Langsung ke konten utama

Dimulai dari Sini

ada yang menggoyang-goyangkan kakibawahnya di atas
lantai teras rumah. kemudian sambil memerhatikan semut-semut
yang beriringan dengan suara knalpot beserta polusi

jika aku masih memiliki telinga, pasti ada ribuan suara yang
melengking dan berteriak menggila ingin bebas dari sebab-sebab kebisingan
saat ini.

padahal di beranda depan, seorang balita berlengan telanjang
masih asik berlompatan menangkap sekumpulan
uadar di kedua tangannya

oh bunga, kepada siapa saja
katakan
apakah mataku ini telah diberi warna
sayap kupu sianghari dan pagar besi
yang karatan di sorehari

langit bercuaca telah tiada
burung-burung dan sarangnya juga terbakar
serupa udara
:menghambur

aku tidak dapat membiarkan hujan turun begitu saja
memenuhi tiap ruang kolam ikan di halaman rumah
memandikan daun-daun
kehijauan

aku ingin menjadi masing-masing makanan semut yang
cepat habis di malam-malam pesta pernikahan adat desa
lalu menjadi piring-piring kotor yang siap dicuci masalalunya


bahkan,
air pun sudah tidak lagi menjadi sumber kekuatan orang-orang
untuk menyihir airmatanya menjadi lebih subur

tapi malah mengering dan retak di atas tanah

matahari
tertutuplah di dadaku yang menangkap ribuan gerimis
sebab saat ini
aku telah kosong
menjadi sebuah ketiadaan




sekayu, 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

To Our 2nd Anniversary

The night has fall, curled around, and settled In silence and peace, the moon flickered courageously and stars blinked naughty It was a rectangled room with a hanging rattan bulb where the cold took hold A wave of joyful energy gathered and helped me chanted, "this day came, we're filled with love and pleasure." We have shared sunrises and sunsets Conquering all fears, expressing the passage of time, enduring love, and tumbling in joy. I dove beneath the quilt Drifted into dreams  "Before two, I was one celebrating the innocence, the unsolved questions about why I was one, not two.  I was a foreigner, wandered with a self-made map In the North I would see the frosting winter, magical skies with ribbons of light In the East, I would see new days filled with promise, flashing out warm greetings In the South, days stretch long, bread freshly baked, and conversations about clumsy feet strolling through the field never ends In the West, trees trembled the rustling leaves....

The Complexity

Last two days wasn't simple. I entered my bedroom and started to complain, "Why there's no one seemed to understand and listen to me? All of us has two ears but one mouth seemed louder and enough to create deafening sound that forced everything to lend their ears with no willingness."  I slammed the door. I threw my bag to the floor. I punched the wall that if they could talk, they would shout at me to stop. I kept punching the wall several times to mute the fire of the anger that burned my heart and head. The way I punched the wall was enough to break the bones of my hands into pieces. I might not show people that I was furious. I would just hide it till I found my safest place, I would resume to lose my sanity.  My chest was aching. My hand was numb. I found out that being destructive, would create a bigger pain than the anger did. That's when I gained the logical thinking back, I commenced holding the horse.  I moved backwards. I landed my feet on the bed and l...