Setelah lima hari kita berhasil menyatukan cerita-cerita
tentang nyamuk yang hinggap di kebun sayur, akhirnya kita rampungkan
keinginan-keinginan untuk berbelanja puisi pada sebuah swalayan yang berisik
dan menyukai monopoli rumahrumah yang singgah dari negeri yang jauh. Beberapa
bintang yang pernah dituliskan melalui sebuah kertas pembungkus permen karet
bermotif kupu-kupu, kita simpan baik-baik dalam celana panjang yang kehabisan
warna. Setiba musim dingin menurunkan salju merah dan sakura yang tumbuh di pinggiran
ranting, tombol-tombol televisi terasa begitu sulit dikendalikan. Sederetan
menu sulit terbaca, hingga daftar kenapa berjumlah begitu banya ketimbang
mengapa.
Kemudian pukulan-pukulan dari ujung sisir dihantamkan ke
lengan kita untuk menciptakan suara-suara lebam. Pisau-pisau begitu tumpul
ketika channel-channel mengambang di air yang bernama. Sepasang wanita yang
memanggang roti dengan selai alis-alis yang cukup untuk digunting, mengaku
telah membereskan ikat-ikat rambutnya dengan sebotol sampo yang tumpah dan
berserakan.
Kita akan mengatakan praktis adalah cara paling tepat untuk
menghancurkan puisi-puisi yang gagal bertahan sembilan bulan. Kandungan
dihargai dengan harga cacian dan murah. Hingga kain dan sebuah canting memiliki
banyak bensin untuk melesat,
Kepompong dari sudut tangan kita yang menggemgam remoute
control
Menyalakan mesin keheranan,
Menjadi peluk ... peluk dan sayang
2011, Jakarta
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin