Langsung ke konten utama

Tuhan, “Kamu Mesti Tahu”

Tuhan tak mengenal wajah siapa yang tertidur di sampingnya. Suara roll kaset radio berderak kacau. ”ku tahu kau selalu ingin denganku”*. Lima bait lirik lagu tanpa judul. Tuhan bernyanyi. Rak buku, tempat tidur, dan suara pesan di ponsel berdering. Dan bergemincing kelap-kelip. Di tubuh itu, Tuhan menyenggolkan perutnya yang masih gatal. Getah yang turun dari hujan di bawah pohon pinus yang bergulung-gulung, tiba-tiba turun. Sambil menegang matanya, Tuhan berteriak, :jangan berkuda di sini!” awas lika liku luka di betis pahamu akan melebar!”

Hujan, dan rintik. Dibasuhnya keadaan yang menakutkan itu. Tuhan tak mau memekik. Wajah yang tertidur di sampingnya pasti terbangun. Mengusik ketenangan yang sudah lama tidak teratur. Debu, entah kuda siapa itu yang melaju. Pengelana yang datang jauh pasti tahu kemana jalan yang salah. Sepertinya di sini bukan jalan menuju tujuan dan jawaban.

”Aduhai! Turuti saja, dan kembalilah membelakangi hati yang sedang cemas ini.”

”Perkenalan wajah siapa lagi yang akan tidur di sampingku kali ini?”

”Tunggu.
Hai wajah!
Bergegaslah pulang ke pangkuan tanah dan air yang menjadikan bapak ibumu.
Seribu menara yang lebih panjang dari tubuhmu akan segera megejang.
Dan runtuh di jempol kakimu.
Tak ada lagi kuku yang sama besarnya dengan nyalimu.”

”Wajah siapakah yang kejam kali ini kepadaku?” Tuhan menjadi gelisah. Dilemparnya satupersatu batu terjal di punggung lereng yang memuncratkan larva kebingungan : tentang wajah itu. Yang masih tertidur di sampingnya. Dan Tuhan berkata tanpa mengenal maksud apa-apa, bersama kekhilafan diletupkannya wajah itu. Sampai gosong dan tiada


*) lirik lagu KU CINTA KAU yang dipopulerkan oleh Once

--sekayu 2010-10-06

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...

Let's Take Care of Ourselves

I found out I enjoy munching sweet snacks. I wasn't a big fan of it, but lately each time I tasted cookies, banana fritters, or other Indonesia sweet snacks, mouthwatering was the first impression my brain translated. Until I tried to neutralize one with sugar free tea, it helped me not to feel guilty a lot. It was a bit uneasy to control the intake since the works sometimes overwhelmed me. My number one assignment now is not to avoid the stress, but to regulate the stress. It's been a long time I didn't have respiratory system problems since the COVID era, now it seemed to keep coming regularly especially when I ate spicy food. It would provoke the shortness of breath and sore throat that led to asthma. Even when I had to rest at night, I didn't sleep tight. I tried to consume more of protein from red meat in particular, it still seemed hard to maintain the health nowadays. Only Allah would take care of me after I attempted my utmost to take a good care of myself. Insy...