Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

Dialog di Sebuah Kesempatan

T.S. ELIOT ada rambut kering seolah enggan menarik dirinya bersenang-senang jangan katakan apa pun sayang! tutuplah dulu jendela di sebelah sana kita tidak akan mengingat angin berwajah mulus nongkrong manis di sebuah terminal bus yang masih kehilangan sopir-sopir beridentitas. disebabkan pikiran makanya perjalanan ditanggalkan sebelum lampu merah resmi mempercepat tabrakan-tabrakan yang melarikan diri ke rumah sakit begini, sebenarnya ada sebuah laporan mengatakan perjalanan yang kita lewati kali ini tidak sepenuhnya membutuhkan sepasang tiket yang belum sempat dirobek ujungnya oleh seorang petugas yang bertanggung jawab mengatur penumpang yang berdiri, berpelukan, dan berkeringat "kereta sedang bejalan" kita perhatikan di luar jendela barangkali cuma embun wajahnya mirip sekali dengan seorang wanita yang membagikan tissue toilet kepada siapa saja yang ingin melepaskan beban di perut ia yakin dari sanalah kerelaan muncul terekam s

Perumpamaan Hujan

ada sebuah perumpamaan jika sebuah telur dimunculkan sedemikian rupa dengan kulit yang mudah pecah maka bayangkan telur adalah rumah hujan datang melipat mantel hujan pergi mengaburkan musim yang masih was-was hujan tidur membawa jalan yang ditempuh tanpa jarak hujan asing hujan  : sebuah perumpamaan 2012

WOMAN in Art

:Sulaiman Djaya entah kenapa dini hari terasa lebih magis dan sakti sebaiknya meredalah nama-nama burung dan wanita yang membakar dadanya dengan pemantik yang gagal menjadi api sebelum puisi sampai pada subuh dan teriakan menjadi pucat dan kedinginan apa yang meruntuh di sini sebabnya masih ada rahasia masih ada nama mereka yang bermunculan serupa padi : rumpun rumah paling teduh hingga musim belalang tiba 2012

Keadilan Dengan Cara Sopan

bukannya keadilan itu terlihat kasar ketika ia tampar muka anak kecil yang baru saja bangun dari pelukan ibunya keadilan itu nampaknya memang suka pada wajah-wajah yang mesti dilatih untuk dipukuli keadilan itu hal paling fatal fatal sebab ia sulit mengendalikan wajah-wajah empuk yang nyenyak sewaktu petir merobohkan pohon-pohon dan oksigen yang bangkit di antara jantung-jantung kering cuma omong kosong keadilan sudah diteriaki dimana-mana di jalan tol dan bis kota sebelum wanita-wanita bertugas menengadahkan tangan mereka keadilan yang kikuk dan linglung ia lupa bagaimana dulu orang prancis bertahan demi mengangkat namanya duduk sebanding dengan suara-suara pastur, ksatria, prajurit, atau pedagang yang membiarkan tubuhnya kedinginan tanpa celana musim dingin ya keadilan itu payah! orang-orang rela mati terjepit di antara tumpukan kartu kredit dan tuntutan perut buncit keadilan yang harusnya dianggap sampah bukan lagi sumpah yang acapkali ditanamkan aga

Nantilah Kita Pikirkan Bagaimana Kesimpulannya

mestinya jarak tak membuat kita takut pada kegusaran yang kadang-kadang datang sewaktu subuh. subuh itu cuma pertanda bahwa kita harus berhenti mencangkuli lahan mimpi. mimpi anak kita, dan tentang nilai-nilai ujian yang tak semulus seperti dugaan. boleh saja menduga hal tersebut menjadi suatu kebaikan. tapi kita tak akan pernah yakin, siapa yang pertama kali menciptakan dugaan-dugaan yang baik. kita tak mengerti makanya kita diam saja menonton sinetron dan kartun jam enam sore nyatanya lebih asik sambil selonjoran. seharian terkurung di alas sandal membuat kuku-kuku kita terlihat sumpek dan lebih sering murung "aku ingin dijadikan minyak peracik parfum bunga-bungaan   yang kapan saja siap dipanen di pasaran internasional!" nah, sudah kita dengarkan jeritan sayup-sayup tak sampai itu? ketika di telinga ada saja suara tambahan yang menimpali pikiran kita merasa bersalah sebab kesibukan agaknya pongah dengan kecurigaan kita yang suka menduga-duga dan

Mengenai Jawaban

di sekolah ketika sedang ujian apa yang tiba-tiba kita pikirkan adalah sepintas rasa cemburu cemburu pada anak-anak yang terlampau muda ketimbang usia yang mematangkan kita. cemburu itu berawal pada sebuah permainan yang berloncatan di atas kepala mereka tak ada yang mesti mereka diskusikan selain bermain, tertawa melintasi angin, naik ke atas tangga, mengejar capung seperti seorang prajurit yang girang menembaki para perampok dan siapa saja yang membawa luka di kakinya untuk ditawarkan dengan kepingan logam sepintas rasa cemburu tak ada yang melebihi rasa cemburu kita pada seorang wanita yang berjalan dan berkubang dengan sesuatu yang menyala-nyala di rahimnya ia mendegar, padahal tak ada yang memanggil tak ada siapa-siapa selain dirinya sendiri yang nantinya ia lahirkan lewat jalan sempit yang kapan saja tanpa sepengetahuannya rahmat tuhan turun beserta kematian di sekolah kita berpikir mengenai sebuah jawaban apa dan mesti diapakan kelak bila pur

CIPULARANG - Sebuah Kepergian

: kekasih, kak vivi, kak fitri, kak rendy, mas arif, mas guri, kak feri, kak candra aku lebih suka menyebutnya kepergian ketimbang perpisahan lantas ketika kita membicarakan waktu kita teringat pada sebuah perjumpaan yang berjalan sendirian memanggil ingatan sendiri yang melintas begitu saja di antara hutan, rumah makan, gunung, dan trotoar kita mengukur pertemuan agar kenangan itu dilebarkan beberapa meter dari pengguna jalan seketika, kita menghapus jalur beserta lajur dengan kecepatan konstan tanpa pernah berhenti sebab hal yang semestinya tetap berjalan adalah kenangan kita yang masih saja sendiri kita pura-pura melirik kita coba membaca berbagai spanduk berisi petunjuk-petunjuk lintasan yang jauh untuk mengitari perjalanan yang dimulai dari tubuh menuju hati kita tak memerlukan kunci untuk mengendarai kendaraan ke sana kita hanya butuh janji bahwa penantian memang pantas kita tuju pada akhirnya 2012