NIRMALA
sumber : absoluteart.com |
Mengenai surat cinta, aku kembalikan hujan pada langit siangmu. Nafas cahaya membalasnya dengan kata. Beberapa di antaranya beringsut ke dalam puisi, berguguran di tengah musim yang basah, menghidupkan pandanganku yang tidak akan bangkit.
Bening embun menempel di kulit wajahmu. Sudah begitu dingin, tapi aku terlanjur ingin meneruskan pengembaraan yang lebih jauh, mempelajari kengerian hutan, bersemayam di kedua alismu.
Dalam batinku
siang dan malam masih bertahan
Nir
aku dipertemukan denganmu tanpa pernah berpisah. Aku bersumpah masih ada purnama, tak luput dari kekaguman, yang akan terus mengawasi kemana langkah ini ditinggalkan. Jejak-jejak kaki menapak di keningmu, melarungkan dendam, lalu menjelma bianglala.
Sejak mengenang surat cinta, lamunanku seolah berusaha memahami keteduhan di wajahmu, menyusunnya menjadi teka-teki, mengubahnya menjadi angin, menerbangkan ribuan bintang yang masih malu-malu berdekapan. Laut kosong dan langit pun telanjang.
Di tubuh ini
misteri belum juga menemukan tempat bersembunyi paling aman, sedang rahasia mendekat, mencurigai hal-hal ganjil yang tak akan tumbuh meski esok sudah tak ada.
Jekardah, April 2019
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin