Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

N I R M A L A

NIRMALA sumber : absoluteart.com Mengenai surat cinta, aku kembalikan hujan pada langit siangmu. Nafas cahaya membalasnya dengan kata. Beberapa di antaranya beringsut ke dalam puisi, berguguran di tengah musim yang basah, menghidupkan pandanganku yang tidak akan bangkit. Bening embun menempel di kulit wajahmu. Sudah begitu dingin, tapi aku terlanjur ingin meneruskan pengembaraan yang lebih jauh, mempelajari kengerian hutan, bersemayam di kedua alismu. Dalam batinku siang dan malam masih bertahan Nir aku dipertemukan denganmu tanpa pernah berpisah. Aku bersumpah masih ada purnama, tak luput dari kekaguman, yang akan terus mengawasi kemana langkah ini ditinggalkan. Jejak-jejak kaki menapak di keningmu, melarungkan dendam, lalu menjelma bianglala. Sejak mengenang surat cinta, lamunanku seolah berusaha memahami keteduhan di wajahmu, menyusunnya menjadi teka-teki, mengubahnya menjadi angin, menerbangkan ribuan bintang yang masih malu-malu berdekapan. Laut koson

Dear Mutiah

Dear Mutiah, Ada banyak hal yang ingin disampaikan padamu. Begitu banyaknya hingga untuk menumpahkannya satu-persatu hanya akan membuat point-point setelahnya dilupakan. Semua point ini berlomba menjadi yang lebih diutamakan, saling menindih point di bawahnya, saling memcibir, saling ingin menjadi superior, dll.

THE UNTRANSLATABLE WORDS

THE UNTRANSLATABLE WORDS source :  https://mashable.com/2014/09/18/untranslatable-words-artwork/ Perjalanan ini akan menghabiskan waktu selama kurang lebih enam jam. Dimulai dari kemacetan dan jarak tempuh yang tidak dekat antara apartemen dan terminal keberangkatan, antrean check-in , hingga berada di ruang tunggu keberangkatan yang ramai, menjadi syarat awal melakukan perjalanan untuk pulang. “Rückkehrunruhe!” Baru kali ini dan satu minggu belakangan, saya benar-benar merindukan rumah. Aroma kota yang dipadati berbagai pembangunan fisik fasilitas-fasilitas umum, seperti stasiun kereta api, pelebaran jalan raya, jalur LRT, penambahan gedung rumah sakit, dan lain sebagainya, masih begitu melekat di ingatan saya. Ini adalah mega proyek untuk menyambut pesta olahraga se-Asia yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Pembangunan sudah berjalan sejak dua tahun terakhir dan saya melihat perubahan yang signifikan. Kota yang dulu dipenuhi bangunan tua, sebagian besar diba

WITH HER BIG EYES

WITH HER BIG EYES sumber : dribbble.com Pada sebuah cermin yang terpasang di sudut tembok kamar mandi, beberapa inch dari selang shower yang sudah tidak berfungsi, aku berdiri. Memandangi diri dengan tatapan setengah kosong. Hari ini tidak ada yang berjalan secara istimewa. Semuanya seperti sudah ditetapkan mesti begini dan mesti begitu. Kalau tidak ini dan itu, silakan angkat kaki, bawa serta barang-barangmu, kemasi yang masih bisa dipakai, termasuk seekor ikan yang dibiarkan berenang setiap hari dalam sebuah akuarium. Ukurannya kecil, tetapi cukup untuk menampung tubuh mungil seekor ikan. Hanya ia saja, tidak ada yang lain. Hanya dirinya saja yang hilir-mudik, berenang ke sana kemari. Barangkali ia juga mulai lupa seperti apa mestinya ekosistem terkecil dalam air ini terlihat. Ikan itu terbiasa dengan ketidakseimbangan. Meski disinari matahari, elemen pelengkap lainnya sudah disingkirkan sejak lama, yakni sejak pertama kali aku memutuskan menjadikan akuarium ini sebagai alat

