HALLE
Untuk seorang diri dari masing-masing kita yang hampir
hilang pada diskusi saat itu, pejamkan sebentar saja mata dan lebarkan sedikit
saja tangan kita. barangkali kita akan mendapati seluas pandang padang hijau-putih
dan rumah yang terjamah oleh pendoa. Mereka khusuk melayangkan rapalan tersulit
dan yang kita butuhkan bukan sekadar kamus bahasa asing untuk mampu membacanya.
Cukupkah kita cuma diam sambil melihat ke arah luar?
pemandangan yang lain di sana bukannya sama saja seperti nanar mata kosong tangis anak yang terlentang menggapai dada ibunya?
Halle, anak itu sudah besar. Kamu tahu jalan mana yang
sering ditempuhnya saat pulang sekolah? Ah tapi kamu pasti bilang hanya Tuhan
yang tahu. tuhan yang terjaga memonitori kita saat semua kehidupan bukan lagi sebuah
pesta.
Anak itu anak yang menyebut tubuhnya pohon. Ibu bapaknya
dianggap Tuhan yang mengatur garis-garis kelahiran di tanggannya. Anak yang
melupakan semua kesenangan, getir anggur saat panen, juga limbung pada seloki
minuman dingin. Anak itu yang dibiarkan diberi nama Lujah oleh Tuhannya
barangkali cuma bisa ketawa lewat tenggorokannya.
2015
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin