Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Perkenalan

selamat sore perkenalkan saya pikun yang sering mondar-mandir tiap sore di depan warung anda maaf mengganggu saya saat ini bingung anak kelima saya, si buta dari pagi tadi belum pulang juga maklum, pagi tadi saya menyuruhnya membeli racun ginjal tikus di rumah saya ibu-ibu tikus pada gemar kawin saya khawatir nantinya si buta malah lupa jalan pulang apalagi di persimpangan jalan rumah saya ada selokan lubang kuburan tanah kosong yang katanya mau dibuat gedung-gedung bertingkat padahal kalau bangunan tersebut resmi dibangun pasti keluarga saya dipaksa pindah rumah saya digusur hak milik tanah dibeli dan dipindah secara paksa jadi, saya datang ke warung anda saat ini mau bertanya apakah anda melihat atau bahkan sempat berbicara banyak pada si buta rambutnya gimbal sebahu pinggangnya agak sedikit menjorok ke dalam dadanya lebar mukanya runcing alis kirinya ada garis putus-putus kalau dia bicara seka sekali menyebut nama kekasihnya si pincang dan yang terpentin

Pengertian Sebuah Makna yang Begitu Dalam

Apalah arti pagi dan rindu yang pernah kita bincangkan pada sebuah telepon genggagm bila tak banyak yang kita mengerti untuk sebuah makna, semestinya kita telah lama paham tanpa mesti berkelahi dan berguling dekat kemaluan yang dilapisi kain selimut barangkali karena kita terlalu sering merebahkan keras kepala yang begitu menyakitkanlah seolah ketika pagi dan rindu mulai masuk bersamaan pada mata lalu ke jantung masing-masing ada sebuah gejolak yang terus berontak dan bernyanyi-nyanyi dengan suara yang senantiasa ingin berpelukan namun begitu lirih dan mengemis-ngemis rintih padahal tak ada lagi tempat yang lain yang dapat kita lalui selain lubang sepatu yang hampir dimakan rayap dan kutu untuk menuju ruang yang menjadi awal mula bertemunya pagi pada rindu beramsalkan kita yang dulunya benar-benar tak mampu mengerti segala pintu masuk yang bertuliskan "pi, mungkin dua bulan lagi kita akan menjadi sepasang merpati yang baru saja bunting. menahan luapan keringat d

Apa Saja yang Tak Luput dari Kami

bila kau lihat segumpal daging menyembul dari selangkangan yang terluka bekas pelor panas pembunuhan lima tahun lalu masih ada rasa nyeri yang diam-diam memukul tubuh kami hingga malam dan siang berlari berkali-kali kami menghalangi dentuman yang berdenging demi pengupingan yang bermuara pada arus pengeras suara di kamar ini maka saksikanlah pula berkilo keringat diperas lengan baju dikoyak celanadalam merah dilucuti lalu pada yang saat itu mati mengalir ribuan nama kelahiran yang manis menjadi hilang tanpa ada yang kembali seruan ini seruan yang terkumpul oleh kusam wajah kami. retak pada kaca makin bertambah maka makin banyak pula lubang dari ingatan kelam kami ditutup, lalu digali. sementara lubang yang lain menganga. teriak kami menguapkan awan panas. kilang-kilang minyak telah terbakar. kepulan harapan dan airmata tumbuh sumbur merimbun di ladang yang penuh darah selain garis tahun yang menggaib di tangan kami saat itu tak pernah ada kening puti

Tentang Suatu Malam dan Secangkir Kopi

Siapa tak kenal langit merah di bawah dada wanita yang mendekap anaknya Siapa tak mengenal bunyi jantung dan meriam yang memoncongkan bom-bomnya Di tengah pemukiman rumah-rumah semut dan ratunya Siapa tak mengenal terompet dan tarian rumbai yang muncul pada ledakan pertama kembang dan lidah apinya Tidak akan mungkin mengenal ibu yang tertelungkup dumakan batu Tidak akan mungkin mengenal bahwa saat itu juga ada tiga anak yang ribut di tengah kawah asam Saling ribut bertikam-tikaman de bawah tajam lading Sebab tidak ada garam yang muncul Dari pecahan gula dan air setelah yang tak mengenal itu berani menuang minuman Serupa kopi, dan air hangat yang tiba-tiba menjadikan cangkirnya penuh Dapurnya yang putih dijadikan berkabut-kalut Maka dari sendok dan nampan berpayet bunya melati Diaduknyalah si kopi agar jadi. Kemudian yang tak mengenal itu pun mencungkil putih melati di nampannya “Biar bisa ditabur, dan warnanya jadi lebih cerah Tak jadi hitam saja. Bukan kopi nama