Langsung ke konten utama

Popcorn Beraroma Karamel

sebuah interpretasi bebas dari film pendek hitam putih berjudul 'How Do You Know It's Love?' yang ditayangkan pada tahun 1950
Aku mencintai seorang pria dalam tubuhku
Yang bermain dalam kubangan air yang kotor
Memercikkan bagian yang basah dengan kedua kaki telanjang
Dan berteriak kegirangan

Aku lupa bahwa hari ini, ibu guru baru saja memberi tugas tambahan
Soal hitung-menghitung sebarapa jauh jarak kematianku kini
Sedang matahari yang baru saja lahir tadi pagi
Wajahnya bulat dan berwarna begitu cerah
Tapi pernahkah sekali saja kau tengok dari kaca jendela
Di bawah sana, beberapa lantai di bawahmu
Kita pernah sendiri, menimang kemana besok akan pulang
Sebab tidak semua sekolah bersedia menjadi rumah

Huruf-huruf menggantung di daun pintu dan terlihat abstrak
Aku membayangkan a sebagai apel yang pernah kita cetak di atas selembar kertas putih

Di bagian tengahnya merah
Kau menambahkan dua helai daun di sisi atas
Dan aku menempelkan setangkai ranting yang masih basah dari halaman sekolah

Sebuah koridor, membelakangi pintu keluar masuk kelas
Di sana aku menimbang waktu yang terpotong sia-sia ketika mengantre di depan toilet perempuan
Atau ketika mobil-mobil mulai tak sabar memasuki gerbang depan
Aku mesti menunggu sambil duduk bersandar
Mengunyah permen karet yang tidak manis lagi
Sambil sesekali memeriksa bekal makan siang tanpa nasi

Namun di perutku
Lampu lalu lintas sedang padam
Kekuatan listrik pun menurun
Cahaya tersedot menjadi bahasa yang lain
Yakni kebisuan yang terdengar klasik
Adegan film berwarna hitam putih ditembakkan pada dinding rahimku
Cinta seperti sel telur
Bekerja aktif selama tiga minggu hingga akhirnya menyerah
Ia luruh dan terpaksa mesti menanggalkan pakainnya satu persatu

Di pangkal pinggul yang nyeri
Cinta seperti tubuh seorang perempuan dewasa
Matang dan menggemaskan
Ia menjelma kedua pundak dan ciuman yang mendarat di atas leher
Aku bertanya, "how do you know it's love?"
Maka kembalilah di tahun 1950, ketika cinta masih dapat kau pangku
Dan menjelma mobil tua
Di kursi penumpang yang lapang kau bertanya-tanya
seperti inikah pingpong yang jatuh itu
Terpantul berkali-kali, bergetar seperti debar

'Ribuan popcorn beraroma karamel mendadak tegang
Meski sudah tak ada lagi dada'

Aku berseluncur
Memagut es yang licin
Sekali saja kau menjelma musim salju
Menjelma dingin dan beku


Jekardah, August 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Terjemahan William Wordsworth - I Wandered Lonely as a Cloud

Hari ini, saya mencoba lagi menerjemahkan sebuah sajak berjudul I Wandered Lonely as a Cloud yang ditulis oleh William Wordsworth. Selamat membaca kawan! Semoga apa yang kita baca hari ini, membuat kita merasa penuh dan bahagia.  *** Umpama Segumpal Awan Aku Berkelana Aku berkelana umpama segumpal awan Yang melayang di ketinggian melampaui lembah dan bukit, Ketika tak sengaja kudapati sejauh mata memandang, Sehamparan bunga-bunga daffodil; Di dekat danau, di bawah rimbun pepohonan, Bunga-bunga daffodil melambai dan menari dikibaskan angin. Tak henti-hentinya laksana bintang-gemintang yang berkilatan Dan mengerjap di keluasan bima sakti, Bintang-gemintang itu, meregang dalam lintasan tanpa batas Di sepanjang tepian danau yang luas: Sekilas kusaksikan berpuluh ribu, Bunga-bunga daffodil saling beradu lewat tarian yang begitu lincah. Ombak di sebelahnya menggulung dan pecah; namun bunga-bunga daffodil Menghempaskan kilauan ombak itu dalam sukacita: Seorang penyair menjumpai dirinya te...

2020 to 2024

The main themes for each year 2020 - pandemic, letting go, surrender, anxiety, invention, depression, betrayal, Italian food 2021 - teamwork, hope, vaccine, Italian food, people pleaser, hardworking, disappointment, letting go what doesn't serve me anymore, depressed, hard conversation, split, move on 2022 - healing, making plans, appointments with psychologists, false hope, broken heart, move on, blaming myself and others, seeking validation, betrayal, self love, meeting new people, photography, 2023 - fitness, new routine, falling in love, Montessori, self love, family, guilt, African food indecisiveness, failing to set boundaries, scared of failure, anger, manipulation, split, psychologist, hope, independence, redefining who I am, falling in love again, forgiveness, trust, adjustment to LDR, free from alcohol, cooking 2024 - family, gain my strength, self love, positivity, silence is gold, focus on becoming a better version of myself, gratitude, stress, peace, fitness, disciplin...

The Complexity

Last two days wasn't simple. I entered my bedroom and started to complain, "Why there's no one seemed to understand and listen to me? All of us has two ears but one mouth seemed louder and enough to create deafening sound that forced everything to lend their ears with no willingness."  I slammed the door. I threw my bag to the floor. I punched the wall that if they could talk, they would shout at me to stop. I kept punching the wall several times to mute the fire of the anger that burned my heart and head. The way I punched the wall was enough to break the bones of my hands into pieces. I might not show people that I was furious. I would just hide it till I found my safest place, I would resume to lose my sanity.  My chest was aching. My hand was numb. I found out that being destructive, would create a bigger pain than the anger did. That's when I gained the logical thinking back, I commenced holding the horse.  I moved backwards. I landed my feet on the bed and l...