Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Peluk Diri

Belakangan saya gampang banget merasa panik, termasuk untuk hal-hal yang sebetulnya belum tentu akan terjadi. Tapi dengan begini, saya mencoba memahami diri sendiri, sebut saja peluk diri. Barangkali ini bukan pertama kali saya merasa jatuh cinta pada diri sendiri setelah melewati berbagai perjalanan yang tidak mudah, mungkin akan mudah bagi beberapa orang, setidaknya bagi saya tentu tidak mudah. Saya teringat dengan beberapa hal yang dulu rutin saya lakukan untuk membantu diri, atau lebih tepatnya memulihkan diri. Salah satunya olahraga. Jujur baru di tahun 2015 saya mulai mau rutin berolahraga. Dimulai dari hal yang paling simple, yakni lari pagi setiap hari. Kebetulan apartemen saya dulunya sangat dekat dengan area kampus, tinggal menyeberang jalan dan stasiun. Sekarang tinggal mengumpulkan energi dan kemauan yang lebih besar, karena tidak mudah memulai sebuah rutinitas yang hampir setahun ini mulai saya tinggalkan, apalagi kalau bukan alasan pekerjaan. Malam ini sebelum tidur...

Jealousy

Kutipan dari jurnal "Jealousy in close relationships: Personal, relational, and situational variables" Two things that triggered two types of jealousy (both emotional and sexual jealousy) are apathetic communication and behaviour that indicates a relationship has been formed with a third person. Anyway jealousy is functional, normal  (maybe that's how I deal with jealousy), and complex phenomenon, and an emotion regarded as serving to man's adaptation to life, emerged as a defense against being abandoned or cheated on.

Hey!

You better off encourage other people to love themselves instead of you: yourself. And "Hey" simply makes me sound like a horse. Oh I'm craving for doing nothing (with you).

Alkisah Menghitung Hari

Menunggumu, seperti hujan yang tak turun berhari-hari Mengendap di atas sana Hanya sesekali mendung dan gerimis tipis Lalu panas terik, menerjang pipi kiri dan kananku Serupa hujan, di kota ini yang dingin dan sejuk telah raib Menguap dan terangkat Namun menunggumu Bukan juga menyoal waktu atau rumus matematika Lima menit terasa lama dan mematikan Sepersekian detik aku terpejam berkali-kali Menghitung yang hilang dan berlalu begitu saja Tapi tidak denyut nadiku, debar yang semakin kencang, sebab di situ di dadamu "Aku menemukan yang tidak kutemukan dalam filsafat" -2020

P E S A W A T K U

Alkisah menghitung hari Di taman kanak-kanak Kelinci putih hendak berlari Menyeret layang-layang hijaunya ditimpa angin yang sedikit lebih berisik Ia bergegas, berlarian tanpa henti Menerobos ranting yang patah  Daun yang menguning Embun yang berseliweran, membikin kabut Ia menyebutnya awal mula kehidupan Sebab ketika matahari yang belum juga panas muncul mencium keningnya dan berucap: Pergilah! Tak ada yang menantikanmu pulang Kecuali keberangkatan Lalu diterbangkannya layang-layang itu Dibiarkannya meninggi Bumi nampak semakin jauh  Seekor kelinci pun sendiri Namun ia teringat selembar kertas origami Terkapar di atas bangku Sisa kemarin, atau beberapa hari yang lalu Dan ranting patah yang terbentur ke tanah Daun yang mulai gompel dan koyak Begitu pun embun perlahan menipis Diambilnya semua Dibungkuskan ke selembar kertas Begitu pun mimpi-mimpinya Tak satu pun tersisa Kelinci putih pun melipat tubuh kertas  ...