datanglah badai itu. menggemuruh di lebar daun, di tipis pintu yang bersekat tubuhku.. sebab kali ini tak akan ada batas antara waktu yang lampau
aku baru ingat, pernah mengatakan tentang sebuah kubus bidang di lingkar puting ibuku. aku pun menyusu sampai tak ada air yang tergelincir di lubang kehausan tenggorokkanku.
aku baru ingat, pernah memikirkan orang berpakaian asing. di lehernya terlilit balutan syal biru. meski tak ada hujan dan dingin, keringat dan panasnya pasti melunak. menjadi penyejuk sampai habis angin malam
ini. "tidurlah pundak mana pun yang kau suka. tapi jenjang pundak yang kanan milikku masih ada bekas tusukan beling yang tak sudah gatal dan mengering. sewaktu-waktu aku pun akan bersandar melepas peluh di pundakmu."
:mengecilkan suara perih, luka cepat pulih
--sekayu, 2010
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin