tertarik pada politik, siangnya tertarik pada strategi perang, sorenya
tertarik dengan psikologi anak, malam-malam tertarik pada linguistik atau
filsafat. Besok, mana saya tahu. Betapa cepatnya tertarik dengan hal-hal baru. Atau
saya harus kuliah berkali-kali di program studi yang berbeda tiap dua tahunnya?
~~~
Di Whatsapp belum
ada pemberitahuan baru. Hanya beberapa selingan dari group belanja online yang
menawari ini itu. Sebentar lagi akan puasa dan lebaran, diskon bertebaran di
sana sini. Mengikuti perkembangan mode menjadi tren. Menjadi seseorang yang
konsumtif adalah gaya hidup yang keren. Tidak peduli besok mau makan apa, yang
penting berpakaian baru dan terlihat gaul. Kalau kemarin mengenakan atasan
H&M, jin keluaran Mango, heels dari
Zara, dan tas merk Lacoste, hari ini harus beda.
Saya ini dapat digolongkan menjadi korban perilaku
konsumtif. Seharian bisa pusing karena memikirkan besok pakai apa, atau
kalaupun mau dipakai ulang bagaimana mencari pasangannya. Tidak hanya itu, setelah selesai memadu-madankan outfit, saya juga harus menyelaraskannya dengan warna lipstick. Mana yang terlihat senada, lipstick berwarna merah cerahkah, merah gelapkah, merah dengan tone biru, merah kecoklatan kah, atau yang lebih ekstrim dengan mengaplikasikan lipstick berwarna hijau metal.
Lepas memilih warna lipstick, saya juga akan dipusingkan dengan parfum apa yang sesuai dengan gaya saya hari itu. Hal ini dilakukan biasanya untuk menambah kepercayaan diri di tengah khalayak ramai. Tidak untuk menjadi pusat perhatian. Ketika orang-orang berpapasan dengan saya, setidaknya mereka berhenti sejenak sambil menoleh ke arah saya dan menggumam dalam hati, wanginya enak sekali. Ada pun daftar parfum yang paling saya sukai selama beberapa tahun terakhir, misalnya Hypnotic Poison Christian Dior dengan aroma dominan vanila oriental, Masaki Matsushima Shiro dengan aroma bunga kapas, cyclamen, mawar dan iris, daun cemara, serta white musk. Selanjutnya masih ada parfum Hypnose Woman dari rumah mode Lancôme serta Fantasia dari Anna Sui.
Di sini saya merasa jiwa kefemininan sangat dipertaruhkan. Seolah menjadi perempuan yang tidak feminin adalah hal yang salah. Hasilnya pengeluaran membengkak. Saya masih rutin menabung, hanya saja jumlahnya tidak tetap setiap bulan. Tidak jarang untuk sehat saya hanya jogging keliling komplek, minum susu UHT seadanya, konsumsi buah dan sayur yang itu-itu saja. Nutrisi yang masuk ke tubuh saya menjadi tidak variatif. Biasanya hanya bertahan satu bulan sampai akhirnya lidah menjadi kebal sendiri. Inilah resikonya, harus saya telan bulat-bulat.
Di sini saya merasa jiwa kefemininan sangat dipertaruhkan. Seolah menjadi perempuan yang tidak feminin adalah hal yang salah. Hasilnya pengeluaran membengkak. Saya masih rutin menabung, hanya saja jumlahnya tidak tetap setiap bulan. Tidak jarang untuk sehat saya hanya jogging keliling komplek, minum susu UHT seadanya, konsumsi buah dan sayur yang itu-itu saja. Nutrisi yang masuk ke tubuh saya menjadi tidak variatif. Biasanya hanya bertahan satu bulan sampai akhirnya lidah menjadi kebal sendiri. Inilah resikonya, harus saya telan bulat-bulat.
~~~
Saya kira ada yang mengirimkan ucapan hangat selamat tidur. Sayangya
tidak. Sejenak saya berpikir pelan-pelan mungkin Mas Garry sedang sibuk
membaca. Ya inilah cara Mas Garry menenangkan dirinya setelah seharian penuh
menjalankan tugasya di kitchen. Kalau
sudah seperti ini, bagi saya mengganggu konsentrasinya adalah larangan keras. Dari sinilah
saya paham bahwa menghargai kegiatan orang lain itu penting, untuk kebaikan
bersama.
