seperti halnya lampu di taman kota
menjelang pukul dua belas dini hari
cahaya bergerak, mengerdipkan mata pengunjung yang berkekasih
aku menduga rumah sudah begitu nihil dan bisu
almanak terus bergerak, berpacu bersama angin
namun di dadanya meluap keheningan
sebuah catatan hidup tiada henti
mendesaknya merindukan bulan
pemandangan dari jendela sebuah apartemen
sepasang kaki yang berkecipak di kolam renang
jembatan penyeberangan yang goyang
atau pekik klakson yan tersumbat
hingga pesanan pizza yang kepalang dingin
lalu seperti ada yang memanggil
kecemasan Kierkegaard meninjunya
kematian Camus seperti berbaris
menggoda dan melepas pakaiannya
gugur daun menghentikan pagi
namun masih ada yang terayun dan terbang
hingga jatuh ke selaput dadanya
muara yang tipis dan memanjang
mengibaskan aroma beras dan yasmin
: Mintaraga
lekas sembuh Toean
Jakarta, March 2019
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin