Langsung ke konten utama

AH LADINGKU


Ah, dalam liang matamu, musim sudah berubah menjadi nafsu dalam perburuan yang sengit tentang hutan. Orang-orang berkuda dan mengibaskan cambuk untuk berlari cepat. Aku menemukan tanah-tanah yang terapal oleh jejak, tapi bukan untuk mengingat kemana arahmu. Di hutan, pohon-pohon itu nyinyir dengan senyuman kekal kita yang lekat pada daun. Aku mengenakan rok warna hijau, lalu kutempeli gambar manis wajahmu.

Nafas ini bau sungsang dan akan lenyap bersama kobar api yang tertembus oleh panah. Memburu memang tak pernah disepakati untuk dilarang di tanah ini. Maka aku pula menyimpulkan bahwa menemukan jalan yang lurus untuk mencapai pangkal kaki dan igamu adalah semacam misi, sebuah nasihat yang diturunkan oleh nenek moyang kepada cucunya.

Namun alangkah pedihnya matahari ini merobek lengan dan kulitku. Suara lengking ini tak akan mungkin sampai pada dewa yang meredam perih. Barangkali aku akan bicara pada lading yang kian tumbuh dalam leher. Lading yang tak pernah dimandikan oleh perburuan akan terlihat polos dan tumpul katamu.


Lantas aku mesti bergerak ke bawah pohon untuk mengumpulkan tetes darah, menampungnya di wadah yang kering, lalu diusapkan ke ujung yang belum terasah tajam? Ah ladingku.


2014 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

To Our 2nd Anniversary

The night has fall, curled around, and settled In silence and peace, the moon flickered courageously and stars blinked naughty It was a rectangled room with a hanging rattan bulb where the cold took hold A wave of joyful energy gathered and helped me chanted, "this day came, we're filled with love and pleasure." We have shared sunrises and sunsets Conquering all fears, expressing the passage of time, enduring love, and tumbling in joy. I dove beneath the quilt Drifted into dreams  "Before two, I was one celebrating the innocence, the unsolved questions about why I was one, not two.  I was a foreigner, wandered with a self-made map In the North I would see the frosting winter, magical skies with ribbons of light In the East, I would see new days filled with promise, flashing out warm greetings In the South, days stretch long, bread freshly baked, and conversations about clumsy feet strolling through the field never ends In the West, trees trembled the rustling leaves....

Dialog pada Diri

Saya percaya bahwa berdialog dengan diri dapat meningkatkan keintiman dengan diri sendiri. Biasanya, saya memulai dengan mempersiapkan satu atau dua pertanyaan, lalu dalam keheningan membiarkan diri sendiri secara luwes menjawabnya satu-persatu. Atau bisa saja bukan jawaban yang diperoleh, melainkan pertanyaan-pertanyaan baru yang lebih rumit dari sebelumnya. Tapi tidak mengapa, yang demikian itu membuat saya belajar untuk paham bahwasanya diri ini, terkadang bertingkah layaknya anak kecil yang ingin tahu banyak hal. Ia akan mengutarakan banyak pertanyaan pada siapa pun. Bukan semata untuk memuaskan keingintahuan, tapi juga untuk menyadari betapa saya tidak mengetahui apa-apa kecuali mulai melatih diri untuk lebih banyak bersukur, mengurangi intensitas mengeluh, tetap fokus dan melakukan yang terbaik pada hari ini, bila terjadi guncangan gunakan momen itu untuk berbenah dan tetap tenang, serta membiasakan diri untuk percaya pada diri sendiri untuk menyembuhkan luka-luka. Prosesnya tent...