Belakangan, ada beberapa hal signifikan yang berubah dalam hidup saya. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi sedikit mengenai beberapa hal. Sebelumnya di tahun-tahun belakang, saya menyadari ada sisi dramatik dalam diri yang cenderung saya wujudkan melalui pemilihan warna, atribut yang saya kenakan, kebiasaan sehari-hari, dan lain sebagainya.
Saat ini saya sedang mencoba untuk hidup lebih minimalis. Kalau sebelumnya saya cenderung tertarik dengan warna-warna cerah, saat ini saya mencoba untuk berteman baik dengan monokromatik. Begitu pun dengan pemilihan jenis kain. Setelah mencobai beberapa jenis kain, akhirnya saya putuskan untuk mengenakan bahan dari linen dan satin.
Tidak hanya itu, perubahan yang saya rasakan juga ada pada bebauan. Kemarin-kemarin cenderung menyukai aroma campuran floral dan buah-buahan segar dan aroma oriental, tapi sekarang cenderung munyukai aroma kayu-kayuan, beberapa tumbuhan seperti Cajeput, Eucalyptus, Tea Tree, Lemongrass, Copaiba, Peppermint, dan lain-lainnya.
Lalu bagaimana dengan pemilihan bacaan? Ya memang sudah seharusnya saya memperluas jenis bacaan. Saya tidak mau lagi membatasi diri untuk menyukai bacaan tertentu saja. Apalagi di tahun 2019 kemarin, sangat sedikit yang saya baca. Lalu mengapa saya harus tetap membaca? Membaca adalah salah satu kebutuhan, sama seperti menulis. Saya membaca untuk memperluas sudut pandang, pemahaman, dan lebih kritis apabila dihadapkan pada suatu hal.
Bagaimana jika sedang rindu? Begini, ada banyak cara untuk mengolah rasa. Salah satu cara yang paling bijak (menurut saya) adalah dengan mengendapkannya. Memang tidak mudah, dan tentu saya harus menerima kondisi suka dan cita dengan selapang-lapangnya. Jika sedang rindu, biar saya saja yang tahu. Rindu tidak mesti segera dituntaskan. Saya ingin menikmati tiap prosesnya. Sama halnya dengan menulis dan bicara. Untuk mampu menulis, pertama kita berlatih menguatkan otot yang ada pada pangkal telapak tangan. Untuk mampu bicara, pertama kita berlatih mendengarkan.
Saya teringat pada Vygostky. Belajar tidak hanya dilakukan oleh anak kecil. Belajar tidak dilakukan pada tahapan mahir saja. Belajar adalah perjalanan tanpa henti. Belajar membutuhkan tiang-tiang penyangga dan dapat diperoleh dari dalam diri maupun lingkungan sekitar.
Di tahun ini, lantas apa yang ingin saya capai?
Saya pun tidak tahu. Biarlah tahun ini menjadi kejutan. Yang penting bagi saya adalah mengerjakan sebaik mungkin hal-hal di depan mata. Bila itu tugas, maka saya wajib mengerkannya hingga rampung dengan sebaik-baiknya. Jika tugas itu selesai, maka waktu selanjutnya adalah bonus bagi saya until kembali belajar. Dan mengenai ketenangan, hanya akan diperolah tidak melalui melarikan diri dan bersembunyi dari kebisingan. Saya mencoba untuk mendengarkan berbagai frekuensi tinggi dan rendah.
Ah penting juga untuk menyiapkan suplemen tambahan. Bila suatu hari jatuh sakit, tidak apa-apa. Itu indikasi peringatan bahwa sudah saatnya saya harus istirahat sejenak.
Kau tahu, tiba-tiba saya tersenyum sendiri. Rupanya, untuk menjadi bijak saya tidak mesti banyak bicara. Cukup lakukan dan jalani.
Saat ini saya sedang mencoba untuk hidup lebih minimalis. Kalau sebelumnya saya cenderung tertarik dengan warna-warna cerah, saat ini saya mencoba untuk berteman baik dengan monokromatik. Begitu pun dengan pemilihan jenis kain. Setelah mencobai beberapa jenis kain, akhirnya saya putuskan untuk mengenakan bahan dari linen dan satin.
Tidak hanya itu, perubahan yang saya rasakan juga ada pada bebauan. Kemarin-kemarin cenderung menyukai aroma campuran floral dan buah-buahan segar dan aroma oriental, tapi sekarang cenderung munyukai aroma kayu-kayuan, beberapa tumbuhan seperti Cajeput, Eucalyptus, Tea Tree, Lemongrass, Copaiba, Peppermint, dan lain-lainnya.
Lalu bagaimana dengan pemilihan bacaan? Ya memang sudah seharusnya saya memperluas jenis bacaan. Saya tidak mau lagi membatasi diri untuk menyukai bacaan tertentu saja. Apalagi di tahun 2019 kemarin, sangat sedikit yang saya baca. Lalu mengapa saya harus tetap membaca? Membaca adalah salah satu kebutuhan, sama seperti menulis. Saya membaca untuk memperluas sudut pandang, pemahaman, dan lebih kritis apabila dihadapkan pada suatu hal.
Bagaimana jika sedang rindu? Begini, ada banyak cara untuk mengolah rasa. Salah satu cara yang paling bijak (menurut saya) adalah dengan mengendapkannya. Memang tidak mudah, dan tentu saya harus menerima kondisi suka dan cita dengan selapang-lapangnya. Jika sedang rindu, biar saya saja yang tahu. Rindu tidak mesti segera dituntaskan. Saya ingin menikmati tiap prosesnya. Sama halnya dengan menulis dan bicara. Untuk mampu menulis, pertama kita berlatih menguatkan otot yang ada pada pangkal telapak tangan. Untuk mampu bicara, pertama kita berlatih mendengarkan.
Saya teringat pada Vygostky. Belajar tidak hanya dilakukan oleh anak kecil. Belajar tidak dilakukan pada tahapan mahir saja. Belajar adalah perjalanan tanpa henti. Belajar membutuhkan tiang-tiang penyangga dan dapat diperoleh dari dalam diri maupun lingkungan sekitar.
Di tahun ini, lantas apa yang ingin saya capai?
Saya pun tidak tahu. Biarlah tahun ini menjadi kejutan. Yang penting bagi saya adalah mengerjakan sebaik mungkin hal-hal di depan mata. Bila itu tugas, maka saya wajib mengerkannya hingga rampung dengan sebaik-baiknya. Jika tugas itu selesai, maka waktu selanjutnya adalah bonus bagi saya until kembali belajar. Dan mengenai ketenangan, hanya akan diperolah tidak melalui melarikan diri dan bersembunyi dari kebisingan. Saya mencoba untuk mendengarkan berbagai frekuensi tinggi dan rendah.
Ah penting juga untuk menyiapkan suplemen tambahan. Bila suatu hari jatuh sakit, tidak apa-apa. Itu indikasi peringatan bahwa sudah saatnya saya harus istirahat sejenak.
Kau tahu, tiba-tiba saya tersenyum sendiri. Rupanya, untuk menjadi bijak saya tidak mesti banyak bicara. Cukup lakukan dan jalani.
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin