Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Reflektif di Akhir Pekan

  Semalam saat hendak tidur, saya berencana bangun lebih siang.  Betul saja, mata baru benar-benar melek sekitar jam 10 lewat. Seperti biasa, sebelum melakukan aktivitas berat, saya minum segelas air dan merebus sayuran kesukaan saya untuk dimakan saat sarapan. Sambil sesekali mengecek ponsel untuk membaca 1 chapter manga Bleach. Baru satu minggu ini saya mulai lagi mengurangi konsumsi karbohidrat. Sejak wfh, gerak fisik pun terbatas, jadi tidak heran kalau berat badan pun naik beberapa kilo. Berbekal jargon 'aku menyayangi tubuhku' saya tidak begitu memedulikan perubahan fisik pada tubuh karena yang menjadi prioritas saya adalah pekerjaan.  Sebetulnya beberapa kali saya sempat mencoba untuk mengonsumsi makanan lebih sehat dan olahraga teratur, hanya saja saya kesulitan mengatur ritmenya bersama rutinitas harian saya, dimulai dari jam kerja dan jam tidur yang berubah. Dapat dikatakan hidup saya jauh dari kata teratur. Lalu saya harus mulai dari mana? Ok, jawabannya mulailah dar

2020, Terima Kasih

 Covid19 mengajarkan banyak hal, setidaknya kepada saya. Bukan hanya mengajarkan untuk lebih sadar pentingnya kesehatan dan kebersihan, tapi juga mengajarkan untuk berdamai dengan diri sendiri, dengan orang-orang terdekat, dengan masyarakat dalam komunitas, dan dengan sistem-sistem baru seperti PSBB yang memaksa kegiatan di luar menjadi terbatas.  Di tengah-tengah situasi ini, saya diingatkan dengan berbagai kebetulan, bahwa dalam kondisi yang sulit pun, saya dituntut untuk terus aktif belajar, bukan hanya untuk mengembangkan kemampuan baru atau memperbaiki hal-hal yang telah saya lakukan, tapi juga dituntut untuk menyadari bahwa saya masih punya banyak kekurangan, saya tidak lebih seorang medioker yang menganggap diri saya seorang ahli, padahal belum. Dibutuhkan jam terbang yang banyak, belajar lebih keras, komitmen dan dedikasi yang tinggi pada bidang yang saya tekuni. Terutama karena sejak SMA, saya sudah mengantongi izin dari orang tua untuk bersekolah di luar kota. Meninggalkan ru

The Uncertainty

When we're upset, disappointed, and in troublesome as well, we came to think that God has a bigger plan than what we'd planned, God is creating a surprise, and firmly we kept reassuring ourselves that this too shall pass.  What if the plot twists? What if this misery is merely the best thing since sliced bread to begin something new and unpredictable? What if this sorrow and this darkness indicate a genesis, a harmony of a big explosion and we mistake it for a destruction? If God is preparing a gift with the most beautiful wrapped paper, more or less, let's think otherwise. What if this happiness is just a figment of our imagination, another great unhappiness? Everything seems uncertain, and the uncertainty is the only certainty that shall never quit to rise.

Tanyakan Pada Dirimu

Apa yang ingin kau pugar, tapi tidak meninggalkan ciri khas sebelumnya, sehingga ketika kau menoleh, kau masih bisa merasakan hangatnya, bahwa memori indah telah merangkulmu, menjadikanmu manusia penuh ambisi, tapi senantiasa bersuka cita dengan berbagai kegagalan dan keberhasilan yang tidak seberapa? Apa yang ingin kau kenakan, ketika musim hujan mengguyur basah halte-halte bus, sedikit memaksa pengendara roda dua yang bersikeras menerobos jarak pandang yang pendek untuk minggir, bahkan kekasihmu, yang menjadi sedikit mencemaskan kepulanganmu? Apa yang akan kau masak di dini hari, ketika kompor tidak menyala, api menghianatimu, kabel tabung gas tersumbat, tak ada panas, sayuran mentah, bumbu kuning belum juga tertumis, minyak pun tak mendidih, amarahmu lesu dan mendingin? Dimana kau hendak tidur menghabiskan malam yang kejam selepas pukul satu, sedangkan rumah makin sulit membuka pintunya bahkan bagimu yang bukan orang asing, atau ketika definisi rumah, tetaplah rumah meski di sana ke

November

 It's nearly 11 pm and I still cannot function well. Not to get people's attention, I'm going to say when I get mad with someone, I rarely will feel better soon in a blink of an eye. It takes me like hours, even days, to calm myself down. Getting upset and angry at the same time is valid, and we're all allowed to express it no matter what. I have some tasks that needs to be done today before running for office tomorrow morning. As you know, I keep doing nothing, sitting in front of my laptop and trying my hardest to buckle down. It's a nightmare, I don't even manage to complete all of them. All I want to do is create the mess, let myself punch the wall thousands times, scream as loud as I can, cry like a baby. That's it! Is it ok my fellow friends to let myself sink in the deep blue sea and never come back? I second the notion everybody is beyond my control, but will they ever be all ears?!  When I get mad, I feel like I turn invincible, the minority that th