Sudah sampai di muara mulut kami
Bongkahan kerikil dari sisiran pinggir
Menuju lidah kami, menggiring
Masuk ke dalam dengan penuh
Dan memeram bulat wajah kami
Katakanlah telah sampai dari beribu panjang
Melalui hujan hutan yang runtuh
Oleh gelombang
Dengan segala riak batu yang
Menerjuni tebing tebing
Dan oleh pantai pesisir yang gerimis
Dengan pasir
Kami menjelma seperti kata
Di mana di setiap bunyinya
Di situ kami menangis pecah
Dan lagi menjelma gerimis
O sayup di pelupuk mulut
Dan lalu bermuara ke dalamnya
Bersama lekuklekuk
Yang kian menyempit
Ribuan denyut gerimis
Dan lagi kami menjelma
Pada gerimis kami tertahan
Menjadi tangis
Rasa garam dan asinnya
Dari beribu panjang
Kembali menjadi gerimis
Sekayu, 10 September 2009
Bongkahan kerikil dari sisiran pinggir
Menuju lidah kami, menggiring
Masuk ke dalam dengan penuh
Dan memeram bulat wajah kami
Katakanlah telah sampai dari beribu panjang
Melalui hujan hutan yang runtuh
Oleh gelombang
Dengan segala riak batu yang
Menerjuni tebing tebing
Dan oleh pantai pesisir yang gerimis
Dengan pasir
Kami menjelma seperti kata
Di mana di setiap bunyinya
Di situ kami menangis pecah
Dan lagi menjelma gerimis
O sayup di pelupuk mulut
Dan lalu bermuara ke dalamnya
Bersama lekuklekuk
Yang kian menyempit
Ribuan denyut gerimis
Dan lagi kami menjelma
Pada gerimis kami tertahan
Menjadi tangis
Rasa garam dan asinnya
Dari beribu panjang
Kembali menjadi gerimis
Sekayu, 10 September 2009
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin