Langsung ke konten utama

Riddle Me


: ars magna

mencintaimu adalah berdamai dengan diri
antara sengit pagi dan malam
tiada putus

kadang aku menjumpai kabut
begitu tebal dan pekat

namun dalam diri
masih ada kesengitan yang belum juga beringsut
menodongkan satu persatu mata tombak
mengacungkan matanya yang runcing

namun dalam diri
aku berdamai dengan mencintaimu
keluasan yang terus bergerak
bergejolak kemana semesta menggiringnya
                                   kemarin ke laut hari ini ke pantai
                                   besok di hadapanku sambil memantrai langit
                                   yang sejuk untuk diam sementara
                                   memayungi kepala yang belum juga dingin
                                   sebab nestapa, bagai api yang mengaum
                                  di ujung cakar
aku menyala dalam sepi

dan kesunyian yang kerap mencemaskan kejadian yang belum tiba
tentang hari-hari yang singkat pukul satu dinihari
kemudian berakhir dalam dua hari berikutnya
merayap dengan cepat di kelindan mataku
melesat seperti bayangan yang tidak terikat ruang maupun waktu
menjelma portal dengan pintu keluar masuk
setengah persegi
berputar, mendekat, dan menjauh
menyedot segenap perhatian

atau barangkali lusa
kepada lubang luka yang masih mengantre untuk diziarahi perihnya

namun ini hanya tubuh
tempat kefanaan membikin rumahnya
lalu berlindung diri

kesengitan
menciptakan cinta yang baru dalam diri
kesemuan yang sama
kejenuhan ketika menunggu
di bangku pasien rumah sakit

resep dokter dan obat bius menjelma tiket liburan terpanjang
kedamaian yang luas

di kota ini
langit biru dipenuhi asap pembakaran
kenangan yang menciderai
kepalsuan yang kamu cemaskan

sedang tatkala matamu memandang ke arah sana
ada yang tidak pernah lepas begitu saja
tentang dunia kekal yang kamu ciptakan dalam sekotak rubrik
orang-orangan plastik, dan impian yang dibangun
dari setiap kata di buku
                                 tentang penculikan dan pembunuhan karakter
                                 di sebuah restoran cepat saji
                                 ngilu persendian di musim hujan
                                 anak-anak yang terkapar di ruang inap
                                 dan kamu
                                 menjadi fana

pemandangan yang mengabur saat senja terlihat begitu manis dari balik kamera ponsel
sebab dalam cahaya dirimu kosong
dan akan kembali mencintai
berdamai dengan sengit
diri yang beradu selamanya

riddle me
riddle me

Jekardah, Februari 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkatnya, Aku Pulang

Kepada K. Aku mencitaimu sepanjang sinar bulan yang membulat sampai ke bumi tanpa dipantulkan ulang cahayanya. Air menggenang di tanah tapi hujan tertampung di kaca jendela. Langit berawan, namun bintang mengerdip, begitu genit berkelindan di balik matamu. Aku ingin mendaki ke atas bulan, memanjatkan hal-hal mustahil sambil memegang erat pergelangan tanganmu. Bawa saja aku, bahkan ketika kau sedang bermimpi, menghidupkan ulang harapan yang terpotong menjadi tersambung, satu-persatu, juga begitu pelan. Di perjalanan yang tidak begitu singkat, kita berkelana, mengarungi banyak kelok, jatuh dan tergelincir, menyasar hingga menemukan petunjuk dengan mengikuti kemana garis tanganmu menyebar. Tatkala garis itu terpotong, kita bergegas dengan menukik ke arah tebing yang masih hijau. Ucapmu, "Udara menjadi segar begitu kita senantiasa bersama." Maka kuikat kedua lenganku di pundakmu. Aku berdoa sejenak, bahwa meski bencana melanda, kita masih bisa berenang dan berpegangan lebih erat ...

Writing As A Love Language

:Vin Elk, Ars Magna, & Lady Loved* Lately, I have enjoyed writing a lot. Writing worked on me the way Dumbledore did while he was in Penseive, so he could experience his memories through other perspectives. He uses it to siphon the excess thoughts from his mind, pour them into the basin, and examine them at leisure. Writing has helped me to untangle my mind, examine what to deliver, communicate the messages verbally and non-verbally, and reflect on how this writing will evoke certain emotions or moods. Writing becomes the mirror that provides insight into who I am, what I desire, what I experience, what I value, and what I am not into. Writing becomes the language that deliberates my inner peace. On another level, writing could answer the quest that dwells in my mind.  I am glad to share what is significant for me right now. Being loved by the right person and people is heaven, and so is being respected, prioritized, supported, desired, and understood. The right person and peop...

The Fall and The Rise, The Sorrow and The Courage

 Dear my love, Kelvin, please accept my deep condolence on the loss of your beloved sister and beloved grandma this year.  We never been taught how to understand the loss of our loved ones: father, sister, and granny. The grief can be particularly intense. It is accepted as natural part of life with shock, confusion, and also sadness. Grieving becomes significant to welcome those feelings and to continue to embrace the time we had with our loved ones.  I genuinely appreciate your personal willingness to share what you feel. Let's go hand in hand with this wide range of emotions. This sad news can be the most uneasy challenge we face. It also can be the remembrance to honor them. I am thinking about you who are experiencing restlessness, tightness in the chest, and breathlessness.  We don't miss our father, our sister, and our granny. It's not a goodbye for they always stay here, with us in our hearts with love and peace. We will continue the bond we had with our love...