:Sulaiman Djaya
entah kenapa dini hari terasa lebih magis dan sakti
meredalah nama-nama burung
dan wanita yang membakar dadanya
dengan pemantik yang gagal menjadi api
sebelum puisi sampai pada subuh
dan teriakan menjadi pucat dan kedinginan
apa yang meruntuh di sini
sebabnya masih ada rahasia
masih ada nama mereka
yang bermunculan serupa padi
: rumpun rumah paling teduh hingga musim belalang tiba
2012
Likes!
BalasHapusEnak dibaca
BalasHapussaya suka puisi ini. sudah lama bekerja di blogger?
BalasHapuslumayan. 5 tahun yang lalu. makasih
Hapus