PRINCIPIA JAGADHITA

PRINCIPIA JAGADHITA sumber : illustrationfriday.com Hari ini, Minggu, dimulai pada jam tiga pagi. Seperti biasa sebelumnya saya akan tidur tengah malam sambil melihat-lihat ilustrasi di tahun 20an hingga 60an, memutar koleksi Lana Del Rey, membaca dua atau tiga artikel dan jurnal singkat berbahasa Indonesia atau asing, mengggarisbawahi hal-hal yang penting dalam artikel dan jurnal itu serta lanjut menelusurinya lebih mendalam lagi melalui mesin pencari. Berjumlah dua kalau menghabiskan kira-kira satu jam, dan tiga kalau berdurasi tidak lebih dari sembilan puluh menit. Saya tidak bernapas panjang. Terkadang iri melihat adik, ibu dan ayah, teman-teman sekolah, mantan kekasih, teman kuliah, kekasih, teman satu kantor, dan orang asing yang sesekali saya temui di pojokan yang menyediakan ruang membaca dapat berlama-lama membenamkan segenap jiwa dan raga mereka pada sebuah buku.  Artikel dan jurnal singkat nyatanya lebih pendek dari buku. Untuk membacanya saya masih harus m

April 11, 2019

Pagi ini sebelum berangkat kerja, di depan pagar duduk seorang nenek tua dengan mangkuk plastik berukuran kecil di hadapannya. Ini Kali pertama saya melihat nenek itu. Ia duduk tanpa alas apa pun. Bajunya kumal dan lusuh. Saya kira ia tidak tidur di rumah semalaman, atau bahkan sudah tidak punya rumah lagi dan mengharuskannya bermalam di luar, merasakan dinginnya angin malam, kadang cuaca masih suka main-main. Hari ini hujan, besok mendung, lusa hujan, minggu depan siapa yang tahu seperti apa. Setidaknya bisa dibayangkan seperti apa perjuangan si nenek untuk bertahan hidup sampai pagi dan sebaliknya. Lalu tidak lama datang seorang kakek, dengan tubuh setengah membungkuk ia berikan beberapa uang koin pada si nenek dan merespon terima kasih. Keduanya saling tersenyum. Sungguh pengalaman visual yang menghangatkan hati. Ditambah dengan sinar matahari pagi yang tidak terlalu terik. Bahwasanya mengasihi dan menyayangi bersifat universal. Tidak mesti dilakukan hanya kepada orang-orang yan

April 11, 2019

Sudahkah kita bersyukur hari ini? Pertanyaan ini harusnya jadi salah satu elements penting pengingat bagi kita, terutama saya, yang disibukkan dengan berbagai kegiatan, mulai dari jam 6 pagi hingga jam 7.30 malam. Sudah menjadi kebiasaan untuk bekerja lebih dari dua belas jam selama weekdays. Bahkan tidak jarang weekend pun dipakai untuk kerja walaupun durasinya hanya 3 atau 4 jam. Bicara soal kebiasaan, tidak salah kalau bersyukur pun rutin dilakukan. Bersyukur dapat dimulai dari hal yang kecil, misalnya bangun tidur lebih awal tanpa jam waker, bangun tidur dalam keadaan sehat, bangun tidur dalam kondisi fully charged walaupun katakanlah tidur tidak dalam jumlah yang solid, yakni 8 jam. Terkadang ada hal-hal di luar kendali yang mengalihkan perhatian saya untuk bersyukur sejenak. OK, mungkin ini dikategorikan mengeluh dan bersifaf toxic. Tapi saya usahakan semaksimal mungkin mengeluh dalam batas yang wajar, sesuai takarannya, dengan cara baik dan dengan harapan ke depan apa pun tant

April 7, 2019

Kucing mempunyai kesan tersendiri untuk saya, walaupun bukan seorang pecinta kucing. Namun tiap kali tidak sengaja melihat dan atau berpapasan dengan makhluk satu ini, kedua mata saya akan langsung tertuju padanya. Biasanya yang lebih dulu saya perhatikan adalah tampakan fisiknya, mulai dari warna bulu, ketebalan bulu, bentuk muka, warna mata, sambil menerka perilakunya seperti apa. Apakah akan jinak dan malu-malu atau garang dan bertingkah semaunya.  Ada yang bilang kucing teman terbaik, pendengar terbaik, selalu antusias saat diajak bermain. Bagi saya hal itu dapat terjadi tidak lebih karena kucing memiliki sifat penurut dan tentu saja hewan peliharaan bukan? Berbicara mengenai penggolongan jinak dan buas, secara pribadi ini mengindikasikan bahwa pada dasarnya manusia memiliki keinginan untuk mengontrol hal-hal di luar dirinya. Katakanlah kucing, bila dapat dikontrol maka ia digolongkan sesuatu yang jinak. Ya barangkali juga penanda relasi kuasa, seorang manusia berkuasa atas hal-

SEMENJANA AKU

: masih ada bulan-bulan yang panjang di depan akulah si jantung lapisan aspal paling terjal gumpalan kerikil yang menyebar ditimpa ketabahan dan satu senyuman mengembang di suatu hari yang baik akulah jantung siklus pertemuan dan kepergian bumi dan langit mengabur tanpa batas muara dan tepi menuju pinggiran aku kini jantung dalam radius kilometer aku berlari menepuk-nepuk tangan sekeras mungkin meneriakkan nama kita "Mim, Nun! tunggulah di sana aku bawakan kenangan manis : petunjuk keberangkatan selamanya" Jekardah, April 2019

S U R A T T E R B U K A

mengasihi bukan perkara bertanya apa kabar hari ini, bukan pula berpesan jangan lupakan peluk diri. mengasihi jauh sebelum kau pejamkan matamu, ketika malam sekali, secara bergantian, saat orang-orang mengutuk realita dan beramai-ramai menjemput mimpi, mengasihi telah ada di sini, di sekujur tubuhmu, di ketajaman ingatanmu, di runcing sorot matamu, menetap, kemudian bermukim di jiwamu. saat kau keluhkan kosong mengasihi serupa mendengar gelisahmu, memahaminya tanpa berucap suatu apa. sebab dalam kelembutan, mengalirlah sungaj-sungai yang dalam, membikin terusan baru, dengan arus yang tenang mengairi ladang-ladang kering, mengubahnya menjadi kebaikan, untuk dirimu. kebaikan itu menghangatkan seisi rumah, memanaskan yang gemetar dan menggigil, melepaskan fantansi di sepasang kakimu, melucuti yang menjerat langkahmu, kelindan cahaya mengerjap, menerobos kaca, menerpa wajahmu, mengajaknya berjingkat, berpindah dari satu sudut paling rahasia menuju tempat tidurmu. mengasihi

Can I Stop You There For A Moment?

: phum viphurit "hey! can i stop you there for a moment?" barangkat dari tempat dudukmu, sehabis hujan sore itu, kemarin, aku bergegas menyusun surat-surat elektronik, akan dikirim ke redaktur surat kabar. dimulai dari yang terpanjang, kemudian yang paling singkat, hingga kembali pada yang panjang lagi. katamu gelombang, yang menguap saat siang, yang terasa berat ketika hujan, yang terlihat tenang saat malam, atau yang pura-pura baik saat mendung, tidak akan susut. sepeninggal sore yang gerimis, aku masih bekerja, membiarkan separuh tubuhku dibius kesibukan. waktu itu, selepas satu jam penuh, langit nampak lain, mencumbui kepadatan kota, melimpahkan kegelisahannya dalam sebentuk embun, seketika berkumpul, membikin sekawanan percikan yang lebih kecil. dari atas sini, di antara sepasang pintu menuju koridor dan jendela yang menganga, seorang penyair telah lahir. tubuhnya masih merah, dibalut hal-hal magis, membikin cakrawala baru, lalu kuabadikan dalam puisi.