Aku pergi
Suara-suara musik di karavan
Tengah meninggalkan kota
Sebelum pagi menjadi puisi
Dan matahari masih cantik jelita
Aku pergi
Dengan sekantung benang-benang kabel
Yang dililitkan di pinggang gitar tua
Agar menjadi bunyi
Yang tak sekadar mendengar bunyinya sendiri
Aku pergi
Meski ketiadaan telah banyak melahirkan
Nama-nama penulis cerita sejarah
Raja dan ratu hidup di istana
Kakek dan cucunya kehabisan roti
Pedagang berteriak dengan seikat kain wol di tenggorokannya
Gadis kecil yang bermain-main dengan gambar bapak ibunya
Yang di tanah kubur
Mereka hidup. Saling berpegangan tangan
Menatap masing-masing alat kelamin mereka
Apakah masih dapat menuturkan cerita
Seperti ketika dulu mereka masih bersama-sama berbicara dengan anaknya
Aku pergi
Sebab suara surau di waktu mendung itu
Mendatangkan banjir kiriman di kelopak mataku
Tubuhku hanyut. Kamu tidak ada
Kamu keluar rumah tiba-tiba
Kamu jebol pintu kecil yang meloloskan tikus-tikus angin
Kamu curi gaun abu-abu muda yang diwariskan ibuku,
Ibu mertuamu, juga ibu adik-adikku
Sesudah itu, setelah aku pergi
Kamu tak perlu berkelahi dengan pohon-pohon cemara
Yang tak sempat menangkap kedua kakiku
Kamu taku perlu memasang kamera tersembunyi
Untuk mengintai dimana aku akan singgah
Aku pergi
Membawa cinta yang lekas menjadi batas duka
Dan tabir takdir
Yang tak pernah ingin kembali
Menjadi sebuah kepergian
Setelah kamu, semuanya, dan puisi
Memilih pulang lalu merasa sendiri
--palembang, 10
Suara-suara musik di karavan
Tengah meninggalkan kota
Sebelum pagi menjadi puisi
Dan matahari masih cantik jelita
Aku pergi
Dengan sekantung benang-benang kabel
Yang dililitkan di pinggang gitar tua
Agar menjadi bunyi
Yang tak sekadar mendengar bunyinya sendiri
Aku pergi
Meski ketiadaan telah banyak melahirkan
Nama-nama penulis cerita sejarah
Raja dan ratu hidup di istana
Kakek dan cucunya kehabisan roti
Pedagang berteriak dengan seikat kain wol di tenggorokannya
Gadis kecil yang bermain-main dengan gambar bapak ibunya
Yang di tanah kubur
Mereka hidup. Saling berpegangan tangan
Menatap masing-masing alat kelamin mereka
Apakah masih dapat menuturkan cerita
Seperti ketika dulu mereka masih bersama-sama berbicara dengan anaknya
Aku pergi
Sebab suara surau di waktu mendung itu
Mendatangkan banjir kiriman di kelopak mataku
Tubuhku hanyut. Kamu tidak ada
Kamu keluar rumah tiba-tiba
Kamu jebol pintu kecil yang meloloskan tikus-tikus angin
Kamu curi gaun abu-abu muda yang diwariskan ibuku,
Ibu mertuamu, juga ibu adik-adikku
Sesudah itu, setelah aku pergi
Kamu tak perlu berkelahi dengan pohon-pohon cemara
Yang tak sempat menangkap kedua kakiku
Kamu taku perlu memasang kamera tersembunyi
Untuk mengintai dimana aku akan singgah
Aku pergi
Membawa cinta yang lekas menjadi batas duka
Dan tabir takdir
Yang tak pernah ingin kembali
Menjadi sebuah kepergian
Setelah kamu, semuanya, dan puisi
Memilih pulang lalu merasa sendiri
--palembang, 10
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin