Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Madre

Feeding myself well every single day seems to become a big deal now since the hustle treats me unfriendly. Thinking of what I'm gonna prepare for tomorrow morning and waking up so early are dynamite duo that keeps my body works even harder. Now I understand being fully responsible for myself is a full time job that requires tons of appreciations. I look back then, why my Mom is super tough taking a good care of her daughters when she needs to wake up at 4 am every single morning, cooked us healthy and yummy food for more than 10 years while twisting her own legs for office. I should also say it takes an hour and a half for her to be on time reaching the working table and buckling herself down to her duty fair and square. I love you, Mom. Thank you for being the unbreakable one. 

Alpa

Mungkin ada yang ingin kau sampaikan tentang dirimu Kau bercermin di atas kertas dan melempar sisa cat air yang mulai mengeras Kau menyapu dengan kuas, membersihkan yang rontok dari pikiranmu perihal bagaimana semestinya mencatat dengan benar Bagimu, menulis atau menggambar sama saja Kau bebas memilih warna yang pas untuk menggambarkan kepuasan juga punya kendali penuh  untuk menerjemahkan merah bata yang tertindih kemilau perak Kertas, memantulkan yang tak pernah kau pandangi dalam terang Sebab terang mengacaukan yang mesti kau rekam sedang gelap senantiasa bersikukuh memelihara sampah-sampah yang sebetulnya tidak bisa digunakan dalam proses pembaharuan Kau menghitung hampir dua minggu hujan turun tidak diduga-duga Ada cat air yang kepalang mengering Lalu kau menyadarinya setelah hampir kau buang dan mendapatkan yang baru Kita selalu alpa pada hal-hal baik saat ini

Ruang Baru

Mungkin ada hal baru yang bisa saya lakukan saat jurnaling. Selain menulis, mungkin saya bisa membikin sketsa, menerjemahkan, memotret, atau apa saja, yang dapat membantu saya kembali bernapas dengan baik.  Mungkin hal sederhana dan tidak gegabah dari apa yang harus saya siapkan adalah buku sketsa berukuran sedang dan beberapa cair air atau spidol berkuas. Ntahlah, meski saya punya peralatan menggambar digital dan meski sketsa yang saya buat tidak selalu bagus, kertas selalu menjadi rumah untuk banyak hal bagi saya. Mungkin kertas menjadi salah satu syarat penunjang kehidupan, selain oksigen, air, makanan, tempat tinggal, keamanan, kesehatan, pendidikan, juga internet. Semoga upaya ini bisa memberi ruang baru untuk energi baru ke depan. Amin

Menunggu Sampai Maret

Kalau menilik beberapa hari belakang, ternyata rutinitas saya cukup padat. Kadang ada saja teman yang mengajak melakukan ini atau itu, bahkan ada saja rutinitas yang saya rencanakan sendiri, salah satunya berkenaan dengan pekerjaan.  Malam ini saya baru sadar kembali sebetulnya saya meluangkan sangat sedikit waktu untuk berkomunikasi pada keluarga di rumah melalui telpon atau WA misalnya. Saya kira dengan terus bergerak, meski jam istirahat juga mulai teratur, membantu mengalokasikan energi dengan baik, dari pada terbuang sia-sia akibat terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum tentu benar terjadi, nyatanya meleset. Di balik ketakutan tidak menjadi produktif dan terlalu pelan berkembang, sebetulnya saya mulai merindukan kehadiran orang-orang rumah di samping saya. Tidak mesti lama-lama, mungkin satu atau dua jam cukup. Lalu waktu yang singkat itu kami pergunakan untuk membicarakan hal-hal konyol dan ringan tanpa merasa terbebani oleh 'baper'.  Mudah-mudahan Maret nanti kondi

Sepi Yang Baik

Bicara soal sepi, saya sepakat bila sepi adalah urusan personal dan juga universal. Sepi ini ibarat tubuh Yesus dalam bentuk roti perjamuan, diterima oleh umatnya namun dengan perasaan suka cita yang berbeda-beda. Saya, dan pasti kita semua, pasti pernah sepi. Dan ini ketiga kalinya saya merasa bersukur bisa bisa memaknai kesepian dengan hal-hal yang baik. Justru saya bersukur punya kesempatan untuk sendiri, untuk menjadi sepi, untuk memperbaiki kualitas hidup yang sempat saya abaikan. Menatap ulang hal-hal yang berantakan, membuang sampah pada tempatnya, memilih mana yang mesti dipertahankan dan mana yang mesti ditinggalkan adalah perkara yang merepotkan. Tapi saya lebih memilih untuk repot sekarang dari pada repot nanti di saat semuanya bertambah buruk. Bertambahnya usia kini, selain bicara soal angka, juga bicara soal sebapa tulus dan berlapang dada saya menerima kondisi saya, sebelum saya menerima orang lain masuk dalam hidup saya. Ini adalah saat-saat yang meditatif, sebab saya ke

La Vie, C'est Si Bon!

Hari ini cukup menyenangkan sebetulnya. Kemarin juga. Sehabis jam makan siang, saya sangat puas tertawa. Terlepas dari topik apa yang diperbincangkan, membiarkan hidup berjalan apa adanya ternyata cukup membantu saya mengendurkan urat-urat tegang yang bikin susah tidur.  Kadang, masih ada saja pikiran-pikiran kusut yang mengusik kepala saya. Ketika tidak diterima dalam sebuah kelompok, kita cenderung berkecil hati, menyalahkan dan mengumpat bahwa kita pantas diterima. Dan menilai validasi itu penting. Lalu ketika berkecil hati, biasanya kita merasa kurang mempunyai keberhargaan diri.  Kalau penghargaan terhadap diri penting, bayangan bahwa ia adalah sayap bagi burung untuk terbang, kaki bagi kuda untuk berpacu dengan kecepatan, paru-paru bagi mamalia untuk sistem pernapasan, dll. Penting untuk sebagian orang, tapi untuk sebagian lainnya menjadi tidak terlalu penting.  Tak apa, penting atau tidak penting sebetulnya subjektif. Sama halnya dengan menerima bahwa ada sebagian kelompok yang

Teka-teki

:selepas membaca Buddha, jilid 3 Aroma buku yang khas, menuntun seorang anak kembali pada jalan pulang menuju rumahnya. Jauh. Dan tikungan memaksanya kadang terhenti, sebab bila hujan turun, mengalir di ujung bulu matanya yang kecil, wajahnya akan becek dan licin, kakinya akan melangkah sangat pelan dan lebih berhati-hati. Tikungan itu, memanjang dan berkelok. Ia berusaha keras mengingat bagaimana awal gang yang ditelusuri mengingatkannya pada huruf pertama sebuah teka-teki silang. Ia mengingatnya begitu keras seolah terbentur kepalanya yang batu itu pada sebidang tembok yang bebal dan kaku. Andai saja ia menjawabnya dengan tidak tepat, kemungkinan langkah selanjutnya akan menuntunnya pada jalan tersesat dan buntu. Meski menyilang, menurun, atau menyeberang, ia terus berjalan, sambil sesekali memikirkan jalan pintas untuk pindah pada pertanyaan selanjutnya, "Bagaimana seekor anak kelinci bergerak?"

Sangit

:Jam Kine (anagram) Aroma sangit Aroma terbakar dan hangus Musim panas menjadi-jadi Seorang pedagang memikul peti, memikul buku-buku tua, berkerak, dan menguning, memikul pengetahuan yang hanya dimahfumi di rumah-rumah ibadah Kita tersentak begitu menyadari ada yang bicara dengan nada sangat rendah "Psstt! Ini kacau Bukan saja siang hari makin panas Desas-desus birokrasi pun ikut mendidih Menyapu bersih pengetahuan, menyingkirkannya ke kotak sampah, Membakarnya di rumah duka, Lalu dilarung tanpa diberi mantra." Buat apa bersedih Bila jerih dan payah dipandang sebelah mata

Pembukaan Tahun

Di awal tahun, baru di hari ke-2, banyak sekali kejadian yang terjadi, baik yang menyenangkan atau juga yang tidak menyenangkan. Awal tahun ini, Lembaga Eijkman dilebur bersama BRIN, dan KDRT yang dilakukan oleh pasangan laki-laki pada pasangan perempuannya. Duh Gusti, jujur saya semalaman menangis membayangkan masa-masa sulit yang dihadapi oleh pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan dua kejadian itu. Semalam tidur pun tidak nyenyak. Terutama untuk Eijkman, semoga para saintis tetap semangat mengingat dedikasi yang telah dicurahkan tidak sedikit. Mungkin benar, kondisi ilmu pengetahuan di negara kita mati. 

Resolusi di Tahun 2022

Pagi tadi sempat berbincang sedikit dengan dua teman baik saya, mengenai apa yang akan dilakukan dan dicapai di tahun baru 2022. Yup, tidak banyak yang saya ingin lakukan selain lebih fokus dan mengerjakan lebih baik hal-hal yang ada di depan mata. Saya sendiri sebetulnya belum benar-benar siap kembali bertemu anak-anak setelah kurang lebih libur sekolah selama sepuluh hari.  Mudah-mudahan saya menjadi Mutia yang jauh lebih baik dan jauh lebih berkualitas dari Mutia di tahun 2021. Semoga saya menjadi Mutia yang lebih kuat, yang lebih bahagia, yang lebih bijaksana, yang lebih percaya pada diri untuk mengambil keputusan-keputusan yang baik juga meski tidak akan menyenangkan untuk banyak orang. Semoga saya berkembang menjadi Mutia yang lebih penyayang, memahami kebutuhan tubuh untuk istirahat yang cukup sebab kesehatan penting.  Kepada teman-teman semua, mari semangat ya! Apa pun yang menjadi cita-cita hari ini, semoga terwujud satu-persatu di tahun ini. Amin. Tabik!