Selama tiga bulan ke depan akan ada pergantian menu. Jika sudah genap tiga bulan, Mas Garry akan lebih sibuk dari biasanya. Apalagi saat ini Mas Garry menangani soffritto dan burger. Bahan yang perlu disiapkan tidak sedikit jumlahnya, ditambah waktu yang dibutuhkan selama proses memasak. Tidak jarang berlarian di kitchen menjadi santapan tetap. Pernah beberapa kali juga kaki Mas Garry seperti terkilir, ujung tumit menopang beban tubuh terlalu lama sehingga untuk berjalan saja rasanya sakit sekali. Apabila sedang off, seharian dipergunakan sebaik mungkin untuk beristirahat. Mas Garry akan kembali melek saat sore hari, beberapa jam sebelum matahari terbenam. Dilanjutkan dengan cooling down, menyeduh segelas atau dua gelas kopi dingin yang tidak indie, dan menghisap beberapa batang rokok layaknya seorang penyair, duduk sendirian sambil tercenung memikirkan nasib tulisannya di tangan penerbit ibu kota.
Selama tiga bulan ke depan akan ada pergantian menu. Jika sudah genap tiga bulan, Mas Garry akan lebih sibuk dari biasanya. Apalagi saat ini Mas Garry menangani soffritto dan burger. Bahan yang perlu disiapkan tidak sedikit jumlahnya, ditambah waktu yang dibutuhkan selama proses memasak. Tidak jarang berlarian di kitchen menjadi santapan tetap. Pernah beberapa kali juga kaki Mas Garry seperti terkilir, ujung tumit menopang beban tubuh terlalu lama sehingga untuk berjalan saja rasanya sakit sekali. Apabila sedang off, seharian dipergunakan sebaik mungkin untuk beristirahat. Mas Garry akan kembali melek saat sore hari, beberapa jam sebelum matahari terbenam. Dilanjutkan dengan cooling down, menyeduh segelas atau dua gelas kopi dingin yang tidak indie, dan menghisap beberapa batang rokok layaknya seorang penyair, duduk sendirian sambil tercenung memikirkan nasib tulisannya di tangan penerbit ibu kota.
~~~
Kira-kira tujuh bulan yang lalu untuk pertama kalinya kami bertemu
di kedai yang menyajikan makanan cepat saji. Jujur saya agak deg-degan waktu
itu. Yang pertama karena saya tidak terlalu menyukai makanan cepat saji. Pikiran mengenai dampaknya terhadap kolesterol, terbuat dari bahan berpengawet, dan tenggorokan yang sensitif dengan MSG berhasil membuat saya was-was. Yang kedua karena ini kali pertama
bertemu Mas Garry. Kedua telapak tangan menjadi dingin, jantung berdegup
kencang, lalu sedikit cemas kalau nanti perbincangan kami menjadi tidak begitu menarik,
dan lain sebagainya. Hasilnya saya panik, selama kurang lebih tiga puluh menit
di pertemuan pertama saya lebih banyak diam sambil sesekali mencermati dengan
seksama yang disampaikan Mas Garry.
Menatap mata dan menjadi pendengar yang baik, itu hal wajib
yang harus saya lakukan. Lupakan serangan panik, moment langka ini tidak terulang sebanyak dua kali ucap saya dalam
hati. Jika ingin berteman inilah saatnya. Jika ingin belajar hal-hal baru,
inilah waktunya. When the time is right,
it will happen. Berbekal keyakinan inilah saya menyetujui untuk bertatap
muka secara langsung.
~~~
Laki-laki tangguh satu ini punya banyak hal untuk dibagi. Tidak
jarang saya ingin sekali mendedah isi kepalanya satu-persatu. Barangkali akan saya temukan harta karun, pintu kemana saja, jendela dunia yang baru, atau bahkan rumus-rumus fisika yang belum dipecahkan oleh ilmuwan teranyar. Saya kira rasa
ingin tahunya bahkan jauh lebih besar dari yang saya punya. Kemampuan berkonsentrasi
dan fokus pada hal-hal yang esensial seperti inilah yang sebaiknya saya pertimbangkan untuk dicontoh.
Musim hujan belum juga mengguyur seisi kota. Sore yang terik tiba-tiba menjadi lebih sedikit teduh. Jam masih menunjukkan pukul lima. Mungkin terasa demikian karena Mas Garry membawa energi positif dan mampu menularkannya pada saya
hingga saya pun menjadi lebih tenang saat berdiskusi soal apa saja selama
berjam-jam. Tidak terasa kami berpindah tempat dua kali dan menghabiskan banyak
makanan dan minuman. Porsi yang sebelumnya tidak pernah saya konsumsi saat
menjelang malam. Tubuh saya dikondisikan untuk mengontrol nafsu. Mengonsumsi
ini itu hanya dilakukan saat saya butuh asupan saja. Kebiasaan ini saya latih selama
bertahun-tahun. Saya meyakini apa pun yang berlebihan akan berdampak tidak baik
terutama bagi kesehatan.
~~~
Ingin sekali rasanya menelponmu Mas, walaupun baru beberapa
jam yang lalu kita bertemu. Dalam keadaan paling intim, skin to skin-lah yang
membuat saya menjadi manusia waras. Jauh sebelum mengalami secara langsung apa
itu cuddling, saya hanyalah pribadi
yang disibukkan dengan rutinitasi sepanjang hari dan rencana yang menggunung
esok hari. Bahwasanya menjalankan apa yang tertulis dalam agenda harus terjadi
secara otomatis. Ini kewajiban saya, jika ditinggalkan celakalah saya. Mengeluh
juga mendapat perhatian khusus. Artinya jika suatu hari saya mengeluh, saya
bukan manusia yang kuat. Hidup di kota besar seperti Jakarta hanya akan
membunuh saya.
Tiba-tiba saya tersenyum. Entah dari mana perasaan hangat ini
muncul. Ia mengusap dada saya begitu saja, tangan-tangannya seperti memiliki
kekuatan magis. Dalam konteks mengasihi dan menyayangi, menerima kekasih apa
adanya, dengan cara setulus-tulusnya jadi kunci utama. Tapi untuk sampai pada
titik ini, saya mesti jungkir balik terlebih dahulu. Ada masa ups and downs. Sering kali dada menjadi sesak dan ingin bunuh diri. Jika dipikirkan
lebih mendalam, bukankah ini pilihan saya untuk bertahan bahkan pada kondisi
tersulit sekali pun.
Pernah waktu itu saya menjadi sangat ketergantungan dengan
Mas Garry. He’s my biggest dope. Tanpanya
saya hanyalah seorang pemain bola yang kuyu, berlari-larian mengejar bola yang
tak kunjung berhasil direbut. Hingga suatu hari muncul ketegangan. Mungkin secara kebetulan kami sama-sama sedang spiritually exhausted. Hal ini diperparah dengan konfrontasi yang saya lakukan di saat yang tidak tepat. Bukannya menyelesaikan masalah, justru membuat suasana semakin panas. Seperti perang dingin, kami sama-sama saling diam, memutus berbagai bentuk komunikasi, kami menghilang ditelan bumi. Namun ada dua hal yang selamanya akan berdiang di kepala. Walaupun bersitegang, Mas Garry tidak pernah berkata kasar. Ia cenderung akan diam. Inilah bentuk hukuman yang diberikan Mas Garry kalau sudah tidak tahan pada saya. Seketika diam itu menjadi momok, membuat saya berpikiran terlalu jauh.
Saya seolah dihajar dan dihabisi saat itu juga. Sekujur tubuh menggigil, gemetar, keringat dingin, kepala terasa berat dan sakit, detak jantug melambat, suplai oksigen menipis, mata menjadi sembap seharian hanya menangis, wajah pucat dan lusuh. Tepat di Hari Valentine, hari kasih sayang, saat orang beramai-ramai mengasihi yang terkasih, mengirimkan bingkisan cokelat dan buket mawar sebagai hadiah. Namun tidak dengan saya, hari itu menjadi hari paling kelabu sepanjang hidup saya. Ketidakmampuan mengontrol reaksi emosi terhadap kejadian yang saya alami membuat saya mati tidak berdaya.
Saya seolah dihajar dan dihabisi saat itu juga. Sekujur tubuh menggigil, gemetar, keringat dingin, kepala terasa berat dan sakit, detak jantug melambat, suplai oksigen menipis, mata menjadi sembap seharian hanya menangis, wajah pucat dan lusuh. Tepat di Hari Valentine, hari kasih sayang, saat orang beramai-ramai mengasihi yang terkasih, mengirimkan bingkisan cokelat dan buket mawar sebagai hadiah. Namun tidak dengan saya, hari itu menjadi hari paling kelabu sepanjang hidup saya. Ketidakmampuan mengontrol reaksi emosi terhadap kejadian yang saya alami membuat saya mati tidak berdaya.
Terbesit untuk mengakhiri hidup dengan sebilah pisau dapur. Namun
bayangan efek bunuh diri yang justru membuat saya tidak mati dan meninggalkan
cacat secara fisik dan mental menggagalkan niat saya untuk melakukannya. Di sebuah
kursi gunung lipat, saya coba menenangkan diri sambil menangis dan berteriak
pilu. Betapa lemahnya saya. Berjam-jam berusaha sekuat mungkin menekan rasa
sakit justru memperburuk keadaan saya. Dengan sepasang kaki yang hampir lumpuh,
pelan-pelan saya meraih gagang pintu kamar, membukanya dengan perasaan berat. Saat itu saya menyadari bahwa saya takut bertemu dengan diri sendiri. Di kamar, satu hal yang
tidak saya lupakan. Saat mencoba mendekam di tempat tidur, aroma tubuh Mas
Garry tercium sangat kuat. Saya seolah merasakan kehadirannya. Mas Garry seperti ada di hadapan saya dan ikut berbaring. Lebih baik saya
mati, perkataan ini berkali-kali terlontar dengan lirih dari dalam hati.
~~~
Kejadian naik turun dan pasang surut menjadikan saya pribadi
yang baru. Mas Garry adalah katalisatornya. Ketika seseorang siapa menjadi
siswa, maka seorang guru akan datang. Pernyataan ini terngiang di kepala saya.
Alangkah kerdilnya saya di tengah ketakutan, merasa gelap saat tersesat,
kehilangan membuat saya seperti dilukai. Inikah duka yang abadi?
Saat itulah saya mulai rutin berdialog dengan diri sendiri. Kalau
sebelumnya saya sangat gemar berdiskusi dengan orang-orang terdekat, berbeda
halnya saat ini. Menjadikan diri sebagai teman paling sepadan dalam hal apa pun
memang terdengar egois. Namun jika tidak dimulai dengan diri sendiri, lantas
pada siapa lagi? Bukankah akan menjadi lebih buruk jika mengandalkan orang lain
sebagai pelarian? Orang-orang terdekat ini sejatinya bukanlah tong sampah. Mereka
memiliki jiwa yang luhur, sama seperti saya. Akan penat jika seandainya terus-terusan dibombardir
~~~
Jika nanti atau hari ini saya mengalami episode itu kembali,
barangkali ada baiknya mengingat satu hal ini. Ikhlaskan. Sudah sewajarnya saya
mengikhlaskan berbagai episode yang datang pada saya. Saya tidak perlu terburu-buru
melenyapkannya. Maka, biarkan ia masuk.
Di hari pertama ia akan menjadi tamu. Memang awalnya akan
terlihat seperti orang asing. Tapi saya akan mencoba menemui dan menyambutnya
dengan ramah, menyapanya dengan hangat, menjabat erat tangannya, menjamunya
dengan minuman dan makanan terbaik, mempersilakannya duduk atau bahkan bermalam
beberapa hari. Saya ini rumah baginya.
Lalu di hari kedua, mungkin ia akan menjadi teman. Teman bercengkerama
sambil menikmati beberapa gelas susu hangat ditaburi bubuk kayu manis. Siapa tahu
ia juga akan menyukainya. Siapa tahu ia teman untuk berbagi banyak hal, teman
yang dapat dipercaya, teman yang sepadan untuk diajak berpikir secara logis,
siapa yang tahu. Kini fungsinya bertambah.
Selanjutnya di hari ketiga mungkin ia menjadi teman dekat, lebih
dekat dari urat leher. Proses ini berlangsung tidak singkat. Tidak akan
terasa berat asalkan saya ikhlas. Tidak terburu-buru bernafsu ingin segera
mengusir dan melenyapkannya.
Saya teringat Einstein yang berpesan seperti ini, the faster you move the heavier you get. Mungkin
ucapan ini tidak hanya berlaku untuk hukum fisika melainkan untuk penanganan
episode emosi saya yang kerap naik turun, menggila seperti rollercoaster dengan kecepatan di atas 200km/jam. Tidak ada alasan
untuk terburu-buru jika pada akhirnya hanya akan membuat ia menjadi lebih
berat. Pelan-pelan saja dan ikhlaskan.
Katakanlah ia menyeret saya dalam kegelapan. Bukankah tujuh puluh persen alam semesta terdiri dari kegelapan? Theory of nothing namanya. Energi ini bahkan jauh lebih berkuasa
dari cahaya. Seandainya cahaya terbuat dari minyak, ia tidak akan bertahan lama
sebab ia akan terbakar dan habis. Cahaya tidaklah abadi. Lantas mengapa takut dan
bersedih?
Suatu kali saya mencatat reaksi apa yang muncul saat eposide
ini mulai menampakkan dirinya. Saya menulis, the triggers will slap me in the face, drag me to darkness, even worse,
it will drag me to black hole. There is no escape. Once I fall into it, I may
expect to die instantly, get crushed, torn to pieces. It’s a mystery. Apalah
artinya menolak kegelapan padahal nyatanya saya tidak lebih besar dari jumlah tiga
persen penyusun alam semesta. Ada yang mengatakan ini, apabila takut pada kegelapan,
maka tinggalkan kegelapan itu. Tapi terdengar sangat tidak mungkin, dimana-mana
ada kegelapan, jumlahnya masif dan tidak bertepi.
~~~
Principia Jagadhita, nama ini diberikan oleh orang tua saya dua puluh lima tahun yang lalu. Principia diambil dari judul buku yang ditulis oleh Isaac Newton, memuat kalkulus. Simple-nya seperti ini, kalkulus digunakan sebagai pedoman dalam berhitung salah satunya menghitung benda-benda yang jatuh ke bumi akibat gravitasi. Kita tidak akan pernah lupa dengan kejadian apel yang jatuh dari pohon dan tidak sengaja disaksikan oleh Isaac Newton. Lantas hal ini membawaya lebih jauh dengan mempertanyakan apakah bulan juga jatuh? Jawabannya ya, bulan jatuh namun tidak sampai menabrak bumi. Ia memiliki lintasan jatuhnya sendiri dengan mengelilingi bumi. Jagadhita, nama ini berarti kesejahteraan, kemakmuran, dan kebahagian setiap orang, bersifat rohania dan langgeng. Untuk mencapai ketiga hal itu, dalam kehidupan kita diharapkan senantiasa menjalin persahabatan kepada setiap orang atas dasar saling mengormati. Kedua orang tua saya sama-sama terobsesi dengan hal-hal berbau ilmiah dan sastra. Hal itu tercermin dari pemberian nama untuk anak-anaknya.
Lepas beberapa menit dari jam tiga pagi, saya teringat untuk kembali menelan antibiotik. Saya tidak dalam kondisi prima belakangan. Tapi saya tidak perlu khawatir. Dengan istirahat yang cukup, olahraga pada porsinya, makan dan minum air mineral secara teratur, akan mengembalikan kebugaran tubuh saya. Di saat seperti inilah daya kedisiplinan saya diuji. Hari Minggu ini akan terasa singkat, bahkan lebih singkat dari biasanya. Selepas menyiapkan beberapa materi yang akan diajarkan pada anak-anak selama hari kerja, saya akan kembali beristirahat. Adik saya bilang hibernasi, sebab ketika bangun sudah tidak ada lagi matahari.
Jekardah, April 2019
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin