Langsung ke konten utama

Gombal

menyimpan sebidang dada pada sebuah nama dapat membuat kita kesepian

Kesepian macam ini
Ketika larut datang pada sepi
Mengusap-usap hidung kita
Dengan mesra udara masuk
Pembuluh tapis, segenap itu juga
Perlahan menyapu sesisir ombak
Yang ikut tergerai dari pantai yang jauh
Hingga tiba-tiba sampai pada kamar kita
Yang belum sempat diberi warna merah jambu
Padahal sepasang cermin sudah saling barhadapan
Memburu mata kita
Bayangan lalu jatuh
Satu persatu pecah
Namun tak jauh dari bekas langkah kita duapuluh menit yang lalu
Kemudian ada suara
Angin mengetuk-ngetuk
Pintu dan jendela terbuka
Saling berpeluk
Kita memandang masing-masing mata
Ini tangan
Dan demi jantung yang pernah kita tusuk bersama
Hingga bocor dan berdarah

Nama kita melingkar serupa putting
sepasang cincin yang lekat dan mampat
Makin sempit di tubuh
Ini waktu
Mungkin sudah begitu dingin dan subuh
Atau
Ini laron yang gemar pada lampu
Kita mengalir pada tik toknya
Sampai menangkap mimpi paling aneh

O serbuk yang dahulu mengenal mantera jenis apa pun
Mata yang mana mesti kita benamkan di atas tanah dan kuburan
Agar tumbuh di atasnya tunas yang dipanah
Atau pagi bisa nyangkut berkali-kali
Dari salah satu ranting di puncaknya
Menengok kita tiap hari
2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...

The Complexity

Last two days wasn't simple. I entered my bedroom and started to complain, "Why there's no one seemed to understand and listen to me? All of us has two ears but one mouth seemed louder and enough to create deafening sound that forced everything to lend their ears with no willingness."  I slammed the door. I threw my bag to the floor. I punched the wall that if they could talk, they would shout at me to stop. I kept punching the wall several times to mute the fire of the anger that burned my heart and head. The way I punched the wall was enough to break the bones of my hands into pieces. I might not show people that I was furious. I would just hide it till I found my safest place, I would resume to lose my sanity.  My chest was aching. My hand was numb. I found out that being destructive, would create a bigger pain than the anger did. That's when I gained the logical thinking back, I commenced holding the horse.  I moved backwards. I landed my feet on the bed and l...