Langsung ke konten utama

Sajak Ganz Pecandukata di Hari Ulangtahunnya yang ke-21



dalam sajak ini terdapat 21 pasal yang menandakan usianya saat ini. mulai pada pasal 0 sebagai awal kelahirannya dari rahim Sang Ibu. kemudian disusul pasal 1 hingga seterusnya.

tertanda 100989

PASAL 0
bangunan lama rupanya telah mendirikan sesuatu
di hari minggu legi pagi sewaktu air ketuban melulur
dari rahim ibumu menuju tangismu. sesuatu itu
menubuatkan tentang nasihat

“kelahiran adalah ibuketiadaan.”

PASAL 1
maka terkuaklah bangunan lama
mengapa ia ada dan mencipta
riwayat di balik nama kanakmu. ketahuilah,
ia hanya terjadi karena pintu yang terbuka
setelah airmata mengetuk perlahan.

PASAL 2
ada nyanyian ninabobo, sayup
semakin kecil dan kecil
datang lewat puting susu eyangmu. nyanyian
itu menanggalkan sangkakala dari malaikat
yang mencoba menyerahkannya
kepada ibumu.

PASAL 3
apakah sakit yang kau kandung bermula
setelah bapakmu menghamili perasaan
tentang neraka. bahwa surga tak ada
di atas sana….tak ada di pikiranmu,
namun ada di perasaanmu yang sewaktu-
waktu bisa berlumur darah.

PASAL 4
siapa rumah yang merawat bayisepi
pada botol susu tawarmu saat kau teguk
di bawah pohon jambu bangkok,

nak?

PASAL 5
gigi-gigimu masih putih
berat badanmu masih normal
kulit tubuhmu masih kuning langsat
ingatanmu masih menyala
:
bau pasar yang terbakar di belakang
persinggahan simbah.
- maka berasaplah segalanya
gigi, berat badan dan kulit tubuh
bahkan ingatanmu -

PASAL 6
jangan malas menghafal siang
nanti kau tinggal tanpa mengenal
di mana bapak-ibu menghukummu
hampir setiap kali mata tak mau
pergi ke ranjang.

PASAL 7
ingatlah berapa buah jambu air
yang kau jatuhkan ke selokan
sehabis mual-mual mencium
air kencingmu.

PASAL 8
“tidurlah yang nyenyak, ya
biar cambuk di punggungmu
lekas merah.”

PASAL 9
di waktu maghrib, teras rumah
menjadi saksi nasihat bapakmu;
airmata tak mengenal waktu.

PASAL 10
sepeda baru untuk satu dekade
kaki baru untuk belajar mengayuh
menuju pengertian tentang
j a t u h.

PASAL 11
malam-malam ingin berkhianat
seperti teman sekampung
melarangmu bermain petak umpet.

PASAL 12
bagaimana penafsiran tentang kebodohan
pertanyaan yang mengakhiri jawaban
ke atas meja belajar,

“aku tak akan bertanya kepada bapak lagi?”

Semarang 2010

for more content, see this :
http://ganzpecandukata.blogspot.com/2010/09/alegori-pasal-pasal-di-kitab-usiamu.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

To Our 2nd Anniversary

The night has fall, curled around, and settled In silence and peace, the moon flickered courageously and stars blinked naughty It was a rectangled room with a hanging rattan bulb where the cold took hold A wave of joyful energy gathered and helped me chanted, "this day came, we're filled with love and pleasure." We have shared sunrises and sunsets Conquering all fears, expressing the passage of time, enduring love, and tumbling in joy. I dove beneath the quilt Drifted into dreams  "Before two, I was one celebrating the innocence, the unsolved questions about why I was one, not two.  I was a foreigner, wandered with a self-made map In the North I would see the frosting winter, magical skies with ribbons of light In the East, I would see new days filled with promise, flashing out warm greetings In the South, days stretch long, bread freshly baked, and conversations about clumsy feet strolling through the field never ends In the West, trees trembled the rustling leaves....

Opening A New Gate

Dear baby K, this time I'm no longer call you baby K. I am thankful for the love, harsh journey, rollercoaster feelings, hard conversation, sincere understanding we still and will always build, and you've become my daddy K ever since. Yesterday became one of the best moments in my life to acknowledge your visa approved and congratulations, the flight and your master awaits you already. You deserve it. I still remember back in 18 months ago, you came to me with unhappy face telling me your plan, but at the same time you're afraid that we won't walk hand in hand that far. Daddy K, thank you for being the pillar when the inate storms hitting us. It was just last month I wept a lot with tons of disappointment and seeing myself as a failure, but what amazed me the most was that you didn't even shaking. You kept standing strong and convinced me over and over we'll be fine together insya Allah. I thank you for never giving up on me, on yourself, and on us. I can feel t...