Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Terus Bangkit

Siapa sih di antara kita yang akan tahan saat sedang cemas? Tapi, apa ya kalau terburu-buru lari dari kecemasan akan membuat masalah teratasi? Bagaimana dengan menikmatinya sejenak alih-alih hanya menggeluti cara cepat menjauhi kecemasan? Semakin bertambah usia, saya cenderung bereaksi cemas ketika hendak menghadapi suatu hal yang baru. Mengapa? Karena itu membuat saya tidak nyaman. Namun ada sisi lain yang barangkali belum terjamah mengenai kecemasan, salah satunya adalah dampak cemas terhadap diri saya. Cemas artinya saya tidak siap dengan perubahan, padahal perubahan tidak selalu berarti negatif. Cemas dapat menjadi indikator bahwa ada yang mesti saya upgrade dari dalam diri saya. Tidak hanya untuk menjawab tuntutan zaman, tapi juga untuk kebaikan diri sendiri, bahwasanya saya saya harus berkembang menjadi lebih baik lagi.  Lalu apa yang saya rasakan atau bagaimana reaksi saya ketika sedang cemas? Ada beberapa hal yang saya rasakan, paling tidak ini cukup membuat saya kewalahan. Mis

Berlayar Kapal Feri Brooklyn

Tulisan ini merupakan sajak Walt Whitman, yang saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia, berjudul  Crossing Brooklyn Ferry.  Selamat membaca ya! Berlayar Kapal Feri Brooklyn 1 Air pasang menggenang di dasar kakiku! Aku melihat kalian berhadap-hadapan! Angin dari Barat -- matahari hampir terbenam -- aku menyaksikan kalian juga berhadap-hadapan! Tuan dan Puan yang mengenakan pakaian sewajarnya, betapa kalian menyita perhatianku! Di atas kapal feri beratus-ratus yang berlayar, yang kembali pulang, membuatku terpegun dari yang kalian bayangkan, Dan kalian yang akan berlayar dari pesisir ke pesisir bertahun-tahun kemudian adalah segalanya bagiku, bagi samadi-samadiku, lebih dari yang kalian perkirakan. 2 Tercukupinya aku secara spiritual dari hal-hal di sekelilingku sepanjang waktu, Kerangka yang sederhana, ringkas, dan tersusun dengan matang, sekali pun diriku tercerai-berai, bahkan siapa pun yang luluh-lanta juga bagian dari kerangka itu, Begitu pun antara yang silam dan yang akan datang,

Berlayar Kapal Brooklyn

Tulisan ini merupakan sajak Whitman, yang saya terjemahkan dalam Bahasa Indonesia, berjudul Crossing Brooklyn Ferry. Selamat membaca ya! Berlayar Kapal Brooklyn Ia tak mengarungi waktu, tak juga ruang, begitu pun jarak Aku bersama kalian, wahai sekelompok orang yang berlayar, atau bahkan berjumlah lebih banyak lagi dari yang ada di sini, Aku meraba apa yang kalian raba saat memandangi sungai dan langit, Seperti kalian, aku satu di antara kerumunan yang padat itu, Aku terhibur sebagaimana kalian terhibur oleh kedamaian sungai dan linangannya yang mengilap, Meski melaju diiringi arus yang kencang, seperti kalian, aku diam dan bertumpu pada jeruji, Aku menyaksikan sebagaimana kalian menyaksikan barisan tiang layar dan cerobong asap kapal nan tebal. *** Crossing Brooklyn Ferry It avails not, time nor place-- distance avails not, I am with you, you men and women of a generation, or ever so many generations hence, Just as you feel when you look on the river and sky, so I felt, Just as any of

Unspool the String

 Sebab di sanalah aku kerap menguntit mencuri kutipan-kutipan yang dengan mudah kuingat Sebab akan repot jika mesti kubawa kemana-mana: akan penuh jika dimasukkan ke dalam tas apalagi jika disimpan dalam ponsel, gampang sekali terhapus Makanya aku gemar menguntit  Menjahili setiap posting-an yang kau muat mingguan Tak apa, aku masih sanggup menunggu bahkan jika tersesat saat meng-input kata sandi sebuah email Kalau pun ya, aku tinggal membuat yang baru Semua hal tergantikan, tahukah kau? Bahkan seseorang yang pernah tidur di sebelahmu seseorang yang paling kau rindukan  atau seseorang yang kepadanya  kau kirimkan parsel paling manis di hari ulang tahunnya akan digantikan oleh seseorang yang lain bahkan oleh mesin sekali pun Di bawah kecemasan dan bayang-bayang ketakutan  aku menggarisbawahi caramu bernapas pagi ini sebelum matahari menyambungputuskan yang dekat dan jauh yang gelap dan terang yang dingin dan terik Di taman yang rimbun pohon-pohon tidak sabar menyambut hujan anak-anak pu