Langsung ke konten utama

Predisposing

Predisposing*


Pipiku memerah tatkala kau menempelkan sepasang pipimu bergantian

Ada lubang yang dangkal namun melengkung, membikin senyummu menjadi rahasia paling manis di tahun ini

Aku berkelana, menyisir hutan yang melingkari alismu

Angin yang sejuk turun dari kelopak mata, mendesir di sela-sela penglihatan yang belum juga mengabur bahkan ketika kantuk menjadi bahasa untuk semua cinta

 

Tak ada buah yang matang di usia kita ketika memasuki musim panen

Buah yang merah pernah merekah di lipatan bibirmu, manis dan basah

Daun yang hijau terlambat menguning dan gugur menuruni lipatan yang sempit di dada

Meski telah kau kubur berbagai musim dalam setahun penuh di perutmu, kenangan yang menyalakan api di sekitar perkemahan malam hari

terus terang, menjaga sumbu yang kecil di ujung jari, memercikkan bisikan-bisikan mungil hingga mengalir di sepanjang kolam kehidupan

Ucapmu, airnya bermuara ke nadi, jalur yang lebih panjang dari lintasan ekspor impor

 

Maka, di hari-hari yang terasa singkat

Aku biarkan kedua kakiku berlari menyusuri tanah lapang yang menganga di punggungmu

Sesekali aku berjalan, memandangi kebun yang tidak bergantung pada matahari

Porosnya begitu besar, berputar di sekeliling paha juga lututmu

Awan datang beriringan, bergumpal dengan malu, tapi aku masih bisa meraihnya,

mengibaskannya satu-persatu hingga terpencar

Bila awan itu tak sengaja terpelanting di sekitar mata kaki, lantas kerinduan akan mengantarku kembali

menyusuri yang kekal di atas tubuhmu: hutan dan kenangan, keabadian yang melekat pada serat-serat pohon, akarnya mengincar detak jantungmu, menguliti kemelekatan untuk pulang ke pangkuan

Kehangatan mengkristal tatkala kau tabur dengan begitu lembut benihnya di atas semua sentuhan 


Jakarta, 2024


*predisposing is an anagram


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

To Our 2nd Anniversary

The night has fall, curled around, and settled In silence and peace, the moon flickered courageously and stars blinked naughty It was a rectangled room with a hanging rattan bulb where the cold took hold A wave of joyful energy gathered and helped me chanted, "this day came, we're filled with love and pleasure." We have shared sunrises and sunsets Conquering all fears, expressing the passage of time, enduring love, and tumbling in joy. I dove beneath the quilt Drifted into dreams  "Before two, I was one celebrating the innocence, the unsolved questions about why I was one, not two.  I was a foreigner, wandered with a self-made map In the North I would see the frosting winter, magical skies with ribbons of light In the East, I would see new days filled with promise, flashing out warm greetings In the South, days stretch long, bread freshly baked, and conversations about clumsy feet strolling through the field never ends In the West, trees trembled the rustling leaves....

The Complexity

Last two days wasn't simple. I entered my bedroom and started to complain, "Why there's no one seemed to understand and listen to me? All of us has two ears but one mouth seemed louder and enough to create deafening sound that forced everything to lend their ears with no willingness."  I slammed the door. I threw my bag to the floor. I punched the wall that if they could talk, they would shout at me to stop. I kept punching the wall several times to mute the fire of the anger that burned my heart and head. The way I punched the wall was enough to break the bones of my hands into pieces. I might not show people that I was furious. I would just hide it till I found my safest place, I would resume to lose my sanity.  My chest was aching. My hand was numb. I found out that being destructive, would create a bigger pain than the anger did. That's when I gained the logical thinking back, I commenced holding the horse.  I moved backwards. I landed my feet on the bed and l...