Langsung ke konten utama

Setelah Bertikai, Lantas Kita Tetap Saling Merawat

: Donatian Okky Mintaraga

Kalau sepi katamu
itu tandanya sudah malam

Selain kita, tentu masih ada yang berteriak
tidak lewat lengking
tapi cukup dengan tenang
ia rawat dunianya yang tak mungkin kita jangkau

Di atas pukul dua belas dini hari
Angin yang kikuk melintasi beberapa kali ujung daun telinga

Sebiji kacang almond
atau beberapa gigitan coklat hitam
salah satu di antara kita kerap menuding mana yang terdengar nyaring ketika dipecahkan

Aku menikmati diskusi yang aman 
sambil sesekali melepaskan getar dingin di bawah nol derajat

Kau nampak lebih baik untuk dikonsumsi ketimbang camilan berprotein tinggi itu

Kekasih, bila hendak kau ajarkan tukar-menukar 
dan tawar-menawar pada kita 
yang kerap ketus bangun pagi
Maka sampaikan satu hal
bahwasanya menakar alergi 
adalah cara lain untuk bermunajat
--setelah bertikai lantas kita tetap saling merawat

Jalanan yang basah
begitu pun kecemasan membanjiri tiap kelokan

Tapi aku masih memegang tanganmu
dan takut pada lubang yang terendam dalam kubangan

Ntah apa yang mesti kutangkap 
selain kilat lampu mobil 
serta derit gembok pagar dan pembatas jalan? 

Kekasih, barangkali kau dengar
senandung penyanyi wanita dalam bahasa asing
Paradise, Paradise
Ia menyebutkan bagaimana Jepang berkuasa
menginvasi demi timah, karet, dan minyak
   menyandera Puteri Deokhye
   melepaskannya dari rumah sakit
   untuk dipulangkan ke Changdeok
      memproduksi piringan hitam
      memutar city pop secara online
      dan kita berakhir mengunduhnya
      secara sukarela

Di ceruk dadaku
rupanya debar jantung berdetak lebih kecil
dari ruas kelima jarimu

Asam lambung menguap
seperti biasa aku menyisakan beberapa centi Affogato
atau bakal mati
sebelum mencapai tikungan berikutnya


-January 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...

The Complexity

Last two days wasn't simple. I entered my bedroom and started to complain, "Why there's no one seemed to understand and listen to me? All of us has two ears but one mouth seemed louder and enough to create deafening sound that forced everything to lend their ears with no willingness."  I slammed the door. I threw my bag to the floor. I punched the wall that if they could talk, they would shout at me to stop. I kept punching the wall several times to mute the fire of the anger that burned my heart and head. The way I punched the wall was enough to break the bones of my hands into pieces. I might not show people that I was furious. I would just hide it till I found my safest place, I would resume to lose my sanity.  My chest was aching. My hand was numb. I found out that being destructive, would create a bigger pain than the anger did. That's when I gained the logical thinking back, I commenced holding the horse.  I moved backwards. I landed my feet on the bed and l...