Langsung ke konten utama

K E T J U P

Komunikasi intrapersonal dapat dilakukan oleh seorang individu dengan dirinya sendiri. Mengintrospeksi diri, merenung, berimajinasi, juga berpikir merupakan cara yang dapat ditemputlh untuk melakukan jenis komunikasi ini. Seorang individu dapat mengenal dirinya lebih dengan melakukan keempat cara itu. Hal ini sejalan dengan apa yang saya lakukan sepanjang perjalanan pulang dari 'rumahmu' ke 'tempatku'. 

Memang cuaca sedang mendung dan gerimis jatuh lebih banyak dari biasanya. Saat melintasi jalan tol, nampak awan gelap kian merendah. Mereka tersebar dimana-mana.

Beberapa menit berlalu. Sambil mengunyah camilan dari tante, tiba-tiba dari kaca mobil terlihat awan hitam menyerupai seekor burung besar dengan sayap terbentang lebar dari kiri ke kanan. Lama terpukau, saya kemudian berpikir "Wah, indah sekali." 

Di tengah pemandangan ini, saya bertanya-tanya, mengapa burung menjadi hal pertama yang terbesit dalam pikiran saya? Atau sekali mempunyai sayap, mengapa tidak malaikat, atau bahkan pegasus saja yang muncul pertama kali.

Konotasi, atau hal pertama yang muncul pertama kali dalam kepala kita, mungkin dapat dikatakan sebagai bahasa yang unik untuk berkomunikasi dengan diri sendiri. Betapa tidak, dengan konotasi saya lantas berimajinasi mengenai banyak hal sambil mengulang kejadian-kejadian, barangkali akan terlupakan kalau tidak saya kenang ulang. 

Misalnya dua hari penuh saya bersama dengan Mas. Kami bertukar dan berbagi banyak hal. Deep talk menjadi sesi yang paling saya tunggu sekaligus menegangkan. Berkat ini pula, saya jadi lebih mengenal Mas dan lebih mengenal diri sendiri melalui sikap yang saya putuskan saat deep talk, meskipun lagi-lagi saya suka memotong pembicaraan. Tapi tidak apa, ini menjadi bahan untuk mengintrospeksi diri. 

Terima kasih, Ayang. Meskipun 52 jam terasa singkat, tapi saya mengalami banyak suka cita. Dimulai menanti jam pulang kerjamu, leye-leye bersama, skin to skin, bertemu dengan teman-teman kantor dan kuliah, kemudian menghabiskan waktu bersama mama, papa, Reza, berbincang santai dengan ibu-ibu perias wajah, berkendara ke Depok sambil melipir sejenak di Perpus UI, dll. Jujur beberapa hal di antaranya sama sekali belum pernah saya lakukan bersama orang-orang terdahulu. Jika ini awalan yang baik, maka saya memilih untuk merawatnya. 

Tidak karena kekurangan kasih sayang lantas saya mengatakan kali ini merasa benar-benar lega. Tidak. Kemarin-kemarin saya tetap bersyukur, hanya saja saat bersamamu, nikmat syukur itu bertambah. Dengan membawa saya masuk dalam lingkungan keluargamu, saya jadi mempunyai dua ibu, dua ayah, dan satu lagi adik yang menggemaskan. Ah dan ini yang menjadi kesukaan saya, ketika tidur hampir pulas, sayup-sayup saya mendengar ucapan "Ti Amo" dilanjutkan dengan kecupan paling hangat mendarat di kening. Bila saya punya kekuatan lebih untuk bangun, barangkali menangis haru dalam syukur dan membisikkan satu kalimat pendek ini di telingamu, "Je t'aimais, je t'aime, je t'aimerai." 

"À la semaine prochaine, Coucou!" Saya tidak sabar menunggu jadwal off-mu Ayang. Bukan karena saya tidak mempunyai kegiatan di luar selain merindukanmu. Tentu saja tidak. Salah satu di antaranya karena saya memilih bersedia mendengarkanmu. 

Ketjup

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...

Let's Take Care of Ourselves

I found out I enjoy munching sweet snacks. I wasn't a big fan of it, but lately each time I tasted cookies, banana fritters, or other Indonesia sweet snacks, mouthwatering was the first impression my brain translated. Until I tried to neutralize one with sugar free tea, it helped me not to feel guilty a lot. It was a bit uneasy to control the intake since the works sometimes overwhelmed me. My number one assignment now is not to avoid the stress, but to regulate the stress. It's been a long time I didn't have respiratory system problems since the COVID era, now it seemed to keep coming regularly especially when I ate spicy food. It would provoke the shortness of breath and sore throat that led to asthma. Even when I had to rest at night, I didn't sleep tight. I tried to consume more of protein from red meat in particular, it still seemed hard to maintain the health nowadays. Only Allah would take care of me after I attempted my utmost to take a good care of myself. Insy...