Langsung ke konten utama

Sebelum Samadi

/1/
menggunakan arus yang tak pernah pecah, aku mengayuh segenap sampan sampai ke tepi hulu. mungkin pohon kelapa berdaun rambutmu akan membuka kulitkulitnya sebagai pintu dan jalan keluar

menuju kata dan tulisan abadi di kertaskertas pernah ada pensil yang menulisi dirinya karena dulu tersimpan di almari dekat meja cokelatmu

kacamata di atasnya. mengarah ke sejarah dulu saat masih banyak bantal berkapuk dan mimpi lapuk. sekian banyak harapan dari mataku yang berbusa ketika menatap ke luar jendela

: kau selalu menjelma bayangan di balik tenggelamnya malam, padahal malam tak pernah sampai pada malam sebenarnya. lalu kaumenghilang di perutawan setelah burung pagi melintas di mukamatahari

/2/
: karena waktu itu aku masih belum genap meninggalkan uraturat yang menggaris di tangan dan membentuk nasib

lalu aku membolakbalik halamanhalaman bergambar bajumu dan saat ditemukan sebuah kantung, aku seperti mengingat tentang arus lalu bahwa tak pernah pecah

/3/
ombak di rimbapulau belum merendah, mereka membangun kepalakepala air dari jala perahu yang kusut, daun kelapa yang kusut, dan bulumata yang kusut

aku berniat mengembalikan lagi banyak halaman. tentang ombak yang sudah dituntaskan, sedang kau masih dalam selubung paling misteri_ujudmu dalam bayangan atau bahkan menghilang

/4/
senja akan tiba di atas genting yang meneduhkan meja cokelatmu. saat kau bersiapsiap dalam samadi sebelumnya untuk kali ini kau memakai kacamata: menguji ketebalan waktu katamu


palembang, des 09

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkatnya, Aku Pulang

Kepada K. Aku mencitaimu sepanjang sinar bulan yang membulat sampai ke bumi tanpa dipantulkan ulang cahayanya. Air menggenang di tanah tapi hujan tertampung di kaca jendela. Langit berawan, namun bintang mengerdip, begitu genit berkelindan di balik matamu. Aku ingin mendaki ke atas bulan, memanjatkan hal-hal mustahil sambil memegang erat pergelangan tanganmu. Bawa saja aku, bahkan ketika kau sedang bermimpi, menghidupkan ulang harapan yang terpotong menjadi tersambung, satu-persatu, juga begitu pelan. Di perjalanan yang tidak begitu singkat, kita berkelana, mengarungi banyak kelok, jatuh dan tergelincir, menyasar hingga menemukan petunjuk dengan mengikuti kemana garis tanganmu menyebar. Tatkala garis itu terpotong, kita bergegas dengan menukik ke arah tebing yang masih hijau. Ucapmu, "Udara menjadi segar begitu kita senantiasa bersama." Maka kuikat kedua lenganku di pundakmu. Aku berdoa sejenak, bahwa meski bencana melanda, kita masih bisa berenang dan berpegangan lebih erat

The Essence of Learning New Things Every Day

Everyone basically has opportunities to learn something new every day. They learn to get a new skill or to let go of what doesn't belong to them. The cycle comes and goes. Learning something new is not only a shortcut to improve one's life, but also to make one's meaningful, and their presence could make the simplest form of change.  I was once asked about the skills I have other than teaching. I confidently responded to them that I have enough skills in writing, photography, and cooking. While doing my responsibilities in the class, I value the three areas will be beneficial for me in professionalism. I have unlimited resources to access them if one day, I could only choose one area to support me for a living.  As an individual who has to make a move every day, I see learning as a potential way that brings us to become more selfless. We can learn new things every day as long as we have the courage and willingness to be a beginner. A beginner carries honesty since they have

The Fall and The Rise, The Sorrow and The Courage

 Dear my love, Kelvin, please accept my deep condolence on the loss of your beloved sister and beloved grandma this year.  We never been taught how to understand the loss of our loved ones: father, sister, and granny. The grief can be particularly intense. It is accepted as natural part of life with shock, confusion, and also sadness. Grieving becomes significant to welcome those feelings and to continue to embrace the time we had with our loved ones.  I genuinely appreciate your personal willingness to share what you feel. Let's go hand in hand with this wide range of emotions. This sad news can be the most uneasy challenge we face. It also can be the remembrance to honor them. I am thinking about you who are experiencing restlessness, tightness in the chest, and breathlessness.  We don't miss our father, our sister, and our granny. It's not a goodbye for they always stay here, with us in our hearts with love and peace. We will continue the bond we had with our loved ones